Penulis : Dinda Pranata
Setiap kita membaca atau mendengarkan penjelasan tentang luar angkasa pasti tidak asing dengan istilah jarak yang digunakan. Ya, Tahun cahaya. Istilah ini digunakan untuk mengukur jarak antar planet bahkan antar galaksi. Nama tahun cahaya tidak digunakan untuk mengukur waktu tetapi jarak dimana di luar angkasa begitu besar dan luas. Lantas mengapa menggunakan satuan tahun cahaya dan bagaimana mengukurnya?
Istilah Yang Lama Ada, Tapi Masih Enggan Digunakan!
Pada saat itu penelitian tentang cahaya sudah dilakukan pada masa Galileo di tahun 1638 dengan menggunakan lentera, namun saat itu ia tidak berhasil menemukan kecepatan cahaya karena baginya masih mustahil mengukur cahaya yang cepatnya diperkirakan 10 kali lebih cepat dibandingkan suara. Lalu, penelitian tentang cahaya juga dilakukan oleh Astronom Denmark Ole Rømer yang menggunakan waktu gerhana bulan pada planet Jupiter. Tidak hanya itu, penelitian cahaya juga digunakan oleh James Bradley ketika mengamati perubahan posisi pada bintang yang bergantung pada gerak bumi. Dimana pengukuran benda-benda angkasa menggunakan cahaya terus dikembangkan.
Penyebutan istilah tahun cahaya ada pertama kali pada tahun 1838 oleh Astronom Jerman bernama Friedrich Bessel yang saat itu mengukur bintang 61 Cygni. Dia mencatat bahwa cahaya untuk menuju bintang tersebut membutuhkan waktu 10 tahun. Tapi pada saat itu, ia tidak menyebutnya dengan tahun cahaya karena menurutnya masih terlalu abstrak. Tak lama berselang, pada tahun 1851 istilah ini dipulikasikan pada publikasi astronomi yang membuatnya menjadi populer dalam literatur astronomi. Di tahun, 1860-an teori kecepatan cahaya ini dikembangkan lebih dalam oleh fisikawan Skotlandia James Clerk Maxwell dimana gelombang elektromagnetik bergerak yang konstan dan sama di dalam ruangan hampa udara. Teori ini kemudian dikuatkan oleh teori relativitas khusus dari Albert Einsten di tahun 1905 dimana cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan di mana pun.
Tahun Cahaya Seperti Ramalan Masa Lalu.
Para astronom mengunakan cahaya karena kecepatan cahaya dianggap paling stabil dan konstan. Bagi para astronom penggunaan jarak dalam kilometer akan menyusahkan dengan perhitungan yang lebih rumit. Namun, dengan cahaya yang dianggap konstan dan stabil dimana mereka bisa bergerak bahkan di ruang hampa sekalipun mereka bisa mengukur jarak antar planet bahkan galaksi.
Di ruang hampa seperti ruang angkasa cahaya bisa melaju dengan kecepatan 1.079.252.849 km/jam, sehingga untuk mengetahui berapa jarak satu tahun cahaya bisa mengalikan 24 jam dikali 365 hari dengan 1.079.252.849 km. Maka hasil yang diperoleh satu tahun cahaya sama dengan 9,5 triliun kilometer. Bagi jarak di bumi itu sangat jauh dan luas, tetapi ukuran itu tidak berlaku dengan luar angkasa yang tidak luas.
Baca juga: TanyaKenapa - Kulit Atau Mata Ular Bisa Berwarna Biru ? Ini Penjelasannya.
Mengukur dengan cahaya memungkinkan astronom untuk mengitung mundur waktu untuk melihat sebuah benda. Cahaya membutuhkan waktu untuk bisa sampai ke mata contoh ketika sinar matahari mencapai bumi itu membutuhkan waktu sekitar 8,3 menit, itu berarti matahari yang kita lihat juga sama pada 8,3 menit yang lalu di luar angkasa. Seperti halnya rasi bintang cynus yang jaraknya 2.500 tahun cahaya, dengan kata lain cahaya yang bergerak dari bintang cynnus mulai berjalan pada zaman plato atau aristotele di 2,500 tahun yang lalu.
Source:
spaceplace.nasa.gov
livescience.com
nbcnews.com