Home / Koridor

Jerman Menyerah Tanpa Syarat Saat Perang Dunia II.

Senjahari.com - 07/05/2021

Jerman Menyerah Tanpa Syarat Saat Perang Dunia II.

Penulis : Dinda Pranata

Jerman adalah sebuah negara kecil yang memiliki militer kuat saat pecahnya perang dunia II. Setidaknya itu yang Dila baca hampir di semua buku sejarah dunia. Sesekali wajahnya memandang sekeliling koridor sekolah yang nampak panjang sambil menunggu jemputannya datang. Sekali lagi ia membaca buku sejarahnya yang menjadi salah satu pelajaran favoritnya. Matanya tertuju pada kalimat, Bagaimana bisa Jerman menyerah tanpa syarat saat perang dunia ke II?

Kematian Hitler Menjadi Pukulan Jerman Kedua Kali

Kekalahan Jerman pada PD II sebenarnya sudah tercium sejak tahun 1943. Pada Februari 1943, Angkatan Darat ke-VI Jerman kalah akan tentara Uni Soviet pada perang Stalin. Kekuatan Jerman semakin melemah pada tahun-tahun berikutnya. Seperti pada bulan Juni 1944 tentara Sekutu Barat mendarat di Normandia, Prancis, dan memukul mundur tentara Jerman kembali ke Berlin. Pada bulan berikutnya Juli 1944, beberapa petinggi militer Jerman mengakui kekalahan mereka dan diam-diam mereka berusaha mengkudeta Hitler walau akhirnya gagal. Usaha mereka justru diketahui Hitler dan membuat pimpinan Nazi ini membunuh setidaknya 4,000 rekan militer yang berusaha menggulingkannya.

Pada tahun 1945, Uni Soviet berhasil mengepung kota Berlin dan menyebabkan Hitler harus bersembunyi di bawah ruangan bawah tanahnya. Usahanya untuk bertemu dengan para petinggi Nazi yang lain nampaknya tidak membuahkan hasil. Sebelum bunuh diri pada tanggal 30 April 1945, ia menuliskan surat wasiat yang berisi tentang penunjukan Karl Dönitz sebagai penggantinya. Sayangnya, Karl Dönitz tidak bisa melanjutkan kepemimpinan Nazi karena posisi Jerman sudah sangat terdesak oleh Uni Soviet. Karl Dönitz kemudian segera mengutus Jenderal Alfred Jodl untuk menegosiasikan penyerahan tentara Jerman dengan Jenderal Dwight D. Eisenhower.

Lagi-lagi Jodl masih berusaha bernegosiasi bahwa penarikan setidaknya hanya untuk tentara yang masih menyerang Sekutu. Nampaknya negosiasi itu gagal karena Eisenhower merasa itu hanya tipuan mereka yang berusaha mengulur waktu. Ia tetap meminta Jerman untuk menarik semua pasukannya yang ada di barat maupun di timur. Jika permintaan ini ditolak, maka semua tentara Jerman yang ada akan ditangkap oleh Uni Soviet. Akhirnya setelah melaporkan kondisi dalam pertemuan itu pada Karl Dönitz, Jodl menandatangani “Penyerahan tanpa syarat Jerman” pada tanggal 7 Mei 1945. Dengan ditandatanganinya penyerahan itu maka berakhirlah kekuasaan NAZI dan PD II.

Kelemahan Terdeteksi Sejak Awal Penyerangan.

Banyak buku yang memperkenalkan bagaimana canggihnya mesin-mesin perang negara ini. Namun, apakah semua mesin canggih itu dipakai saat perang melawan sekutu di wilayah jajahan bagian barat Jerman dan di bagian timur? Sayangnya tidak. Mesin-mesin canggih milik negara ini nyatanya tidak efisien. Ia memiliki keterbatasan makanan, sumber daya alam hingga bahan bakar untuk mesinnya yang boros bahan.

Baca juga: Tanya Kenapa Lambang Swastika Menjadi Lambang Nazi Jerman ?

Ketika Inggris menyerang negara wilayah kekuasaan di bagian barat, negara ini tetap memaksakan mesin-mesin yang tidak efisien itu sebagai pertahanan di blok barat. Namun, ia tidak melengkapi blok bagian timur kekuasaannya dengan mesin serupa ketika Uni Soviet menyerangnya secara masif pada blok timur. Banyak dari tentaranya yang kehilangan nyawa.

Dila akhirnya mengerti ambisi besar Nazi menjadikannya negara yang menentang hak asasi manusia lewat genosida justru membuat negara lain mengecamnya. Hal itu justru menghancurkan negaranya sendiri ke dalam jurang kekalahan.

Source:
theguardian.com
britannica.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment