Penulis : Dinda Pranata
#Resensi komik golongan darah ini menarik untuk dibicarakan. Sebenarnya ramalan tentang golongan darah ini sudah lama ada di negara Asia. Sampai saking terkenalnya, karakter-karakter golongan darah sering dipakai dalam mangga dan anime Jepang bahkan salah satunya komik yang dibuat oleh korea selatan ini. Apa sih isi dari komik ini dan apakah ramalan ini benar adanya?
Kisah Para Individu Darah Yang Dramatis!
Penggambaran golongan darah di karakter ini sangat unik yang mana mewakili sifat-sifat bawaan dari masing-masingnya. Golongan darah A yang detail, Golongan darah B yang cuek, Golongan darah O yang kharismatik dan Golongan darah AB yang absurb. Golongan darah ini memiliki masalahnya sendiri dan bagaimana mereka saling berinteraksi satu sama lainnya.
Uniknya walau mereka memiliki karakter yang sangat berbeda, mereka selalu memiliki cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. Misalnya golongan darah A yang detail ketika menghadapi ujian ia akan belajar jauh-jauh hari sebelumnya. Berbeda dengan golongan darah B yang saat ujian ia akan mengandalkan sistem kebut semalam. Untuk golongan darah O, ia akan belajar dengan santai karena ia cenderung memiliki daya ingat yang kuat. Terakhir golongan darah AB, walaupun belajar menghadapi ujian pun bisa saja ia mudah tertidur.
Walaupun perkara mengenai hubungan golongan darah dengan karakter ini masih menjadi perdebatan. Komik ini cocok untuk menemani hari-hari santai ketika kamu #dirumahaja. Lantas sejak kapan sih ramalan golongan darah ini muncul?
Awal Penelitian Yang Tidak Pas Hingga Menjadi Populer.
Setelah penemuan golongan darah pada tahun 1902 oleh Karl Landsteiner, dokter asal Austria. Tahun 1920 dimana Nazi begitu gencar dalam menghasilkan golongan ras yang murni, pihak Jepang pun juga ingin mempertahankan kemurnian dari rasnya sendiri sehingga seorang psikolog sosial bernama Takeji Furukawa melakukan studi temperamen melalui golongan darah memperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara golongan darah dengan sifat dan karakter pemilik golongan darah itu.
Baca juga: Resensi Budaya Patriarki Di Abad Pertengahan Lewat Tokoh di Grand Shopy Karya Geogrette Heyer
Namun, studi yang dihasilkan oleh Furukawa ini bisa dikatakan cacat karena mengambil sample yang terlalu kecil dan metode statistik yang kurang pas hingga menarik kesimpulan. Karena begitu antusias dalam terhadap penelitiannya itu, ia mempromosikan hingga oleh pemerintah Jepang diterapkan dalam pemilihan anggota militer mereka. Walaupun penduduk Jepang sempat kehilangan antusiasme terhadap studi ini, hingga tahun 1970an mulai mencuat kembali.
Seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi melakukan perbaikan pada karya Furukawa dengan menghilangkan aspek rasisnya yang pada akhirnya membawa karya Masahiko Nomi ini menjadi populer kembali. Bahkan anaknya Toshitaka Nomi hingga tahun 2006 masih mempopulerkan karyanya. Tujuannya bukan sebagai pembanding ras saja melainkan menggali potensi yang terbaik dari masing-masing orang. Meskipund dari sisi ilmiah masih dipertanyakan mengenai korelasi ini, budaya ini masih dipakai di Negara Jepang dan Korea Selatan.
Source:
bigthink.com
bbc.com