Penulis : Dinda Pranata
Bagaimana jadinya jika berita yang kita dengar hanya cerita bohong ? Tentu saja tidak hanya menyesatkan tapi juga merugikan pihak-pihak yang terkait. Bagaimana bisa informasi bohong atau Hoax lebih cepat meluas dibandingkan dengan yang asli/benar ini dijelaskan menurut sains.
Penelitian mengenai berita bohong ini dilakukan oleh peneliti dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang mengikuti perkembangan dari twitter. Para peneliti melihat adanya kecenderungan pola penyebaran konten informasi dari orang yang memiliki follower terbanyak yang di-twet dan di-retwet oleh pengikutnya. Dari penelitian tweeter tersebut ditemukan bahwa informasi bohong menangkap lebih banyak atensi dengan jumlah 10.000 re-tweet dibandinhkan berita asli yang cuma 1000 re-twet.
Peneliti melihat beberapa topik yang sering memunculkan informasi bohong yaitu masalah politik, ekonomi, teroris, bencana alam, hingga urban legend. Dari semua topik yang dinilai memiliki nilai paling tinggi yaitu politik dimana masalah politik bisa mempengaruhi banyak faktor terkait suasana di sebuah lingkungan.
Menurut Soroush Vosoughi, Deb Roy, dan Sinan Aral melalui jurnal yang dipublikasikan tahun 2018 yang mana ditemukan bahwa para pengguna twitter yang diteliti selama 10 tahun menyebarkan informasi dan menangkap informasi dari sumber asli sampai informasi itu meluas. Mereka menangkap ‘cascade’ atau aliran informasi bohong ini melaui retweet dan replies.
Sedangkan menurut Nature Science penyebaran melalui 2 cara pertama cara dengan menyebarkan melalui orang-orang yang memiliki follower terbanyak seperti yang dikatakan sebelumnya dan cara kedua dengan memasukkan informasi real dengan kebohongan dengan informasi bohong yang mendominasi isi konten.
Baca juga: Melek Literasi Informasi Perangi Berita Hoaks. Bagaimana Caranya?
According to Nature News, are two ways a tweet can cascade. If a famous celebrity with a million followers shares it, it might be retweeted by 10,000 of their fans. Or it could be shared by a person with few followers, all of whom retweet it. Then those users’ followers retweet it and their followers’ followers retweet it until eventually, it gets to a crowd of 10,000. The first example, where a bunch of people share one person’s tweet, is called a shallow cascade. The second, where the tweet is shared via a chain of thousands, is deep. And in the battle between real news and fake news, fake news dominates both varieties.
Lalu mengapa orang cenderung menyukai informasi bohong dibanding dengan informasi yang asli. Penyebar informasi sudah pasti menemukan bahwa orang menyukai sesuatu yang mengejutkan dan di luar dugaan. Penyebar informasi menambahkan kesan emosi dan pendapat subjektifitas yang bisa mempengaruhi kondisi emosi dan pemikiran pembacanya. Hal ini yang disebut sebagai kesan novel atau yang kita kenal dengan nama ‘Lebay’ atau mendramatisir.
Sedangkan jika para pembaca membaca dari sumber asli atau informasi yang asli. Di sana ditemukan tidak adanya kesan emosi atau ‘drama’ dalam penyampaiannya dan terkadang terkesan ‘membosankan’ bagi pembaca. Selain itu, orang cenderung mencari persamaan persepsi dengan apa yang mereka lihat dan pikirkan dibandingkan dengan informasi yang asli yang cenderung kontradiktif dengan pemikiran mereka. Dengan kata lain pembaca banyak yang mencari persetujuan daripada pencarian fakta yang aktual. Hal ini yang menjadi kunci para penyebar konten bohong dalam meluaskan informasi.
Untuk itu para peneliti bersama-sama mengupayakan untuk mereformasi kebijakan media untuk mengelola informasi dan berita. Salah satu profesor dalam bidang media Deb Roy yang menjadi Ilmuan media di twitter sedang mengembangkan alat untuk mengukur percakapan publik melalui kata kunci yang memungkinkan informasi bohong mudah menyebar.
Baca juga: Terjebak Dengan Hoax? Ikuti Caranya Agar Bisa Membedakan Hoax Atau Bukan.
Dengan melesatnya informasi masa kini, dan mudahnya informasi ini didapat perlu adanya perhatian dari pembaca. Daripada mencari persamaan persepsi dan persetujuan mengenai pandangan, ada baiknya mencari fakta dan informasi faktual untuk meluaskan pandangan. Masih mau tertipu dengan informasi bohong yang merugikan ?
Source :
https://curiosity.com/topics/fake-news-spreads-way-faster-than-real-news-online-curiosity/
https://www.nbcnews.com/health/health-news/fake-news-lies-spread-faster-social-media-truth-does-n854896
http://www.bbc.com/news/technology-43344256
Comment
7 Responses