Penulis : Dinda Pranata
Kita kenal puisi-puisi receh masa kini nyatanya memiliki sejarah yang panjang dan menjadi salah satu literasi paling berpengaruh di dunia. Kemunculannya menjadikannya sebagai cap romantisme bagi wanita-wanita ini tidak hanya membahas masalah cinta saja. Kehadirannya yang fleksibel dan menjadi akar karya sastra lain yang kita kenal sekarang banyak dibuat orang masa kini. Lalu bagaimana perjalanannya ? Kita bahas sebagai peringatan Hari puisi sedunia.
Dimulai Jauh Sebelum Masehi
Pernah dengar The Epic Of Gilgamesh? Epik yang ditulis pada abad 18 SM oleh bangsa Sumeria ini menjadikannya literatur puisi tertua yang pernah ditemukan. Lalu dilanjutkan oeh kisah-kisah Ramayana dan Mahabarata pada masa perkembangan agama Hindu di India. Puisi pada masa ini digunakan sebagai media hyme atau nyanyian untuk pemujaan dewa-dewi serta kegiatan ritual.
Lalu pada abad ke 12 SM kurang lebih 1200 SM puisi ini dipakai dalam cerita Illiad dan Odysey yang merupakan epik Yunani kuno. Dimasa ini mereka menggabungkannya dengan musik dan tarian untuk mengagungkan dewa dewi dan memuji orang-orang besar. Seni berpuisinya sering kali dipentaskan di teater-teater dengan diiringi musik mirip seperti pementasan drama.
Soneta Hingga Recehan ‘Gombal’ Romantisme
Soneta disini bukan band miik H. Roma Irama ya. Tapi soneta merupakan bentuk puisi berirama yang memiliki struktur di dalamnya. Karya soneta muncul di negara Italia dan di populerkan oleh William Shakespear. Soneta pada abad pertengahan sekitar abad ke 14-13 banyak menggunakan bahasa-bahasa sehari hari dan disering disebut sebagai puisi Vernacular.
Lalu pada masa Renaissance puisi ini banyak mengalami perubahan dan variasi. Puisi menjadi lebih indah dengan menambahkan kata-kata kiasan yang mengandung arti di dalamnya serta cerita di dalamnya dan menimbulkan kesan dramatis. Kebanyakan puisi jenis ini didominasi oleh kisah tragedi sehingga disebut sebagai Puisi Verse Drama. Puisi jenis ini dipopulerkan oleh William Shakespear di abad ke 16.
Baca juga: Puisi Dan Kata "Njelimet" Di Dalamnya. Bagaimana Menikmatinya?
Seiring dengan perkembangannya waktu, memasuki abad ke 17 dan 18 puisi tragedi digantikan dengan puisi yang menonjolkan sisi individualitas dan alam. Pada periode ini dimana puisi romatisme mulai banyak berkembang. Puisi romatisme ini lebih banyak memainkan kreatifitas dan imajinasi sehingga mengabaikan logika dibanding dengan puisi jenis-jenis sebelumnya.
Memasuki abad ke 19 dan 20 puisi ini tidak lagi terikat pada hal-hal seperti logika dan lebih membebaskan kreatifitas yang tidak hanya terbatas pada alam atau individual. Puisi pada masa kini lebih dikenal dengan free verse. Jenis puisi ini tidak lagi terikat tema, alur atau ritme kebanyakan puisi yang dibuat menyesuaikan dengan kreatifitas pembuatnya.
Walau sudah memasuki puisi bebas, kesan puisi akan selalu melekat lewat romantisme kata-katanya sehingga tak jarang puisi-puisi ‘gombal’ receh menghiasi tulisan para anak muda yang sedang jatuh cinta atau putus cinta. Apapun genre puisi yang kamu buat itu tetap karya sastra yang patut diapresiasi.
Bagi kalian yang memiliki pertanyaan seputar wawasan dunia, bisa ditanyakan di kolom komentar. Tim akan membantu menjawab pertanyaan itu. Siapa tahu pertanyaan kalian akan membuka wawasan bagi banyak orang.
Source:
https://blog.bookstellyouwhy.com/a-brief-history-of-poetry
http://www.oprah.com/omagazine/poetry-timeline-poems-and-history
https://entertainment.howstuffworks.com/arts/literature/poetry7.htm