Penulis : Dinda Pranata
“Eh.. Kemarin ada diskon lipstick matte lho!”
“Lipstickmu merek apa ? bagus banget kalau dipake.”
“Ya ampun, warnanya cantik banget lipsticknya.”
benda kecil yang sering menjadi perbincangan para wanita ini tidak pernah lepas diobrolin. Lipstick. Ya, Benda kecil yang sering dibawa wanita kemana-mana dalam tasnya. Lipstick ini ternyata sudah ada sejak lama lho.
Benda kecil ini sudah ada sejak 5000 tahun lalu. Keberadaannya sudah ada sejak peradaban di asia dan juga mesopotamia. Jika sekarang lipstick digunakan oleh wanita saja, namun pada masa lalu lipstick juga digunakan oleh kaum pria. Mengejutkan bukan ? Lalu bagaimana cerita lipstick ini dimulai.
Pada masa mesir kuno penggunaan makeup pada pria dan wanita dilambangkan sebagai status sosial seseorang. Orang Mesir membuat lipstick dari tumbuhan seperti rumput laut atau hewan seperti serangga cochineal. Pada masa itu kebanyakan lipstick yang dibuat berwarna hitam atau ungu. Bahkan menurut penelitian orang mesir menggunakan bahan timbal dan bromine untuk menggasilkan lipstick yang berkualitas. Namun sayangnya lipstick berbahan itu tidak baik untuk kesehatan dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Sebagai penggunaan lipstick di Mesir dapat dilihat dari tokoh-tokoh seperti cleopatra dan nefertiti.
Gebrakan dan inovasi terpenting terjadi pada masa Islamic Golden Age pada abad ke-9. Pada abad ini seorang ahli kimia dan kosmetik bernama Abu al-Qasim al-Zahrawi berhasil menginovasi lipstik berbentuk padat dan beraroma harum dan inovasinya ini banyak dikembangkan hingga saat ini.
Lalu, pada abad ke 16 di Eropa pada masa pemerinahan ratu Elizabeth I perkembangan lipstick mulai terlihat kembali. Sebelum masa ratu Elizabeth I, Eropa sedang berada pada masa Dark Ages sehingga mengalami penurunan dalam bidang seni, pengetahuan dan inovasi yang lainnya. Sehingga salah satu peranan terpenting dari masa itu adalah Gereja sebagai pemilik kebijakan dan aturan. Namun, pengguna lipstick oleh kaum gereja diklaim sebagai seorang pengikut atau sekte pemuja setan. Lalu kepopuleran kembali pada abad ke 16 oleh ratu Elizabeth I.
Pada masa ratu Elizabeth I, lipstick terbatas digunakan oleh aktor, aktris, dan gadis bangsawan. Setelah itu, 3 abad kemudian setelah masa ratu Elizabeth I, lipstick mengalami penurunan derajat dimana dikenal sebagai lambang prostitusi.
Kemudian pada abad ke 19, sekitar tahun 1920 lipstick secara permanen digunakan oleh wanita. Di tahun 1923, James Bruce Mason Jr. membuat lipstick yang berbentuk lonjong dan terkenal hingga sekarang ini, Di tahun 1920 juga ada gerakan feminisme pertama yang membuat wanita memiliki hak dalam memilih. Sehingga lipstick disimbolkan sebagai lambang feminisme.
Awalnya lipstick yang terkenal berwarna merah cerah karena dianggap sebagai lambang daya tarik sensual. Namun kira-kira di tahun 1960 dan 1970-an mulai bermunculan dengan warna dan tampilan yang lebih menarik seperti glossy atau ditambahi dengan formula-formula tertentu. Hingga di tahun 2000 dan sekarang lambang lipstick bukan hanya sebagai simbol feminisme tetapi juga lambang ekspresi diri.
Dari sini benda kecil yang sering dibawa oleh wanita ini sudah melalui masa yang panjang. Walau benda ini kecil namun lipstick ternyata usianya tua sekali lho bahkan sebagai buktinya bahwa lipstick sudah ada sejak zaman mesir kuno, di sarkofagus cleoplatra atau nefertiti diberi warna merah pada bagian bibirnya.
Source :
http://www.ancient-origins.net/history-ancient-traditions/brief-history-enduring-iconic-female-phenomenon-red-lipstick-007842
http://www.stylecraze.com/articles/a-complete-history-of-lipstick/
https://www.glamour.com/gallery/great-moments-in-lipstick-history