Home / Serambi

Rumput Laut Jadi Senjata Perubahan Iklim? Ini Temuannya!

Senjahari.com - 10/06/2021

Rumput Laut Jadi Senjata Perubahan Iklim? Ini Temuannya!

Penulis : Dinda Pranata

Perubahan iklim merupakan salah satu masalah dunia yang belum terpecahkan. Setelah terbakarnya hutan Amazon yang mengurangi jumlah lahan hijau untuk bumi, banyak ahli lingkungan yang mencoba mencari alternatif lain untuk mencegah perubahan iklim yang ekstrem. Salah satu temuan yang terbaru yaitu memanfaatkan hutan laut sebagai alternatif pilihannya. Apakah hutan laut yang ditanami rumput laut dan alga bisa efektif?

Rumput Laut Menjadi Selebritis

Sudah bukan barang baru lagi ketika rumput laut menjadi populer. tumbuhan laut ini pun memiliki banyak manfaat bagi banyak kehidupan baik manusia, dan biota laut. Kali ini ahli lingkungan menemukan bahwa pemanfaatan rumput laut untuk membuka hutan laut bisa membantu perubahan iklim dunia. Seorang ahli ekologi kelautan, Winberg di Universitas Wollongong mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan tumbuhan laut ini relatif cepat dibandingkan dengan tumbuhnya pepohonan di daratan. Selain itu kemampuannya untuk menyerap sejumlah besar karbon dioksida dapat membantu melawan perubahan iklim dan menghilangkan keasaman lautan.

Banyak penelitian yang sudah mencoba memanfaatkan potensi budidaya rumput laut untuk membantu melawan perubahan iklim karena berkurangnya lahan hijau, kerusakan hutan hujan, sempitnya area penghijauan akibat pemukiman serta industrialisasi. Dari penelitian itu hutan laut ditumbuhi tanaman laut ini dan alga dinilai sangat efisien dalam menyimpan karbondioksida dan memperbaiki keasaman laut serta membantu menyelamatkan keanekaragaman hayati bawah laut lainnya.

Seperti tanaman pada umumnya, rumput laut menyerap karbondioksida untuk berfotosintesis dan menghasilkan biomass. Menurut Emily Pidgeon yang merupakan seorang direktur senior inisiatif kelautan strategis di Conservation International, umumnya tanaman laut ini diperkirakan mampu menyerap kurang lebih 200 juta ton karbondioksida setiap tahun dan saat ganggang laut mati sebagian besar karbondioksida yang telah terserap ke jaringannya akan ikut ke lautan dalam. Lantas apakah hutan laut ini tidak memiliki tantangan?

Banyak Rumput Laut Bukan Tanpa Hambatan, Tapi..

Walaupun lautan di bumi sangat luas dan kemungkinan untuk menumbuhkan tanaman laut itu besar, tetapi membuka hutan laut yang efektif masih memiliki permasalahan yang perlu dipikirkan. Secara umum banyak keuntungan yang didatangkan dari kemampuannya menyerap karbondioksida, tapi jika hanya menanam tanaman ini sebagai media penyerapan saja tanpa memanennya akan sia-sia belaka. Ketika saatnya ia membusuk, ia akan melepaskan karbondioksida yang ditangkapnya ke atmosfer.

Baca juga: Paradoks Green Washing yang Hijau, tapi ....

Adanya permasalahan itu para peneliti menawarkan dua pilihan yang mungkin bisa dilakukan yaitu menenggelamkannya ke laut dalam atau menggunakannya untuk menghasilkan produk biofuel, makanan hingga kosmetik. Walau opsi-opsi ini masih tidak bisa langsung dilakukan karena seperti menenggelamkan ke laut dalam membutuhkan biaya yang besar serta pengolahan tanaman yang dipanen ini juga akan menghasilkan karbondioksida di atmosfer. Maka beberapa ahli lingkungan masih meneliti budidaya rumput laut sebagai hutan laut. Meski begitu sudah banyak para investor, petani, pebisnis di Eropa, Arab Saudi, Hingga Amerika yang semakin gencar menginovasi hasil budidaya tanaman laut ini untuk membantu menyelamatkan bumi dari perubahan iklim. Apakah kamu salah satu yang tertarik membudidayakan rumput laut?

Source:
nature.com
bbc.com
nationalgeographic.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment