Home / Pojokan

Resensi Le Petit Prince – Dilema Orang Dewasa Dalam Cerita Seorang Anak.

Senjahari.com - 06/05/2019

Resensi Le Petit Prince – Dilema Orang Dewasa Dalam Cerita Seorang Anak.

Penulis : Dinda Pranata

Saat seseorang mulai beranjak dewasa banyak sekali hal yang ada daam benak orang dewasa. Sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga sulit dipahami oleh orang entah sesama orang dewasa atau anak-anak. Dalam novel Le petit prince yang ditulis oleh Antoine de Saint-Exupery ini menyajikan sesuatu yang lain, dimana ia menceritakan kisah orang dewasa melalui sisi seorang anak-anak yang polos. Bagaimana itu ?

Terkait #Resensi :
#Resensi Habis Gelap Terbitlah Terang Sebuah Seruan Tentang Tradisi Dan Agama .
#Resensi Habis Gelap Terbitlah Terang – Surat Kartini Yang Mengkritik Budaya Senioritas.
#Resensi Idealisme Kemanusiaan Pada Tokoh Max Havelaar. Apakah Kemanusiaan Kala Itu Benar-Benar Mati ?

le petit prince (pangeran cilik)
pangeran cilik by https://weheartit.com

Dilema Dalam Sifat-Sifat Manusiawi

Pangeran cilik ini melakukan perjalanan ke belahan planet lain untuk berpetualang dan menemukan banyak hal yang berbeda dari planet tempat hidupnya. Ini bertemu dengan orang yang hidup di planet-planet itu memiliki sifat dan sikap yang berbeda seperti raja yang memiliki kekuasaan, seorang pedagang bintang yang kaya, seorang pekerja yang menyalakan lentera, seorang yang sombong, seorang penjelajah hingga akhirnya ia menemukan bumi.

Di tempat yang ia singgahi ini, ia bertemu seorang raja yang memerintah karena ia berkuasa. Namun, untuk memerintah seseorang harus tahu apakah perintahnya bisa dijalankan atau tidak agar keputusan yang diambil menjadi bijak. Lalu, ia juga bertemu dengan seorang kaya raya yang selalu menghitung bintang karena takut kehilangannya. Ia juga bertemu dengan orang yang sombong yang selalu memuji kelebihan yang dimiliki. Hingga ia bertemu dengan orang yang selalu mengeluh untuk menyalakan lentera setiap saat karena perubahan aturan yang terjadi.

Terkait #Resensi :
#Resensi Gambaran Kolonialisme Belanda Lewat Karakter Droogstopel Di Max Havelaar Karya Multatuli
#Resensi Bangsawan Pribumi Juga Memiliki Andil Dalam Kesengsaraan Rakyat di Zaman Kolonial – Max Havelaar Karya Multatuli
#Resensi Pendidikan Karakter Di Episode Kisah Karya Tetsuko Kuronayagi – Novel Totto-chan

Karakter dalam cerita yang terjadi pada perjalanan pangeran cilik ini menggambarkan bagaimana dilema orang dewasa yang memiliki kekuasaan, kekayaan, pekerjaan yang dinamis, hingga kesombongan yang bisa saja ada dalam diri karena kelebihan yang dimilikinya. Berbeda dengan pangeran cilik yang polos dan mellihat semua hal dari sisi yang sederhana seperti seorang anak-anak.

Melihat Dilema Lewat Kaca Mata Sederhana Yaitu Hati Dan Cinta

Dalam kisah yang dituturkan oleh pangeran cilik ketika ia bertemu dengan makhluk lain ketika ia terdampar di bumi membuka matanya bahwa ada hal-hal lain yang berbeda dari tempat dia berasal. Ketika ia melihat ular yang merasa kesepian di tengah manusia yang bisa saja mereka membunuhnya. Sebuah gunung tinggi lebih tinggi dari gunung di planetnya, dan bunga mawar yang begitu banyak daripada setangkai yang ada di planetnya. Itu membuka sudut pandang lain bahwa segala sesuatu yang kita pikirkan bisa jadi berbeda dengan yang dimiliki orang lain.

Baca juga: Bagaimana J.K Rowling Memberi Makna Kehilangan Untuk Anak-Ank.

Kemudian ia bertemu dengan rubah, ia berbincang dengan rubah dan menemukan kesadaran baru bahwa apa yang dinamakan cinta bisa menumbuhkan rasa kasih sayang dan tanggung jawab pada diri seseorang. Sang Pangeran menyadari rahasia rubah saat ia pergi melihat bunga mawar yang begitu rimbun namun berbeda dengan makna bunga mawar di planetnya. Bunga mawar di planetnya begitu berharga karena ia yang merawat mawar itu dengan cinta dan kasih sayang di dalam hati.

Terkait #Resensi :
#Resensi Budaya Patriarki Di Abad Pertengahan Lewat Tokoh di Grand Shopy Karya Geogrette Heyer
#Resensi Mendalami Sifat Alami Anak-Anak Lewat Karya Tetsuko Kuronayagi – Totto Chan.
#Resensi Very Good Lives – J.K Rowling (Lewat Imajinasi Lampaui Kegagalan)

inilah rahasiaku. Sangat sederhana : hanya lewat hati kita melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak di mata. Waktumu yang kamu buang untuk mawarmu itulah yang begitu penting. Kamu tidak boleh melupakannya. Kamu bertanggung jawab untuk selama-lamaya atas siapa yang telah kamu jinakkan. Kamu bertanggung jawab atas mawarmu.

Rubah Bab XXI Hal.88

Bagaimana bagi kalian yang sudah membacanya ? Silahkan komen di kolom komentar ya!

Bagi kalian yang memiliki pertanyaan seputar wawasan dunia, bisa ditanyakan di kolom komentar juga. Kami akan membantu mencari tahu jawabannya dan siapa tahu pertanyaan kalian bisa membuka wawasan banyak orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Ping-balik: #Resensi – Bumi Manusia, Sebuah Roman Cinta Pribumi Dan Peranakan Eropa.
Ping-balik: #Resensi Goodbye,Things – Gaya Hidup Minimalis Dalam Tantangan Konsumerisme Dunia
Ping-balik: #Resensi Bumi Manusia – Pandangan Pramoedya Ananta Toer Terhadap Pergundikan Kolonialisme
Ping-balik: #Resensi – Kisah Seorang Pedagang Darah. Krisis Kemanusiaan Di China Tahun 1960-an
Ping-balik: #Resensi – Totto Chan's Children. Kisah Kemanusiaan Di Negara Konflik

5 Responses