Home / Jendela

Takotsubo Cardiomyopathy – Sindrom Patah Hati. Ada Yang Pernah Mengalami?

Senjahari.com - 13/12/2019

Penulis : Dinda Pranata

Jatuh cinta kemudian patah hati adalah suatu rangkaian peristiwa yang normal terjadi dalam kehidupan. Kalau jatuh cinta bisa membuat kita bahagia, tetapi patah hati bikin kita menangis 7 hari 7 malam. Pasti menyakitkan dong harus berpisah dengan orang yang disayangi. Patah hati tidak hanya bisa membuat kita menangis tetapi ada sebagian orang yang mengalami sindrom patah hati. Apa itu dan bagaimana sindrom patah hati itu ?

Takotsubo Cardiomyopathy
Ilustrasi Jantung Sehat Vs Sindrom Patah Hati by https://www.svhhearthealth.com.au

Menggenggam Erat Sakit = Sindrom Patah Hati

Sindrom patah hati atau Takotsubo Cardiomyopathy adalah sebuah sindrom yang ditemukan tahun 1990an dalam literatur kedokteran. Kondisi sindrom patah hati ini mirip dengan serangan jantung hanya saja yang membedakan adalah penyebab dari kondisi ini. Pada tahun 2010 lebih dari 90% wanita berusia 58-75 tahun pernah mengalami kondisi ini atau kebanyakan dari mereka berusia mendekati masa menopouse, tetapi tidak menutupp kemungkinan usia yang lebih muda bisa mendapatkan sindrom ini. Sindrom ini bukanlah serangan jantung yang terjadi pada umumnya dan biasanya akan segera kembali normal dalam kurun waktu minggu atau bulan. Sayangnya, jika sindrom ini tidak ditangani dengan baik resiko gagal jantung atau stroke lebih besar.

Jika dilihat dari namanya “Tako-Tsubo” memiliki arti kuali untuk menangkap gurita sesuai dengan bentuk Left Verticular (Bilik jantung sebelah kiri) yang menyerupai dengan kuali untuk menangkap gurita. Kondisi ini biasanya dipicu oleh stress yang membuat dinding jantung sebelah kiri dimana ia bertugas sebagai pemompa darah utama tidak berjalan dengan semestinya. Stress yang berkaitan dengan sindrom ini biasanya akibat kehilangan sesuatu yang disayangi sepertu kekasih/hewan peliharaan,dll, kekerasan rumah tangga, kecelakaan serius, atau hal yang berhubungan dengan stress emosional dan fisik. Sehingga biasanya penderitanya akan menderita sesak nafas atau nyeri dada.

Solusinya ?

Orang dengan sindrom patah hati ini biasanya akan ditangani sama dengan orang yang mengalami penyakit jantung atau gagal jantung. Mereka akan diresepkan obat pengencer darah, inhibitor ACE dan beta blocker. Selain itu mereka akan dipantau dengan menggunakan alat Ultrasound dalam mendeteksi detak jantung sewaktu-waktu mengalami serangan serupa.

Selain itu, ketika patah hati kita akan mengalami fase-fase dimana detak jantung akan meningkat yang membuat kita susah tidur di malam hari akibat tekanan yang sedang dihadapi. Para ahli dan dokter menyarankan agar kita bisa mengalihkan pikiran kita dari penyebab stress ( putus cinta) dengan kegiatan yang membuat pikiran menjadi lebih relax. Kegiatan itu bisa berupa menggambar, berolah raga, bermain musik, menulis atau mencoba bermeditasi/yoga. Namun, jika semua usaha sudah dilakukan dan tidak membawa hasil bisa juga kita bercerita pada teman/saudara/keluarga/ psikolog dalam membantu meringankan beban.

Baca juga: Resensi - Why Men Want Sex and Woman Need Love. Cara Kerja Otak Pria Dan Wanita Dalam Melihat Cinta.

Setelah membaca ini, memang fase patah hati membuat kita tidak sehat jika terlalu dipikirkan berlarut-larut. Waktunya kita move on agar hidup menjadi sehat dan bahagia. Bagaimana menurutmu ?

Source:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1936878X10002676
https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/blood-heart-circulation/takotsubo-cardiomyopathy.html
https://www.ecrjournal.com/articles/takotsubo-cardiomyopathy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment