Penulis : Dinda Pranata
Berbicara tentang agama tentu saja tidak lepas dari yang namanya aturan dan pegangan manusia kepada Tuhan. Agama kadang dipandang sebagai sesuatu yang mengikat, dan kaku. Namun, jika dilihat lagi lebih dalam pada Agama Hindu di setiap zaman memiliki prioritasnya tersendiri agar agama itu bisa tetap berjalan kapanpun. Prinsip ini juga sebenarnya ada dalam ilmu pengetahuan tentang bagaimana tantangan hidup manusia berbeda dari zaman ke zaman. Lantas bagaimana hindu mengatur prioritasnya berdasarkan zaman?
Disesuaikan Dengan ‘Zaman Now’
Dalam kitab manawadharmasastra atau kitab yang mengatur tentang hukum agama hindu mengatakan bahwa dalam bidang hukum keadagaan terdapat hal-hal berikut:
- Semua alam semesta diciptakan dan dipelihara oleh suatu hukum yang dinamakan rta atau dharma.
- Ajaran yang diturunkan bersifat anjuran dan larangan yang semuanya mengandung konsekuensi atau sanksinya.
- Tiap ajaran bersifat relatif dimana dapat disesuaikan dengan zaman, tempat dan kedudukan hukum itu dilaksanakan, serta bersifat absolut yang berarti mengikat dan wajib dilaksanakan.
- Pengertian warna dharma berdasarkan pengertian golongan fungsional.
Dalam kitab itu sudah tertulis bagaimana agama hindu memiiki sifat relatif yang fleksibel dimana dapat disesuaikan dengan zaman. Contohnya pada zaman Kerta Yuga, kehidupan beragam diprioritaskan dengan cara Dhyana (tapa samadi). Ada juga zaman Treta Yuga dengan memfokuskan Jnyana (Belajar). Pada zaman Dwapara Yuga dengan cara ritual (upacara yadnya) dan pada Zaman Kaliyuga beragama dengan prioritas melakukan punia (Dana)
Pada Zaman Kaliyuga seperti sekarang banyak manusia yang mulai tidak mengingat Tuhan, dimana moral mulai merosot disinilah peran Agama dibutuhkan sebagai pedoman kehidupan manusia. Pada Pustaka Slokantara Sloka 2 menyebutkan bahwa lebih baik mendidik anak yang suputra dibandingkan dengan seratus kali melakukan yajna. Ini bukan berarti bahwa yajna tidak penting, tetapi esensi utama dari pandangan ini adalah bagaimana manusia sebagai pelaksana spiritualnya dan yajna sebagai wujud ritualnya.
Trend ‘Zaman Now’ = Dana Punia
Trend zaman now dari masa kaliyuga adalah berdana punia. Mengapa kita harus berdana punia? Berdasarkan dari kararakteristik zaman kaliyuga dimana tingkat mobilitas manusia makin tinggi dan kegiatan hidup makin bermacam-macam sehingga memungkinkan banyak pekerjaan yang dilakukan manusia dan penghasilan lebih mudah didapat dibandingkan pada zaman sebelumnya. Namun dilain sisi, semakin beraneka ragam pekerjaan yang ditawarkan justru kehidupan manusia tidak dekat dengan ketercukupan, keterikatan dengan sifat keduniawian juga semakin besar. Oleh karena itu, manusia perlu berdana punia untuk mensejahterakan sesama manusia lainnya sebagai wujud bakti kepada Tuhan.
Pandangan ini juga tertuang dalam kitab Sarasamuscaya Sloka 135 dimana dinyatakan untuk melakukan bhuta hita atau upaya mensejahterakan semua makhluk (sarwa prani) ciptaan Tuhan. Bhuta hita itulah sebagai dasar untuk mewujudkan empat tujuan hidup mencapai dharma, artha, kama dan moksa. Selain itu, konsep trend zaman now ini sesuai dengan trikaya parisuda yaitu berbuat baik kepada sesama.
Masih ragu berdana punia mulai sekarang? Sisihkan sebagian penghasilanmu untuk sesama karena kebahagiaan itu sejatinya dibagi dan disebarkan agar lebih bermakna.
Source:
gamabali.com
phdi.or.id
cakepane.blogspot.com
Comment
2 Responses