Penulis : Dinda Pranata
Sejarah Hari kebangkitan nasional menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yang terjadi pada tanggal 20 Mei 1959. Siapa bangsa Indonesia yang tidak tahu bagaimana kisah-kisah kepahlawanan perintis nasionalisme Indonesia melawan penjajah? Semua kebangkitan berasal dari kaum pemuda. Pemuda sendiri adalah penerus bangsa yang memiliki kekuatan lebih banyak dan lebih besar. Ya, Budi Utomo menjadi salah satu penggeraknya. Bagaimana perjalanan organisasi ini?
Budi Utomo Media ‘Promosi’ Nasionalisme.
Jika di era modern promosi media promosi melalui iklan naik di televisi, radio, media sosial bisa mencangkup masyarakat dalam hitungan menit. Pada masa awal kemerdekaan selain televisi, radio dan surat kabar adalah barang mewah. Salah satu media paling berpengaruh adalah mereka yang mengenyam bangku pendidikan. Budi utomo lahir atas keinginan menggerakkan pemuda Indonesia untuk mempromosikan nasionalisme kapada semua lapisan masyarakat. Tercetus dari para pemuda STOVIA (Sekolah Kedokteran) dan beberapa sekolah dari daerah lain pada tanggal 20 Mei 1908. Para anggotanya antara lain Soetomo, M Soeradji, M Muhammad Saleh, M Soewarno, M Goenawan, Soewarno, RM Goembrek, dan R Angka. Beliau-beliau membentuk organisasi tersebut atas usulan Dr Wahidin Sudirohusodo.
Budi utomo mengadakan sidang pertama dengan menetapkan Raden Adipati Tirtokoesoemo sebagai presiden organisasinya. Fokus utama dari Organisasi ini adalah menangani pemerataan sosial, ekonomi, pendidikan, pengajaran dan kebudayaan bagi semua kalangan. Organisasi itu pula menjadi salah satu organisasi yang sah secara hukum belanda. Tapi apakah penetapan setelah kongres dan pengesahan hukum belanda itu sejalan?
Tumpang Tindih Kepentingan Golongan.
Walau pendirian organisasi ini menjadi Hari kebangkitan nasional oleh presiden RI pertama, Nyatanya perjalanannya tidak selalu mulus dan tanpa masalah. Kendala-kendala Organisasi budi utomo cukup bermacam-macam antara lain, perkembangan yang hanya ada di sekitar wilayah Jawa dan Madura, para anggota dan pendirinya terbatas pada kaum-kaum ningrat dan belum menyeluruh semua lapisan sesuai dengan fokusnya. Selain hanya terbatas di wilayah Jawa, kesulitan finansial dari perjalanan organisasi ini yang hanya ditopang oleh beberapa kaum ningrat dan simpatisan kaum belanda.
Organisasi ini juga masih tumpang tindih dengan kepentingan para ningrat atau golongan atas. Pendidikan yang awalnya untuk semua kalangan justru semakin terlihat jelas karena banyaknya murid yang mendaftar dari kalangan atas serta kurikulum yang masih mengutaman bahasa Belanda daripada bahasa Indonesia. Pada tahun 1932, Organisasi ini tidak bisa melanjutkan perjalanannya hingga ia harus meleburkan diri dengan politik dalam Partai Indonesia Raya bentukan Soetomo sendiri.
Baca juga: Anak Semua Bangsa dan Kapitalisasi dalam Novel Pramoedya Anata Toer
Indonesia melakukan peringatan pertama kali Hari Kebangkitan Nasional pada 1948 di Yogyakarta. Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang pertama, presiden Sukarno ingin merangkul semua pihak yang saat itu terpecah oleh partai politik untuk bersama-sama melawan Belanda. Lahirnya organisasi budi utomo ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soerkarno setelah peringatan pertama di tahun 1948.
Source:
Kompas.com
britannica.com