Penulis : Dinda Pranata
Ada cinta yang paling kuat antara Dewi Inanna dan Sang Abadi Dumuzi dimana mereka memiliki cinta dan gairah yang bersamaan. Tetapi, sang Abadi Dumuzi mati dan sang Dewi terkadang meratapi kepergian kekasihnya. Hingga suatu ketika ia tidak ingin lagi meratapi lagi dan memutuskan tidak akan membiarkan sang kekasih pergi.
Kurnugi adalah tempat dimana tidak ada seorang pun yang bisa kembali setelah pergi kesana. Di tempat itu rumah kegelapan dimana tinggallah seorang Dewa Erkalla. Bagi siapapun yang masuk ke rumahnya tidak akan pernah keluar dari sana. Di sana debu merupakan makanannya dan hanya kegelapan yang menjadi jalannya.
Di Kurnugi itu, tempat dimana tidak ada yang bisa kembali, tempat bagi kematian dan hal yang bagus baginya memutuskan untuk pergi. Tidak ada dewa atau dewi manapun yang bisa mempengaruhinya. Ketika dia tiba di pintu gerbang Kurnugi, Inanna memerintahkan “Penjaga Gerbang, buka pintumu untukku! Biarkan aku masuk! Jika kamu tidak membukakan pintu untukku, Aku akan merusak pintu dan meledakan petir! Aku akan membangkitkan kematian dan mereka akan memakan kehidupan! Kematian juga akan memenuhi kehidupan!”
Penjaga pintu menangis “Hentikan, Dewi! Jangan merusak pintu ini! Biarkan aku pergi dan melaporkan permintaanmu kepada Ratu Ereshkigal.”
Pintu gergang berlari terburu-buru menemui Ratu Ereshkigal “Inanna disini!”
Baca juga: Tradisi Menulis Bangsa Sumeria Pra-Alfabet. Tahukah Seperti Apa?
Ketika Ereshkigal mendengar ini, wajahnya menjadi pucat karena marah, dan bibirnya berubah menjadi hitam “apa yang membuatnya datang kemari ? Apa yang membuat jiwanya ke sini ? Aku harus apa! Haruskah aku meminum cairan dari jiwa kematian ? Haruskah aku memakan tanah liat sebagai makanan, minuman berlumpur sebagai bir? Haruskah aku mengeluhkan seorang pria yang meninggalkan istrinya di belakang ? haruskah aku meratapi gadis-gadis yang direnggut dari pangkuan kekasihnya ? Atau haruskah aku meratapi kekasih yang pergi sebelum waktunya ?”
“Pergilah penjaga. Bukakan pintu untuknya” Sang Ratu menjawab dengan suara sedingin tanah liat. “biarkan dia masuk. Jamulah dia sesuai dengan aturan di sini.”
Sang penjaga pintu membukakan pintu untuk Inanna.
“Silahkan masuk Dewi. Kurnugi senang menyambut anda.”
Sang penjaga pintu membiarkan dia melewati pintu pertama, tetapi ia harus melepaskan mahkota dari kepalanya.
“Penjaga, mengapa aku harus melepaskan mahkotaku dari kepala ?”
“Silahkan masuk Dewi. Ini ritual dari dunia kematian.”
Ia kemudia masuk melalui pintu kedua, tetapi ia harus melepaskan antingnya.
“Penjaga, mengapa aku harus melepaskan anting di telingaku ?”
“Silahkan masuk Dewi. Ini ritual dari dunia Bawah.”
Ia kemudian masuk melalui pintu ketiga, tapi ia harus melepaskan kalung di lehernya.
“Penjaga, mengapa aku harus melepaskan kalung di leherku ?”
“Silahkan masuk Dewi. Ini ritual dari dunia Bawah.”
Ia kemudian masuk melalui pintu keempat, tapi ia harus melepaskan aksesoris di dadanya. Ia masuk melalui pintu kelima, tapi ia harus melepaskan ikat pinggangnya. Begutu juga ketika Ia kemudian masuk melalui pintu keenam, ia harus melepaskan gelang-gelang di lengan dan kakinya. Sampai dia melewati pintu ke tujuh, ia juga harus melepaskan jubah dari tubuhnya.
Ia tidak takut dalam keadaan telanjang masuk ke dunia kematian Kurnugi. Segeralah Inanna menuruni dunia dimana tidak mengenal kata kembali. Ereshkigal melihatnya. Inanna tidak perduli sama sekali, ia malah marah, menyerang Ereshkigal dan sang Ratu menangis pada perdana menterinya.
Pergilah, Namtar. Kunci dia di istanaku!
Bebaskan ia dari keenam kesengsaraannya.
Kesengsaraan mata menyerang matanya
Kesengsaraan lengannya menyerang lengannya
Kesengsaraan hatinya menyerang hatiya
Kesengsaraan kakinya menyerang kakinya
Kesengsaraan kepalanya menyerang kepalanya
Serang seluruh bagian tubuhnya! SELURUHNYA!
Sekarang, di dunia kesengsaraan abadi berkuasa, dimana tidak ada cinta atau gairah pada Inanna ketika pergi ke Dunia kematian. Kerbau menolak sapi, lelaki dan perempuan saling menolak satu sama lain, suami istri tidak lagi tidur di tempat yang sama.
Papsukkal, perdana menteri dari Inanna menggantung kepala Inanna. Mengenakan pakaian duka, rambutnya tidak terawat, dia pergi sebelum dewa-dewa yang lain dan menangis.
“Inanna sudah pergi ke alam kematian dan tidak akan kembali lagi.”
Dewa Kebijaksanaan Ea menciptakan seorang yang merupakan ilusi belaka. Asushunamir yang artinya “rupawan”
“Pergilah asushunamir, pergilah ke pintu gerbang tanah tak kembali. 7 gerbang tempat itu akan terbuka untukmu. Ereshkigal akan melihatmu dan ia akan suka menemuimu. Ketika hatinya tenang dan moodnya senang. Biarkan ia mengucap sumpah Dewa yang maha Agung.”
Kemudian tanyakan ini padanya “Saya mohon dewi, tolong berikan saya air kehidupan agar aku bisa meminumnya.”
Jadi ia pergi dan apa yang dikatakan terjadi. Segera Ereshkigal mendengar permintaannya, ia memukul pahanya dan menggigit jarinya dengan gelisah “kamu meminta sesuatu yang tidak seharusnya diminta. Asushunamir, aku akan mengutukmu dengan kutuka yang kuat.
Makanan dari selokan akan menjadi makananmu,
Air kotor di kota akan menjadi minumanmu,
Ambang pintu akan menjadi tempatmu,
Kebodohan dan kehausan akan memukul lehermu!
Setelah ia mengucapkan kutukan itu, ia segera tahu bahwa Asushunamir adalah dirinya. Kutukan itu mengenai dirinya sendiri. Karena Ia harus menjaga keseimbangan, mau tidak mau ia harus
mengembalikan Inanna. Ia tidak tahu bahwa Asushunamir adalah bayangan, bukan kenyataan.
Ereshkigal berkata pada perdana menteri Namtar “Percikkan air kehidupan kepada Inanna dan kembalikan dia ke dunianya.”
Namtar memercikkan air kehidupan kepada Inanna dan membawanya kehadapan sang Ratu. Ia kemudian pergi melewati gerbang pertama dan mengembalikan pakaiannya. Pada gerbang kedua, ketiga sampai ketujuh, Inanna mendapatkan kembali bagian dari tubuhnya yang dilepaskan ketika memasuki Kurnugi.
Kelahiran kembali Inanna tidak sia-sia. Setelah kelahiran kembali dirinya, Dumuzi akan kembali di setiap musim semi. “Kamu tidak akan jauh dariku selamanya kekasihku!” dan mereka selalu bersama selamanya.
Source:
Sherman, Joshepa. 2008. Storytelling : An Encylopedia of Mythology and Folklore. New York. Shape Reference