Home / Taman

Karmaphala-Setiap Akibat Ada Sebabnya. Lantas Bagaimana Kaitannya Dengan Meluasnya Pandemi COVID-19?

Senjahari.com - 12/04/2020

Karmaphala-Setiap Akibat Ada Sebabnya. Lantas Bagaimana Kaitannya Dengan Meluasnya Pandemi COVID-19?

Penulis : Dinda Pranata

Dalam agama hindu terdapat hukum sebab akibat yang dinamakan karmaphala. Kata karmaphala ini diambil dari akar kata Karma yang berarti perbuatan dan Phala yang artinya hasil dan jika diartikan secara lengkap merukapan buah dari suatu perbuatan atau akibat dari sebuat perbuatan yang dilakukan. Karmaphala ini termasuk dalam lima dasar keyakinan dalam agama hindu yang disebut pancasradha. Lalu bagaimana hukum sebab akibat ini dan apa kaitannya dengan meluasnya pandemi COVID-19 saat ini?

Karma Tidak Akan Tertukar!

Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang akan menghasilkan akibat timbal balik juga. Dalam hal ini karma terkait erat dengan tri kaya parisuda yang terdiri dari berpikir yang baik maka akan menghasilkan timbal balik pikiran yang baik dari orang lain, berkata yang baik akan menghasilkan perkataan yang baik dari orang lain dan berbuat yang baik juga akan menghasilkan perbuatan yang bail dari orang lain. Sehingga hasil atau akibat dari perbuatan yang baik disebut dengan Subhakarma dan kebalikannya disebut Asubhakarma.

Dalam karma yang diperoleh tidak mungkin akan tertukar dengan makhluk lain, karena segala perbuatan baik dan buruk dapat dipikirkan oleh manusia sebagaimana disebutkan dalam kitab Sarasamuscaya:

Apan iking dadi wwang, uttamajuga ya, nimittaning mangkana, wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, maka sadhanang subhakarma hinganing kottamaning dadi wwang ika

Artinya : Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara dengan jalan berbuat baik; demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.

S.S 4

Hal ini pula yang membuat karma dapat dibagi berdasarkan rentang waktu akibat yang diterima antara lain:

  1. Sancita Karmaphala: Karma yangn diperoleh pada masa sekarang yang sebabnya perbuatan di kehidupan sebelumnya,
  2. Prarabda Karmaphala: Karma yang diperoleh pada masa sekarang yang sebabnya perbuatan di kehidupan saat ini,
  3. Kriyamana Karmaphala: Karma yang diperoleh pada masa akan datang yang sebabnya perbuatan di kehidupan saat ini.

Lalu, bagaimana kita bisa menghindari karma? jawabannya tidak bisa karena segala perbuatan pasti akan menghasilkan akibat. Seperti contoh sebab matahari terbenam, akibatnya datanglah malam. Sebab orang terbiasa hidup tidak sehat, akibatnya orang menjadi sakit. Tetapi jika kita ingin menghindari karma buruk atau asubhakarma kita BISA melakukannya dengan menerapkan tri kaya parisuda sebagai konsep dasar berperikalu agar sesuai dengan tujuan kita hidup sebagai manusia.

Hubungan Karma Dengan Meluasnya Pandemi Covid-19?

Seperti yang kita tahu bahwa sekarang Indonesia sedang mengalami krisis kesehatan akibat dari Virus Corona atau COVID-19. Tidak hanya Indonesia tetapi juga seluruh dunia menerapkan status Darurat Nasional untuk pandemi ini. Virus ini di mulai pada akhir tahun 2019 di Wuhan China dimana sebelumnya seorang dokter berusaha mengumumkan tentang virus ini namun nyatanya tidak digubris oleh pemerintah setempat. Sehingga, penyebaran virus ini tidak hanya di Cina tetapi di seluruh dunia yang disebarkan melalui kontak manusia dengan manusia.

Di Indonesia per 12 April 2020 sudah tercatat 4,241 kasus dimana terjadi peningkatan sebanyak 399 Kasus dari sebelumnya. Dari pemerintah sudah menerapkan aturan penggunaan masker, social distancing hingga meliburkan banyak aktifitas di luar rumah demi keselamatan bersama sampai anjuran menggunakan masker saat keluar yang nyatanya masih belum efektif. Jika kita tarik hubungan antara hukum karma dengan meluasnya kasus ini cukup jelas.

Contoh saja, sebab orang sakit tidak menggunakan masker, akibatnya ia bisa menulari orang lain yang sehat menjadi sakit. Sebab orang yang sehat keluar tidak menggunakan masker, akibatnya ia bisa saja tertular virus corona dari orang yang sudah terinfeksi baik ada gejala maupun tidak. Sebab ia tertular, akibatnya orang terdekatnya bisa terinfeksi virus ini juga ketika ia tidak melakukan social distancing. Sebab satu orang yang terinfeksi tanpa segera ditangani, akibatnya banyak orang yang tertular virus. Sebab tidak sedikit yang tertular, akibatnya petugas kesehatan banyak yang memerlukan Alat pelindung diri untuk merawat pasien.

Baca juga: Asal Stigma Sosial-Kondisi Sosial Di Tengah Pandemi Virus Corona.

Kondisi saat ini sesuai dengan salah satu karma yang disebut Prarabda Karma yang mana karma diterima dari perbuatan yang terjadi pada kehidupan saat ini. Karma ini terus berputar dan akan membuat pandemi ini tidak segera berakhir tanpa adanya kesadaran bersama. Dengan kesadaran dan kemauan bersama maka hukum asubakarma ini bisa dihentikan demi keselamatan bersama.

Mari kita berbuat baik untuk sesama di masa krisis kesehatan ini agar masalah ini segera teratasi dengan melakukan upaya yang kita bisa dan melakukan anjuran yang sudah diatur sebaik-baiknya.

Source:
phdi.or.id
inputbali.com
babadbali.com
kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment