Penulis : Dinda Pranata
Scoville merupakan standart yang digunakan untuk menentukan level pedas dalam kandungan cabai. Scoville sendiri sebenarnya diambil dari nama penemunya yaitu Wilbur Scovile yang merupakan seorang apoteker saat ia menemukan standart scoville. Lalu apa tujuan dia menghitung level pedas tersebut ?
Scoville Untuk Pengobatan
Wilbur scoville lahir di Connecticut tahun 1885 dan ia seorang apoteker. Ketika ia melakukan penelitian akademik, ia bekerja di salah satu perusahaan obat Parke-Davis. Dimana saat itu perusahaan itu mengembangkan salah satu produk obat kulit Heet Liminet.
Dalam kandungan obat tersebut ada senyawa kimia yang bernama capsaicin. Kandungan senyawa ini secara alami ada di dalam dan kandungan ini juga yang membuat sensasi pedas dalam cabe. Senyawa ini digunakan sebagai pereda nyeri atau painkiller yang dioleskan di kulit.
Alat pengukuran dari kandungan capsaicin ini berupa panel ang bernama Scoville Organoleptic Test. Kandungan capsaicin ini diukur menggunakan hasil ekstrak alkohol dan cabai (yang dinamakan minyak capsaicin) untuk dilarutkan dalam larutan gula. Semakin tinggi tingkat pedas dari cabai maka larutan gula yang dipakai akan semakin banyak. Pencampuran minyak capsaicin ini berada di dalam panel mesin. Minyak capsaicin yang sudah tidak menghasilkan sensasi panas pada media yang disediakan akan dicampur dengan senyawa kimia lain untuk dibuat sebagai obat.
Scoville dan Fenomena Guiness World
Berawal dari alat dan perhitungan yang ia gunakan untuk obat pada tahun 1912. Perhitungan itu digunakan oleh Guiness world record untuk mengukur level pedas cabai yang ada di dunia. Hasilya juga cukup mengejutkan bahwa di dunia ini masih ada cabai terpedas di dunia.
Pada tahun 2017 lalu Mike Smith bersama peneliti dari Nottingham Trent University mengembangkan cabai jenis baru bernama The Dragon’s Breath pepper. Cabai ini mencapai 2,4 Juta Scoville Heat Unit (SHU) melebihi tingkat pedas dari Carolina Reaper (1,5 Juta SHU).
Pengembangan tanaman ini sebenarnya bukan untuk dikonsumsi sebagai makanan yang ramai sekali diperbincangkan. Sensasi pedasnya yang luar biasa ini membuat orang yang mengkonsumsinya mengalami mati rasa pada mulut hingga perut dan bahkan bisa masuk rumah sakit. Menurut peneliti tanaman ini digunakan sebagai alternatif obat bius. Tidak sedikit orang yang alergi terhadap obat bius, sehingga harus mencari alternatif sebagai penggantinya.
Peneliti tanaman ini beranggapan apabila tanaman ini bisa dikembangkan, bisa menjadi salah satu alternatif pengganti obat bius yang ramah. Karena mahal dan terbatasnya obat bius sendiri, alternatif obat dari cabai ini bisa dipakai oleh negara-negara berkembang lainnya.
As well as being of use in treating people who are allergic to anaesthetics, it is thought the chilli’s oils could also be useful in developing countries, where access to anaesthetic is limited for financial reasons.
Jadi orang-orang ini bukan berlomba mencari sensasi makanan terpedas yang bisa mengancam nyawa. Mereka mencari cara untuk membuat banyak pilihan dalam dunia kesehatan. Masih mau makan cabai ini ?
Source:
https://www.alimentarium.org/en/magazine/infographics/scoville-scale
https://www.pepperseeds.eu/scoville/