Penulis : Dinda Pranata
Di Hilton Hall, beberapa tahun yang lalu hiduplah seorang hantu bernama Brownie yang berbeda dengan brownie yang dikenal. Pada suatu malam, setelah semua pelayan pergi tidur mereka melakukan hal-hal konyol seperti memasukkan merica ke bir, dan memasukkan gula ke wadah garam. Ia akan membuang kursi, membawa meja ke bagian belakang dan melakukan banyak kekacauan. Kadang-kadang mereka itu memliki sifat yang baik.
“Apa itu brownie?” kamu bertanya. Oh, dia itu sesosok hantu tapi dia baik tidak seperti sosok si Topi merah yang kejam. Apa! kamu tidak tahu apa itu hantu dan si Topi Merah! Ah, aku! Lalu, apa itu ? Brownie adalah Hantu kecil setengah manusia, setengah lagi goblin yang memiliki telinga runcing dan rambut yang disembunyikan.
Ketika kamu menyembunyikan harta karun, kamu menyebarkan darah anak kecil yang mati atau domba atau mengubur hewan yang sudah mati dengan harta karun dan Si Brownie akan menjaganya untukmu dan akan menakuti orang-orang yang mau mengambilnya.
Dimana aku ? OK, Aku berkata bahwa si Brownie ini akan menjadi pembuat onar di Hilton Hall. Namun jika para pelayan atau seseorang meletakkan semangkuk krim, sepotong kue madu mereka sangat senang dan akan membantu orang-orang membersihkan dapur yang kotor. Suatu malam, para pelayan berhenti menyajikan makanan di tengah malam, lalu mereka mendengarkan suara berisik dari dapur. Para pelayan mengintip lewat lubang kunci dan Si brownie berlari kesana kemari sambil bernyayi
Celaka aku ? Celaka Aku?
Bukan biji pohon ek,
Jatuh dari pohon,
Dia menumbuhkan kayu,
Dia membuat buaian,
Dia mengayunkan anak,
Dia menumbuhkan laki-laki
Dia membaringkan aku,
Celakanya Aku ! Celakanya Aku!
Para pelayan yang melihatnya merasa kasihan pada Si Brownie dan bertanya pada ayam betina apa yang harusnya mereka lakukan untuk membuat Brownie pergi. “Itu cukup mudah,” jawabnya dab memberitahu mereka bahwa Brownie dibayar untuk tugasnya. Untuk membuatnya pergi, para pelayan perlu membayar jasa Si Brownie dengan membuatkan jubah berwarna hijau Lincoln dengan tudung di atasnya dan meletakkannya di perapian.
Baca juga: Macbeth, Satir Tragedi William Shakespeare untuk Kerajaan Skotlandia
Pelayan itu melihat Si Brownie datang dan melihat juban bertudung itu. Si Brownie mengambilnya dan memainkannya sambil menari dengan satu kaki dan bernyayi
Aku sudah mengambil jubahmu, aku sudah mengambil tudungmu;
The Cauld Lad of Hilton tidak akan lebih baik buatku.
Dengan begitu Si Brownie pergi dan tidak lagi menampakkan diri seterusnya.