Penulis : Dinda Pranata
Misogini mungkin terdengar asing bagi kebanyakan orang. Istilah ini merujuk pada kebencian pada wanita secara berlebihan yang terkadang membawa dapak yang buruk baik bagi pembenci atau yang dibenci. Baru-baru ini Indonesia diramaikan oleh berita viral mengenai video ikan asin yang menjerat artis. Dalam video itu salah seorang aktor menyebut mantan istrinya seperti ikan asin lantaran kebenciannya kepada mantan istrinya tersebut dan berhujung dengan pihak berwajib. Pakar menyebutkan bahwa artis pria ini memiliki misogini hingga membuatnya mengolok secara berlebihan pada mantan istrinya. Apa sebenarnya misogini ini ?

Misogini = Kebencian Berlebih ??
Istilah misogini ini berasal dari Yunani yang berarti kebencian berlebihan pada wanita. Bentuk kebenciannya bisa berupa kekerasan seksual, diskriminasi gender, hingga penindasan terhadap perempuan. Hal ini dikarenakan cara pikir dan mindset perempuan lebih lemah dibanding pria pada tradisi dahulu yang terus berkembang hingga menjadi kekerasan dan penindasan gender.
Menurut seorang pakar yang meneliti masalah ini selama 40 tahun bernama Adam Juke mengatakan bahwa kondisi misogini dipengaruhi dari bagaimana anak laki-laki dan anak perempuan dibesarkan dalam kondisi yang berbeda di masa kecilnya. Anak laki-laki diharuskan bersikap maskulin dimana mereka harus lebih kuat dibanding dengan perempuan, sedangkan wanita diharuskan bersikap feminim dimana ia harus bersikap lemah lembut.
Pemahaman seperti ini membentuk pola pikir pada anak-anak hingga ia menjadi dewasa dan menyebabkan ia berlaku berbeda terhadap perempuan. Misalnya ia harus menunjukkan sisi maskulinnya dengan kekuatan atau sebagainya. Selain itu, para pria yang dibesarkan dengan pembedaan gender berlebihan bisa menyebabkan ia melakukan bullying, kekerasan sexual baik terhadap pria yang memiliki sifat lebih feminim atau perempuan.
Solusi Agar Terhindar Menjadi Golongan Misogini
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari menjadi golongan misogini. Salah satunya adalah dengan memperbaiki pola pikir dalam pengasuhan anak-anak. Bukan lagi menekankan pada identifikasi bahwa laki-laki harus maskulin dan wanita harus feminim lebih baik mengenalkan berbagai gender dengan perannya. Caranya dengan membebaskan anak bermain dengan lawan jenisnya dan menjelaskan tentang bagaimana peran lawan jenisnya.
Baca juga: Tanya Kenapa-Wanita Lebih Emotional? ataukah Itu Hanya Masalah Persepsi?
Selain itu acara televisi yang mengandung kekerasan baik kekerasan fisik atau perkataan terhadap lawan jenis membutuhkan pengawasan dan bimbingan orang tua. Hal ini juga menjadi faktor adanya kekerasan verbal terhadap perempuan yang semakin banyak berkembang pada anak remaja.
Sudah tahu misogini itu apa dan bagaimana terhindar dari hal ini. Sebaiknya lebih bijak dalam bermasyarakat agar tidak menjadi diskriminator gender. Bagaimana menurutmu ?
Bagi kalian yang memiliki pertanyaan seputar wawasan dunia, bisa ditanyakan di kolom komentar. Tim akan membantu dengan menjawab pertanyaan tersebut. Siapa tahu pertanyaan itu bisa membuka wawasan bagi banyak orang.
Source:
https://www.gq-magazine.co.uk/article/men-hating-women
https://mcc.gse.harvard.edu/resources-for-families/6-tips-parents-reducing-preventing-misogyny-sexual-harassment
https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mysteries-love/201502/12-ways-spot-misogynist
https://www.sciencedaily.com/terms/misogyny.htm