Penulis : Dinda Pranata
membaca buku Totto Chan seri pertama terasa sangat mengasyikkan. Kita dibawa kembali ke kehidupan anak-anak yang penuh rasa ingin tahu dan petualangan ala anak-anak kecil yang polos. Namun, pada buku kedua dari Totto chan kita dibawa untuk membayangkan dan menyaksikan bagaimana kehidupan anak-anak dan wanita serta orang lain di negara-negara yang tertimpa bencana dan negara konflik.
Terkait #Resensi :
#Resensi Le Petit Prince – Dilema Orang Dewasa Dalam Cerita Seorang Anak.
#Resensi Habis Gelap Terbitlah Terang Sebuah Seruan Tentang Tradisi Dan Agama .
#Resensi Idealisme Kemanusiaan Pada Tokoh Max Havelaar. Apakah Kemanusiaan Kala Itu Benar-Benar Mati ?
Bagaimana Tumpang Tindih Kepentingan Menyisakan Derita Bagi Anak-Anak
Negara yang sedang berperang seperti beberapa negara Afrika, Vietnam, Kamboja, Irak, dan Bosnia kala itu memberikan penderitaan bagi jiwa anak-anak yang seharusnya menikmati masa dimana mereka bisa berlari dan bermain. Di negara-negara itu, banyak ibu-ibu yang harus kehilangan anak-anaknya akibat ledakan bom dan kelaparan.
Perang yang disebabkan oleh kepentingan orang-orang elite tertentu bisa membawa luka yang mendalam bagi anak-anak. Di sana mereka harus menyaksikan bagaimana orang tua mereka terbunuh, bagaimana mereka merasakan ketakutan, dan beban psikologis yang mendalam. Jika sudah seperti itu, butuh waktu yang tidak sebentar bagi mereka untuk menyembuhkannya. Bayangkan, setiap bertemu dengan orang mereka selalu ketakutan dimana orang yang membunuh orang tua mereka atau saudaranya bisa jadi adalah keluarga, tetangga atau kerabat dekat mereka. Sungguh IRONIS!
Terkait #Resensi :
#Resensi Bangsawan Pribumi Juga Memiliki Andil Dalam Kesengsaraan Rakyat di Zaman Kolonial – Max Havelaar Karya Multatuli
#Resensi Pendidikan Karakter Di Episode Kisah Karya Tetsuko Kuronayagi – Novel Totto-chan
#Resensi – Bumi Manusia, Sebuah Roman Cinta Pribumi Dan Peranakan Eropa.
Bahkan, di negara Irak anak-anak dijadikan alat untuk mendeteksi ranjau darat! bagaimana wajah mereka yang polos dan manis tanpa mengeluh dan bertanya menuruti segala perintah tidak manusiawi itu. Pada tahun 1991 Totto chan pergi ke Irak dan mendengar yang tidak manusiawi itu.
Ada yang mengatakan padaku (entah siapa dan apakah itu benar atau tidak), bahwa orang-orang yang tidak mempunyai alat pendeteksi ranjau darat akan menyuruh anak-anak yatim piatu untuk berjalan di depan mereka. Tentu saja anak itu akan tewas jika menginjak ranjau, tapi orang dewasa bisa mengambil jalur lain dan selamat…
Bab Irak 1991, hal 188 – Totto chan
Di Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa Yang Sehat Adalah IRONI!
Bagi negara-negara miskin dan negara yang dilanda peperangan, kata-kata di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat adalah sebuah ironi. Bayangkan di negara seperti Tanzania, Ethiopia, Mozambik yang dilanda kekeringan, kelaparan dan perang mereka harus bertahan hidup dengan hanya minum air sungai yang kotor dan penuh dengan pasir atau lumpur, serta makanan yang terbuat dari tepung terigu dan air. Mereka tidak perduli dengan apa itu makanan bergizi asal mereka bisa makan dan terus bertahan hidup.
Terkait #Resensi :
#Resensi Budaya Patriarki Di Abad Pertengahan Lewat Tokoh di Grand Shopy Karya Geogrette Heyer
#Resensi Mendalami Sifat Alami Anak-Anak Lewat Karya Tetsuko Kuronayagi – Totto Chan.
#Resensi Very Good Lives – J.K Rowling (Lewat Imajinasi Lampaui Kegagalan)
Jika di sini kita selalu mengeluhkan hal-hal yang mudah diperoleh, disana (mereka) menerima makanan dan minuman yang bagi kita sebenarnya tidak layak dan sehat hanya untuk menghidupi diri mereka. Tak heran banyak penyakit yang menyerang negara-negara itu tanpa adanya pengobatan yang memadai disana. Walaupun sudah berobat pun, mereka bisa saja terserang penyakit itu karena fasilitas air bersih dan makanan yang tidak ada.
Bahkan, setelah mendengar atau membaca kisah itu bagaimana dengan nuranimu ? masih pantaskah kita meributkan hal kecil dimana di bagian negara lain masih ada yang tidak seberuntung kita?
Comment
5 Responses