Penulis : Dinda Pranata
Konsumerisme dari tahun ke tahun meningkat seiring dengan adanya peningkatan ekonomi masyarakat. Seperti hukum ekonomi mengatakan bahwa peningkatan pendapatan akan membuat peningkatan pengeluaran dan kebutuhan seseorang. Peningkata konsumerisme yang terjadi ini ternyata membawa dampak pada lingkungan tempat tinggal kita. Bagaimana bisa ?
Konsumerisme Dan Limbah
Pada tahun 2014 Nasa memberitakan bahwa kondisi bagian barat Antartika sudah mulai mencair dan menaikkan air laut setinggi 1,4 meter. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan menjadi sorotan selama kurang lebih 20 tahun belakangan ini. Hal ini dimulai dan sebagai dampak dari adanya industrialisasi yang dimulai pada abad ke 18. Industrialisasi sudah menyumbangkan pelepasan carbon dioxida sejak saat itu.
Dengan semakin tingginya tingkat pendapatan seseorang memicu meningkatnya tingkat konsumerisme. Dengan pendapatan yang mencukupi banyak barang yang bisa dibeli dengan uang kita. Lalu, semakin meningkatnya kebutuhan akan barang akan membuat produsen terus memproduksi barang produksi yang akan menyumbangkan limbah cair, padat atau limbah udara pada alam.
Selain itu makanan yang kita konsumsi juga menyumbang 60% pelepasan gas emisi. Hasil itu didapat dari studi tahun 2015 dimana hasil penelitian itu menyebutkan bahwa perubahan iklim dan pemanasan global terjadi hampir 70% berasal dari konsumsi rumah tangga. Hal ini dikarenakan dengan tingkat pendapatan yang tinggi maka konsumsi kebutuhan non primer dari rumah tangga semakin meningkat. Semakin tinggi tingkat konsumerisme dari rumah tangga non primer akan semakin banyak sampah yang akan terbuang dan dapat berdampak pada tanah dan sumber air.
Konsumerisme Dan Pemanasan Global.
Banyak yang mungkin akan menyalahkan pemerintah, pemilik bisnis dan produsen untuk pemanasan global yang semakin buruk, Tapi tanpa disadari kita sebagai konsumen menjadi pihak yang paling berpengaruh dari tingginya produksi barang.
Baca juga: Sekelumit Kisah Bumi, Hutan dan Penghuninya
Jika kita tidak bisa mengontrol pembelian barang dan memulai memilih kebutuhan yang sangat penting untuk dibeli, kita tidak bisa mengontrol stabilnya pemanasan global. Diperkirakan pada tahun 2050 jika kita bisa mengontrol tingkat konsumerisme bisa menurunkan kadar CO² sampai 80%.
Hampir 1,8 miliayar orang di dunia ini menjadi warga konsumtif dan mereka banyak mengkonsumsi makanan dengan tingkat proses yang tinggi, mobil yang mewah dan lebih dari satu, rumah besar dan mewah, serta keinginan konsumtif lainnya. Semakin tingginya keinginan seseorang akan berdampak pada bumi dimana mereka tinggal.
Approximately 1.7 billion people worldwide now belong to the “consumer class”—the group of people characterized by diets of highly processed food, desire for bigger houses, more and bigger cars, higher levels of debt, and lifestyles devoted to the accumulation of non-essential goods.
Oleh karena itu, apa kamu ingin menyelamatkan bumi dengan meminimalisir gaya hidup dan jiwa konsumtifmu ?
Bagi kalian yang memiliki pertanyaan seputar wawasan dunia, bisa ditanyakan dikolom komentar di bawah. Tim editor akan membantumu dalam mencari jawaban pertanyaan itu. Siapa tahu pertanyaanmu membuka wawasan baru bagi banyak orang.
Source:
https://www.thoughtco.com/consumerism-impact-on-climate-change-3026669
https://grist.org/living/consumerism-plays-a-huge-role-in-climate-change/
https://www.theguardian.com/environment/climatesummit/story/0,,2290987,00.html