Home / Pojokan

Resensi – Bicara Itu Ada Seninya. Mendengarkan Lebih Banyak Atau Berbicara Lebih Banyak?

Senjahari.com - 30/12/2019

Resensi – Bicara Itu Ada Seninya. Mendengarkan Lebih Banyak Atau Berbicara Lebih Banyak?

Penulis : Dinda Pranata

#Resensi Bicara itu ada seninya cukup menarik untuk diulas. Di dalam buku yang ditulis oleh Oh Su Hyang dimana ia merupakan seorang pembicara dalam banyak acara, pengisi suara, juga seorang dosen membagikan hal yang paling mendasar dalam sebuah komunikasi. Ia mengatakan dalam sebuah komunikasi yang baik dan efektif, seorang pembicara bukanlah seorang yang harus selalu tampil paling menonjol. Apa maksudnya dan apa sebenarnya seni dalam berbicara ?

Terkait #Resensi :
#Resensi – Totto Chan’s Children. Kisah Kemanusiaan Di Negara Konflik
#Resensi Why Men Want Sex and Woman Need Love. Cara Kerja Otak Pria Dan Wanita Dalam Melihat Cinta.
#Resensi – Filosofi Teras. Jangan Bermain-Main Dengan Mindsetmu!

Sampul Buku Bicara itu Ada Seninya
Sampul Buku Bicara itu Ada Seninya by http://www.shopee.co.id

Seni Berbicara Mulailah Banyak Mendengar

Oh Su Hyang menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang pembicara handal maka pembicara itu haruslah mau mendengarkan. Alih-alih banyak bicara, seorang MC atau pembawa acara akan terlihat begitu memukau dimana ia memberikan bintang tamunya waktu untuk berbicara. Hal ini lah yang dilakukan beberapa MC atau pembawa acara terkenal seperti Yoo Jae Suk dalam acara Running man.

Terkait #Resensi :
#Resensi Bangsawan Pribumi Juga Memiliki Andil Dalam Kesengsaraan Rakyat di Zaman Kolonial – Max Havelaar Karya Multatuli
#Resensi Pendidikan Karakter Di Episode Kisah Karya Tetsuko Kuronayagi – Novel Totto-chan

Selain itu, menurutnya dengan mendengar orang akan menyerap informasi yang baik untuk diterjemahkan sehingga bisa menimbulkan topik-topik segar yang membuat sebuah percakapan lebih hidup. Hal ini berdampak baik pada timbulnya komunikasi dua arah yang menyehatkan dibandingkan dengan komunikasi yang mendominasi dimana akan terasa membosankan.

Kemampuan Bicara Itu Dilatih

Banyak orang yang akan berpendapat bahwa menjadi seorang MC, Penyiar Radio, hingga pengisi suara atau orang yang memiliki kemampuan lebih dari bicara adalah sesuatu yang didapatkan sejak lahir. Padahal sekitar kurang dari 10% orang yang lahir dengan kemampuan bakat bicara sejak lahir tanpa dilatih. Sesunggunya mereka yang mau berlatih mengenali suaranya hingga mengatur suaranya bisa juga menjadi seorang pembicara yang handal.

Terkait #Resensi :
#Resensi Budaya Patriarki Di Abad Pertengahan Lewat Tokoh di Grand Shopy Karya Geogrette Heyer
#Resensi Mendalami Sifat Alami Anak-Anak Lewat Karya Tetsuko Kuronayagi – Totto Chan.
#Resensi Very Good Lives – J.K Rowling (Lewat Imajinasi Lampaui Kegagalan)

Contohnya saja seorang pembaca berita dengan pembawa acara ragam akan memiliki tempo, suara dan intonasi yang berbeda. Pembaca berita memiliki suara yag lebih rendah dan dalam dibandingkan pembawa acara ragam yang memiliki suara tinggi untuk menciptakan kesan ceria. Selain itu, Pembaca berita ataupun pembawa acara ragam pun sebelum tampil di televisi mereka akan berlatih membaca naskah dengan intonasi hingga pelafalan yang benar dan jelas. Dengan berlatih mereka bisa mengatasi pelafalan yang tidak jelas akibat gugup sehingga apa yang mereka sampaikan bisa tepat sasaran.

Jadi mulailah belajar mendengarkan orang lain sebelum berbicara dan latihlah suaramu agar sesuai dengan kondisinya. Jangan takut untuk berbicara dan bersuara mulai sekarang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment