Home / Pojokan

Resensi Mendalami Sifat Alami Anak-Anak Lewat Karya Tetsuko Kuronayagi – Totto Chan.

Senjahari.com - 04/03/2019

Resensi Mendalami Sifat Alami Anak-Anak Lewat Karya Tetsuko Kuronayagi – Totto Chan.

Penulis : Dinda Pranata

Jika mendengar nama buku ini kemungkinan besar orang tidak akan mengerti buku apa itu. Tapi, buku ini sebenarnya sudah menginspirasi banyak orang di Jepang. Bahkan dalam buku ini dijadikan acuan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah. Apa menariknya ? Dari judul berikut akan di jelaskan sisi menarik dari buku ini.

Totto Chan
Novel Karya Tetsuko Kuronayagi

Anak-Anak Hidup Dalam Dunia Keingintahuan

Pada bab awal dari buku ini mengisahkan Totto-Chan yang harus dikeluarkan dari sekolah karena ia sering membuat kegaduhan di kelasnya. Ia diketahui memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sering membuat gurunya di sekolah sebelumnya kerepotan akibat tingkahnya. Tak heran gurunya kewalahan dan akhirnya meminta mama Totto-Chan memindahkannya ke sekolah lain.

Di lain halnya Totto-chan juga memiliki keingintahuan yang besar sehingga sering melakukan eksperimen-eksperimen yang terkadang merepotkan dirinya sendiri. Tapi, dari sisi itu kita mempelajari bagaimana sifat anak-anak yang polos dan memiliki jiwa petualangan yang besar. Karena keingintahuan yang besar juga, mereka belajar lewat pengalaman-pengalaman berharganya.

Keingintahuan anak-anak yang besar kadang membuat mereka melakukan apa yang justru dilarang. Seperti dalam salah satu bab dimana dompet Totto chan masuk ke dalam lubang WC akibat ia penasaran dengan apa yang ada di ujung lubang WC tersebut. Sang mama sudah memberi tahu untuk tidak melakukannya, tapi ia tetap saja melakukannya. Justru si kepala sekolah membiarkan aksinya tersebut walaupun membuatnya bersusah payah mencangkul tanah untuk mencari dompet tersebut. Dengan sendirinya ia menyadari bahwa hal itu sangat melelahkan dan merepotka sehingga membuatnya tidak lagi melihat ke dalam WC.

Anak-Anak Itu Memiliki Mimpi Yang Sering Berubah-Ubah

Pada dasarnya anak-anak itu imajinatif dan memiliki mimpi yang begitu banyak. Apa yang ia lihat bisa jadi cita-cita atau keinginanya ketikas sudah besar nanti. Pada bab pertama Si Totto chan ini bertemu dengan kepala stasiun, lalu ia berkata kepada mama bahwa ia ingin menjadi kepala stasiun suatu saat nanti.

Baca juga: Resensi - Filosofi Teras. Jangan Bermain-Main Dengan Mindsetmu!

Selain itu jika mereka dididik dengan metode pendidikan yang benar dan baik maka membuat mereka bisa mendapatkan cita-cita yang sebenarnya. Paling tidak mereka tahu apa yang benar-benar mereka sukai. Karena banyak dari teman Totto chan dipaksakan memilih hal yang bukan mereka senangi.

Sekilas tentang buku Totto chan dan pengalaman anak-anak yang polos dan menyenangkan. Bagaimana dengan bagian cerita yang lain ? Kita bahas dibagia berikutnya ya.

Bagi kalian yang memiliki pertanyaan seputar wawasan dunia, bisa ditanyakan di kolom komentar. Tim akan membantu mencari jawabannya. Siapa tahu dari pertanyaan itu membuka wawasan bagi banyak orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Ping-balik: Budaya Patriarki Di Abad Pertengahan Lewat Tokoh di Grand Shopy Karya Geogrette Heyer
Ping-balik: Pendidikan Karakter Di Episode Kisah Karya Tetsuko Kuronayagi – Novel Totto-chan
Ping-balik: #Resensi Pendidikan Karakter Di Episode Kisah Karya Tetsuko Kuronayagi – Novel Totto-chan
Ping-balik: #Resensi Budaya Patriarki Di Abad Pertengahan Lewat Tokoh di Grand Shopy Karya Geogrette Heyer
Ping-balik: #Resensi Idealisme Kemanusiaan Pada Tokoh Max Havelaar. Apakah Kemanusiaan Kala Itu Benar-Benar Mati ?
Ping-balik: #Resensi Habis Gelap Terbitlah Terang – Surat Kartini Yang Mengkritik Budaya Senioritas.
Ping-balik: #Resensi – Bumi Manusia, Sebuah Roman Cinta Pribumi Dan Peranakan Eropa.
Ping-balik: #Resensi Goodbye,Things – Gaya Hidup Minimalis Dalam Tantangan Konsumerisme Dunia
Ping-balik: #Resensi Bumi Manusia – Pandangan Pramoedya Ananta Toer Terhadap Pergundikan Kolonialisme
Ping-balik: #Resensi – Kisah Seorang Pedagang Darah. Krisis Kemanusiaan Di China Tahun 1960-an
Ping-balik: #Resensi – Totto Chan's Children. Kisah Kemanusiaan Di Negara Konflik
Ping-balik: #Resensi – Filosofi Teras. Jangan Bermain-Main Dengan Mindsetmu! – Dinda Pranata
Ping-balik: #Resensi – Why Men Want Sex and Woman Need Love. Cara Kerja Otak Pria Dan Wanita Dalam Melihat Cinta. – Dinda Pranata
Ping-balik: #Resensi – Bicara Itu Ada Seninya. Mendengarkan Lebih Banyak Atau Berbicara Lebih Banyak? – Dinda Pranata
Ping-balik: #Resensi – Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat! Cara Memiliki Mental Baja – Dinda Pranata
Ping-balik: #Resensi The Danish Way Of Parenting – Pola Asuh Anak Berkarakter. – Dinda Pranata
Ping-balik: #Resensi – Quiet Impact! Tak Masalah Menjadi Orang Introver. Mereka Pun Butuh Diterima! – Dinda Pranata
Ping-balik: #Resensi – Tak Masalah Jadi Orang Berbeda. Semua Dari Pendidikan Keluarga! – Dinda Pranata

Buku favorit saya. Suka banget sama gerbong keretanya yang bisa memberikan lingkungan belajar yang menyenangkan dan memaksimalkan potensi masing-masing anak.

19 Responses