Home / Pojokan

Pojok Literasi-Resensi: Kim Ji Yeong Lahir 1982. Novel Feminitas Yang Dikecam!

Senjahari.com - 09/03/2020

Pojok Literasi-Resensi: Kim Ji Yeong Lahir 1982. Novel Feminitas Yang Dikecam!

Penulis : Dinda Pranata

Salah satu buku dalam #resensi yang sudah dibuat filmnya. Ya, Kim Ji Yeong lahir tahun 1982 merupakan novel yang tidak terlalu tebal dan sukses membuat korea selatan gempar serta menuai banyak kritikan. Novel ini sebenarnya menceritakan kisah Kim Ji Yeong yang hidup di era tahun 1982 dimana pandangan feminisme dianggap sangat bertentangan dengan norma yang ada. Bagaimana kisah ini menuai kontrofersi dan pandangan dalam novel itu ?

Buku Kim Ji Yeong Lahir 1982
buku kim ji yeong by gramedia.com

Feminitas Dianggap Sebagai Pembangkangan.

Dalam novelnya yang berjumlah 250 halaman itu, menceritakan bagaimana Kim Ji Yeong dibesarkan dalam sebuah keluarga yang terdiri dari bapak, 2 orang anak perempuan, seorang anak lak-laki dan seorang nenek. Keluarga yang hidup dalam golongan kelas menengah kebawah dengan penghasilan yang pas-pasan dan seorang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga.

Terkait #Resensi :
#Resensi Budaya Patriarki Di Abad Pertengahan Lewat Tokoh di Grand Shopy Karya Geogrette Heyer

Perlakuan keluarganya kepada anak laki-laki dirasa berlebihan, dimana saat itu segala yang terbaik dimulai dari pakaian, sepatu, hingga kamar tidur kepada anak laki-laki keluarga tersebut. Hal ini pun memicu pemikiran Kim muda mengapa perbedaan besar tersebut begitu mencolok antara dia, kakak sulungnya yang perempuan dan adik bungsunya yang laki-laki. Bahkan neneknya pun selalu berkata bahwa dia dan kakak sulungnya harus mengalah kepada adik laki-lakinya. Sehingga ketika Kim Ji Yeong mengutarakan pendapatnya tentang kondisi yang seperti itu membuatnya dianggap sebagai pembangkang oleh neneknya.

Tidak hanya itu, memiliki anak laki-laki di korea selatan dianggap sesuatu yang membanggakan. Hal itu, juga tercermin ketika sang ibu meminta maaf kepada nenek Kim saat Kim Ji Young dan kakak sulungnya terlahir sebagai perempuan. Kondisi itu tidak hanya terjadi pada tahun 1982, dan berlanjut hingga generasi sekarang.

Paternalisme Yang Melahirkan Kaum Misogini.

Paternalisme yang mendarah daging di Korea selatan, membawa kondisi ini kepada hal yang ekstrim. Hal ini terlihat dari pandangan paternalisme yang pada akhirnya membuat gambaran dan sikap benci terhadap kaum wanita. Pandangan ini juga menyebabkan kaum laki-laki memiliki perasaan superior dan mengganggap wanita harus berada di bawah atau di belakang kaum laki-laki.

Pandangan paternalisme yang berlebihan ini juga melahirkan kaum-kaum misogini. Seperti yang diceritakan oleh Kim Ji Yeong ketika dia mengikuti wawancara kerja dimana pekerjaan lebih memilih kaum laki-laki dibanding dengan perempuan. Selain itu, saat ia mulai bekerja ia harus menghadapi atasan laki-laki yang melecehkan karyawan perempuannya dan dianggap hal yang biasa. Kondisi yang seperti itu justru merugikan pihak wanita sebagai korban pelecehan dan menguntungkan sisi pelaku pelecehan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment