Penulis : Dinda Pranata
Deja Reve sebuah istilah yang tidak banyak orang tahu. Istilah ini hampir serupa dengan déjà vu yang tidak sedikit orang yang kenal. Kondisi déjà vu berasal dari bahasa Perancis yang berarti ‘sudah pernah melihat’ sedangkan Deja reve ini memiliki ‘Sudah pernah bermimpi”. Kondisi ini cukup aneh dan tidak wajar bagi kebanyakan orang dan bahkan orang yang mengalaminya. Jika kita sudah mengenal istilah déjà vu, Lalu apa itu deja reve?
Deja Reve Bukan Hal Mistis!
Banyak peneliti yang meneliti kondisi orang yang mengalami deja vu dan deja reve. Hal ini berkaitan dengan kondisi otak ketika kita tidur dan bermimpi. Deja reve merupakan kondisi saat kita merasa pernah bermimpi suatu kejadian dalam mimpi sebelumnya. Menurut sebuah studi mengatakan bahwa pengalaman tersebut umum terjadi ketika otak mendapatkan simulasi elektrik sebagai bentuk pengobatan orang dengan gejala epilepsi. Perasaan seperti pernah bermimpi dalam situasi dalam mimpinya bisa jadi merupakan bentuk fisiologi yang terjadi dalam otak.
Dalam studi yang dilakukan, orang yang mengalami kondisi deja reve dapat dibagi menjadi 3 kategori :
- Episodic : Seseorang yang mengalami fenomena dalam bentuk ini merasa bahwa mereka pernah mengalami kejadian tersebut dan mampu mengetahui kapan mimpi itu terjadi dalam kurun waktu tertentu.
- Familirity-Like : Seseorang yang mengalami fenomena dalam bentuk ini mampu melihat mimpi secara samar dan mampu mengenali kejadian setelah mereka bermimpi. Otak mereka akan memberikan adegan-adegan yang terjadi dalam mimpi secara samar-samar.
- Dreamy-State : Seseorang yang berada dalam kondisi ini sebenarnya tidak pernah merasa bermimpi mengalami sesuatu yang sama dalam keadaan nyata, mereka menganggap bahwa kejadian yang mereka alami aneh dan seperti mimpi.
Melihat Mimpi dalam Mimpi?
Seperti penjelasan di atas bahwa deja reve merupakan fenomena melihat saat kita bermimpi dan mengingat mimpi itu berulang. Seseorang yang mungkin bercerita tentang kondisi deja reve-nya membuat kita berfikir dia seperti seorang cenayang. Padahal secara ilmiah mimpi tidak selalu berhubungan dengan hal mistis atau imajiner semata. Menurut seorang pakar mimpi menjelaskan bahwa mimpi adalah gabungan ingatan baik yang terjadi di masa kini, masa lalu atau harapan masa depan.
Berdasarkan penelitian tahun 2010, sekelompok peneliti melakukan eksperimen yang mengkategorikan antara usia, frekuensi pemanggilan mimpi dan faktor usia. Dalam penelitian tersebut menghasilkan bahwa pengalaman ini berkaitan dengan personaliti seseorang hingga seringnya mengingat suatu kejadian dalam mimpi yang memicu kondisi tersebut. Dari penjelasan penelitian tersebut, maka pengalaman tersebut dapat dikategorikan sebagai pengalaman yang wajar.
Deja reve sendiri masih sebuah fenomena yang baru dan peneliti masih meneliti tentang fenomena ini. Kondisi ini masih dianggap aneh, namun penelitian yang baru saja dilakukan mengatakan bahwa fenomena ini masih bisa dijelaskan dengan akal sehat dan ilmiah. Masih merasa aneh dengan fenomena ini?
Source :
dailymail.co.uk
inverse.com
Funkhouser, Arthur T., and Michael Schredl. The Frequency of Déjà vu (Déjà Rêve) and the Effects of Age, Dream Recall Frequency and Personality Factors. University Library Heidelberg, 2010.