Penulis : Dinda Pranata
Resensi buku berjudul Gadis Pendongeng karya L.M Montgomerry ini sangat asyik untuk disimak. Kisah yang berlatar daerah Kanada yang menceritakan kisah sekelompok anak-anak dengan kegiatan dan imajinasi masing-masing anak di dalamnya. Kisah yang dituliskan ini seakan membawa kita pada masa lalu, saat kita masih anak-anak dengan sekumpulan pemikiran polosnya. Apa menariknya buku ini dan nilai apa yang terkandung dalam buku ini?
Berpetualang Dalam Dunia Imajinasi.
Keluarga King merupakan keluarga yang terpandang di pulau Prince Edward. Salah seorang anak bernama Beverly King menceritakan petualangannya bersama keluarga King yang lain dan sekelompok anak di pulau itu. Mereka menikmati hari-hari dengan bersenang-senang di kebun keluarga king yang luas. Sekelompok anak Felicity, Cecily, Dan, Peter, Felix, Sara Stanley (Si Gadis Pendongeng) serta beberapa anak termasuk Beverly menikmati petualangan bersama yang syarat akan imajinasi.
Banyak kisah yang diceritakan oleh Sara Stanley yang menjadi tokoh utama dalam cerita itu menceritakan banyak kisah menarik dari buku-buku bacaan dan cerita yang ia dengar dari paman serta bibinya. Ia membagikan kisah itu pada sekelompok anak-anak polos, dimana mereka bisa menikmati cerita yang menarik, menyenangkan, misterius baik tentang dewa, putri-putri, cerita kepahlawanan, hingga tentang dunia kiamat. Cerita ini memberikan gambaran bagaimana anak-anak mampu hidup dalam dunia imajinasi yang kuat dan sangat polos terhadap segala apa yang mereka dengar.
Salah satu yang menarik, pada suatu hari mereka menerima kabar melalui koran dimana memberitakan akan ada dunia kiamat. Mereka membaca itu dan berimajinasi bagaimana jika hal itu benar adanya, dengan raut wajah ketakutan dan cemas hingga masing-masing dari mereka rela melakukan kebaikan kepada sesama teman mereka hingga memberi barang yang mereka sayangi demi bisa masuk surga saat kiamat itu datang. Walau pada akhirnya apa yang diberitakan dalam koran itu tidak benar, tetapi dapat diamati bahwa anak-anak mudah sekali percaya pada hal-hal yang tidak benar sekalipun.
Syarat Nilai Saling Menghargai Dan Memaafkan.
Banyak kejadian dalam cerita ini yang mana menyiratkan nilai-nilai saling menghargai perbedaan dan saling memaafkan. Salah satu bagian dimana ketika peter ingin memutuskan apakah ia akan menganut kristen presbitarian atau kristen metodis dan ia memutuskan ingin menjadi presbitarian maka teman-temannya yang berbeda tidak membenci atau menjauhinya. Walau dalam cerita terdapat beberapa perdebatan akan pilihan ini, mereka mutuskan untuk tetap berteman dengan perbedaan di antara mereka.
Baca juga: Resensi Pachinko. Wanita Imigran, Yakuza, Dan Kolonialisasi.
Nilai saling memaafkan yang paling mengharukan adalah di saat Peter terkena campak dan hampir menemui ajalnya. Saat itulah teman-teman mereka memberikan dukungan serta semangat, termasuk orang yang sering berdebat dengan Peter adalah Felix King dan Felicity yang sering menghinanya mereka tetap memberikan doa dan kesembuhan pada Peter melalui surat. Setelah peter dinyatakan sembuh dan melalui proses penyembuhan, ia membalas surat itu pada teman-temannya.
Felix, aku sudah berhenti berdoa agar hanya aku yang bisa makan apel pahit dan aku tidakkan pernah berdoa untuk sesuatu sepeti itu lagi. Itu doa yang kejam dan jahat. Waktu ituaku tidak tahu, tapi setelah campak menyerang aku sadar bahwa doaku buruk… Bagaimana pun, itu surat yang bagus dan semua surat kalian bagus, dan aku sangat senang memiliki banyak teman baik….
Peter Craig, Bab Kumpulan Surat Hal 348.
Saat menjadi anak-anak, kita bisa bebas berimajinasi dengan cerita kepahlawanan, hantu, bahkan dongeng putri dan raja. Namun hal yang terpenting adalah bagaimana anak-anak mudah bertengkar untuk masalah sepele namun kemudian bisa saling memaafkan kembali.