Penulis : Dinda Pranata
Bermain musik dan bernyanyi merupakan aktifitas yang menarik dan bisa melepas stress. Tapi, untuk bisa bermain musik dan bernyanyi banyak orang yang perlu mempelajari tekhik-tekhnik seperti membaca huruf balok dan mengerti nada. Nada yang tersusun tersebut berbunyi do-re-mi-fa-sol-la-si merupakan nada-nada dasar yang dimengerti semua orang. Lalu siapa yang menemukan dan mengapa nada dasr itu dibunyikan seperti itu.
Kata do re mi tersebut sebetulnya murni bukan dasar sebuah nada. Kata tersebut diambil dari hymne gereja di tahun 900an. Seorang pemusik bernama Guido De Arrezo ditugasi mengajar paduan suara pada tahun 1025 di gereja. Pada masa itu namanya dikenal karena kemampuannya dalam berinovasi di bidang musik.
Ia memiliki metode penggambaran nada dimana menggunakan garis dan huruf balok yang kita kenal sekarang. Ia juga memberi warna pada setiap nada seperti nada F dengan warna merah atau C dengan warna kuning. Hal itu dilakukan agar para pemusik atau pembaca not tersebut mengerti nada apa yang dimainkan. Ia berpendapat orang akan mengingat nada apa itu jika nada tersebut sudah familiar dengannya. Ia menuliskan sebagai berikut
If, therefore, you wish to commit to memory any pitch or …you ought to mark off that pitch or neume at the beginning of some very familiar melody, and to retain any pitch whatsosever in your memory, you ought to have readily at hand a melody of this kind which begins from the same pitch. For example, let there be this melody, which I use in teaching choirboys both at the beginning of their training and even at the end…
Hymne gereja yang diciptakan oleh Guido tersebut “Hymne tp Saint John The Baptis.” Susunan dari lagu ini dijadikan dasar untuk kunci nada Do re mi. Dikutip dari blog.oxforddictionary.com lirik lagunya sepert berikut
Ut queant laxis
resonare fibris,
Mira gestorum
famuli tuorum,
Solve polluti
labii reatum,
Sancte Iohannes
Nada musik yang dikenalkan oleh Guido diberi nama hexachord yang terdiri dari 6 tangga nada dan kemudian dikenal juga dengan Solfege.
Kemudian ditahun 1640 dan sekitar abad ke 17, hexachord kemudian dimodifikasi dimana Ut diganti namanya dengan do oleh Giovanni Batista Doni. Hal ini karena menurutnya Ut tidak cocok dijadikan tangga nada karena pengucapannya yang tidak umum. Nama Do diambil dari kependekan namanya yaitu Doni.
Berbagai pengembangan variasi dari Hexachord mulai berkembang di Prancis, Italia dan Inggris. Hexachord kemudian menjadi tangga nada kunci dalam permainan musik. Setelah kemunculan Hexachord, tangga nada ini mengalami banyak modifikasi dan penambahan. Seperti penambahan Si pada tangga nada setelah La. Namun, tidak ada yang tahu pasti siapa yang menambahkan dan kapan penambahan tersebut. Pada abad ke 19 seorang guru musik bernama Sarah Anna Glover, mengganti Si menjadi Ti untuk membedakan dengan nada Sol yang ada pada tangga nada sebelumnya.
Lalu, pada tahun 1850 tekhnik Tonic Sol-Fa dikembangkan di Inggris Oleh John Curwen. Teknik ini menggunakan metode nada Do tidak selalu pada kunci nada C. Dalam arti Do bisa berubah menjadi G tergantung dari kunci nada mana yang mendekati. Metode lain juga dikembangkan di Amerika dengan nama Fasola yang menekankan nada dengan empat suku fa-sol-la-fa-sol-la-mi-(fa) dan bertahan di beberapa wilayah di Amerika Serikat.
Ternyata nada do re mi yang kita kenal sekarang sudah ada ribuan tahun lalu. Ia mengalami perkembangan sejak masa pertama diperkenalkannya nada. Nada ini pun sukses menjadi dasar para pemain musik menciptakan karyanya. Masih mengira do re mi ini tidak memiliki sejarah ?
Source :
https://curiosity.com/topics/the-unexpected-1000-year-old-origin-of-do-re-mi-curiosity/
https://blog.oxforddictionaries.com/2015/03/04/sound-of-music-history-do-re-mi/
https://www.britannica.com/art/solmization