Penulis : Dinda Pranata
Mendengar nama J.K Rowling tentu bukan sesuatu yang asing di telinga. Namanya sebagai penulis kelas dunia yang diakui lewat karya fenomenalnya berjudul Harry Potter, sukses membuatnya dinobatkan sebagai penulis terkaya 2018 versi majalah forbes. Namanya dikenal bukan melalui sihir seperti karya fiksinya, melainkan melalui jatuh bangun kehidupan yang dilaluinya.
Pada tahun 2008 J.K Rowling diundang untuk memberikan ceramah atau pidato di Universitas Havard. Sepenggal pidato yang diberikannya kemudian di bukukan dalam judul yang menarik dan positif yaitu Very Good Live. Buku ini kemudian diterbitkan oleh Kompas Gramedia dan dijual di pasaran Indonesia.
Review buku ini menarik untuk dibahas. Isinya tidak melulu seperti isi buku motivasi yang penuh dengan tulisan. Di dalamnya ada gambar dan juga kaligrafi cantik yang membuatnya lebih menarik. Cukup tipis untuk kategori buku motivasi. Namun, tetap enak dibaca.
Ia memberikan ceramah kepada wisudawan dan wisudawati untuk lebih bersyukur dengan apa yang mereka miliki. Ia bercerita bagaimana masa orang tuanya menentang keinginannya untuk menjadi penulis karena dinilai pekerjaan itu tidak memberi manfaat bagi kehidupannya.
Ia memaklumi orang tuanya karena memang mereka tidak pernah mengenyam pendidikan kuliah seperti dirinya. Namun, pandangan orang tuanya tidak membuatnya menyerah untuk menggali imajinasi-imajinasi liarnya.
Harry Potter yang ia lahirkan bukan hanya sekedar sulap, tapi banyak kegagalan yang menjadi caranya untuk menghidupkan dunia sihir si Harry ini. Tolakan dari 12 penerbit, kegagalan rumah tangga, kemiskinan yang diderita, menjadi ibu tunggal untuk putrinya hingga serangan depresi yang diderita tidak menyulutkan mimpinya sebagai penulis.
Baca juga: Resensi Goodbye,Things - Gaya Hidup Minimalis Dalam Tantangan Konsumerisme Dunia
Upayanya untuk mencuri waktu menulis di jam istirahat kerjanya ketika ia bekerja di Amnesty International di London. Begitupun, dengan caranya menggunakan imajinasi untuk berempati ketika ia bekerja di sana. Ia menjadikan imajinasinya sebagai alat yang membuatnya lebih manusiawi dimana ia bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain, tanpa harus mengalami hal serupa.
Baginya kegagalan dan imajinasi adalah alasan bagi inovator menciptakan inovasi yang dulunya dianggap mustahil. Kesuksesan bukan terletak dari apa yang didapatkan, tapi apa yang sudah dilalui yang menyebabkan kesuksesan itu berarti.
Pada bagian akhir dari pidatonya ia menjelaskan hal esensial yang tidak diingat banyak orang bahwa kecerdasan,kapasitas kerja keras, pendidikan dan ilmu yang diterima, serta gelar yang diraih merupakan hak yang patut dirayakan sekaligus tanggung jawab atas ilmu yang diperoleh baik ia sebagai negarawan, politisi, sastrawan, dan yang lainnya.
Itu resensi buku very good live untuk makna kegagalan dan kesuksesan J.K Rowling. Kamu sendiri sudah baca buku ini ? Apa makna kegagalan dan kesuksesan versi kamu ? Bisa share dikolom komentar ya!
Comment
14 Responses