Penulis : Dinda Pranata
Pulau Pingelap terletak di wilayah micronesia dimana pulau ini ada di antara Filiphina dan Hawaii. Kondisinya yang berada ditengah ini membuatnya berada di kelompok etnografi pulau pasifik. Hal yang mengejutkan dari pulau ini adalah penduduknya dan kondisi masyarakat yang tidak biasa. Seperti apa sih ?
Pulau Pingelap Dan Buta Warna
10% penduduk pingelap mengalami kondisi yang disebut sebagai Achromatopsia. Kondisi ini merupakan jenis kelainan buta warna yang hanya bisa dialami oleh 1:30.000 orang di dunia. Buta warna jenis ini merupakan buta warna yang sangat parah. Kondisi ini menyebabkan orang sangat sensitif terhadap cahaya dan sangat buruk terhadap visualisasi.
Kondisi kelainan ini ditemukan oleh seorang ahli syaraf bernama Oliver Sack tahun 1996 yang menemukan kondisi masyarakat di pulau ini. Ia kemudian mempopulerkan istilah pulau buta warna. Ia menjelaskan dalam bukunya The island of color blind bahwa kondisi ini terjadi akibat badai topan yang menewaskan banyak warga. Dari badai itu hanya 20 orang yang selamat termasuk raja. Raja yang memiliki kelainan achromatopsia ini menurunkannya ke warga yang sekarang tinggal di pulau ini.
Kondisi buta warna dengan achromatopsia ini disebabkan adanya disfungsi di bagian kerucut dalam mata. Kerucut ini tidak bisa berfungsi dengan baik dan yang berfungsi hanya bagian yang tidak sensitif oleh cahaya. Alhasil, mereka hanya bisa melihat dengan warna abu-abu. Sebagai akibatnya, orang yang mengalami kondisi ini akan sensitif terhadap cahaya.
Pulau Pingelap dan Kehidupannya
Mayoritas penduduk pulau pingelap hidup sebagai nelayan dan berkebun. Wilayahnya cukup kecil sehingga hanya ada satu jalan utama, satu sekolah dasar dan dua gereja. Karena kondisi masyarakatnya yang memiliki keadaan buta warna achromatopsia, masyarakatnya sangat kesulitan untuk beraktifitas di siang hari.
Sebagian dari mereka menggunakan kaca mata hitam untuk beraktifitas di siang hari. Kacamata ini digunakan untuk melindungi pengelihatan mereka dari terangnya cahaya matahari. Pasokan kacamata dan lensa untuk mata mereka masih sangat minim.
Hal ini dilaporkan oleh seorang fotografer dari Belanda bernama Sanne de Wilde pada tahun 2015. Ia ingin mengekplorasi wilayah ini dengan kameranya dan melihat secara langsung kondisi di pulau ini. Ia tinggal di pulau ini selama beberapa hari dan mengamati bagaimana penduduk ini hidup dan beraktifitas. Ia berbincang-bincang dan menemukan hal luar biasa dimana orang-orang ini diminta untuk memberi warna pada obyek hitam putih mereka. Mereka bisa menggambarkan dengan akurat dan realistis.
She shot in black-and-white and in infrared, creating eerie colors and explosions of light. After returning home to Amsterdam, De Wilde asked people with achromatopsia to add a little color to some of her black-and-white prints. The colors they chose were surprisingly accurate, and the resulting images remarkably realistic. “We live in a world where there’s a lot of pressure for people to see the same, and to perceive the world the same way,” De Wilde says. “You see how hard they try to paint things right.”
Pulau pingelap yang indah, namun memiliki kisah yang luar biasa berbeda dari dunia luar. Setelah membaca kondisi pulau ini apakah kamu mau menggali bagaimana mereka hidup ?
Source:
https://www.wired.com/story/explore-a-tropical-paradise-through-the-eyes-of-the-colorblind/
https://www.theguardian.com/artanddesign/2018/jun/06/sanne-de-wilde-best-photograph-island-of-the-colourblind-pingelap-micronesia
https://www.bbc.com/news/magazine-34346428
https://www.nationalgeographic.com/photography/proof/2018/01/pingelap-island-colorblindness-micronesia/
Comment
Wahhhh saya sangat tertarik dengan pulau pingelap dan ingin mencari taunya
1 Response