Penulis : Dinda Pranata
Tato tidak hanya terkenal di dunia barat dan merupakan budaya modern. Tapi, siapa sangka seni tato itu bisa jadi seni tertua melukis kulit pada manusia. Tato sebelumnya sudah ada sejak zaman purba untuk menunjukkan kelas atau status seseorang. Kemudian seni ini berkembang menjadi sebuah seni baru pada kehidupan modern dengan peralatan yang lebih canggih. Walau menuai pro dan kontra, nyatanya di Indonesia masih ada kok yang memegang seni dan tradisi Ini. Di manakah itu?
Tradisi Tato Suku Mentawai Bernama Titi.
Suku Mentawai ini hidup di kepulauan Mentawai, sebelah barat wilayah Sumatera Barat dan dekat dengan Samudera Hindia. Suku ini memiliki tradisi yang mentato diri mereka dengan jarum atau duri tanaman, bambu, serta arang bakar dan air tebu. Seni tato orang mentawai ini bernama Titi. Merujuk pada penelitian Ady Rosa yang diambil dari artikel pada pesona indonesia, Suku Mentawai sudah mentato kulit sejak mereka datang ke Wilayah pantai barat Sumatera pada zaman logam pada tahun 1500-500 SM. Orang mentawai menganggap bahwa mentato diri mereka sebagai lambang keseimbangan antara alam dan penghuninya.
Orang Mentawai tidak semua menggunakan tato, tapi beberapa daerah yang masih memegang tradisi itu seperti di pedalaman Siberut, Sipora, dan Sikakap. Bagi mereka tato itu melambangkan kehidupan dan pancaran roh penduduknya (Status sosial) entah mereka berprofesi sebagai pemburu, nelayan, petani, bahkan dukun. Motif tato pada tubuh orang-orang mentawai biasanya seputar alam seperti batu, hewan, tumbuhan, mata kail, panah, tempat sagu, atau matahari. Uniknya lagi, sebelum mentato tubuh mereka biasanya akan diadakan penyembelihan babi atau ayam sebagai ritualnya.
Bertahan Atau Tergerus Zaman.
Saat ini tidak semua orang mentawai mempraktekkan tradisi titi atau tato. Hal ini berkaitan dengan masuknya berbagai agama di Indonesia serta larangan penggunaan tato karena alasan pekerjaan, pendidikan, serta kesehatan. Tradisi ini perlahan mulai tergerus zaman dan sekarang mulai sedikit anak muda yang menato tubuhnya dengan tradisi Titi.
Pada tahun 1955, Pemerintah sempat melarang kepercayaan Arat Sabulungan yang berkaitan erat dengat tradisi titi ini. Walau ada akhirnya pada tahun 1999 saat kepulauan mentawai menjadi kabupaten sendiri dan adanya kebebasan untuk mempertahankan tradisi ini, namun sampai saat ini tidak banyak pemuda yang mentato tubuhnya dengan tradisi tradisional.
Baca juga: Tradisi Nyopuh, Saat Madu Menyatukan Suku.
Tradisi ini berada pada persimpangan antara harus bertahan atau tergerus zaman. Satu sisi saat menilai masalah kesehatan beberapa orang melarang kepercayaan atau tradisi ini, sedangkan di sisi yang satunya beberapa orang berharap tradisi ini tetap berjalan dan lestari karena bisa jadi ini merupakan tradisi tertua tato di dunia. Lantas bagaimana kita menyikapi ini?
Bagi kamu yang tahu tradisi ini, bisa memberikan tanggapan di kolom komentar ya!
Source:
news.okezone.com
lokadata.id