Home / Gerbang / Sponsored

Sambal Di Indonesia Yang Bukan Sekedar Teman Makan!

Senjahari.com - 11/07/2021

sambal

Penulis : Dinda Pranata

Sambal merupakan salah satu pendamping makanan dan teman nasi bagi orang Indonesia. Sering kita mendengar orang akan berkata “makan nasi tanpa sambal bagai sayur tanpa garam”, saat orang tersebut tidak menemukan sambal di piringnya. Kata itu memang bukan sekadar ungkapan semata, tetapi memang sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia untuk makan dengan pendamping nasi itu. Lantas apa itu hanya sekedar tradisi makan turun temurun atau memang ada kisah sejarahya?

Cabe Bukan Tanaman Indonesia!

Siapa sangka tanaman yang pedas ini nyatanya bukan dari Indonesia dan sempat menuai perdebatan tentang asal usulnya. Asal tanaman cabe ini menurut buku the devil dinner karya stuart walton (2018) menjelaskan bahwa pada 7,000 SM orang-orang meksiko sudah menggunakan tanaman pedas ini untuk memasak. Dahulunya tanaman ini termasuk tanaman liar yang mudah tumbuh. Orang-orang di wilayah Veracruz membudidayakan sebagai tanaman pangan pertama kali pada 5,000 SM dan para ahli mengategorikan tanaman cabai ini dalam genus capsicum liar. Lalu gimana bisa menyebar sampai ke Benua lain?

Selain terbawa oleh burung yang bermigrasi ke Amerika Utara, nyatanya kolonialisasi juga menjadi salah satu cara penyebaran tanaman ini. Zaman kolonialisasi Eropa terhadap Amerika membawa pengaruh besar terhadap pengenalan makanan pedas dan tanaman itu sendiri di Eropa. Para ahli sejarah memperkirakan penyebaran itu terjadi ketika Christoper Colombus tahun 1492 berlayar untuk mencari dunia baru. Ia menemukan tanaman yang mirip dengan lada dan sama-sama memberikan sensasi pedas sehingga ia pun menamainya chili pepper. Tak lama kemudian ia memperkenalkannya ke negaranya. Catatan sejarah menyebutkan tidak hanya Colombus yang membawa tanaman ini ke berbagai tempat tetapi juga pelayaran yang dilakukan Spanyol hingga Portugis.

Kepopuleran Cabe dan Makna Pendamping Nasi.

Tanaman cabai yang kita kenal sekarang ini merupakan hasil tanaman kolonial pada masa portugis. Tanaman cabai dengan genus capsicum masuk ke Indonesia pada awal abad ke 16 saat seorang pelaut Portugis Ferdinan Magellan mencari rempah-rempah dan secara cepat menyebar ke nusantara. Tapi tunggu dulu, sebelum cabai dari ‘luar’ itu masuk ke Indonesia, negara kita sendiri memiliki tanaman rempah bernama Cabya (Piper retrofractum vahi) yang merupakan sejenis rempah-rempah mirip lada.

Orang-orang zaman dulu menggunakan Cabya untuk membuat jamu. Menurut Fadly Rahman, seorang sejarawan kuliner pada laman kompas mengatakan bahwa prasasti kuno abad ke 10 dan naskah kuno sudah menyebutkan kata cabya dan tercatat dalam Kamus Jawa Kuna – Indonesia dari Zoetmulder dan Robson (1997) serta riset arkeologis Timbul Haryono dalam Inventarisasi Makanan dan Minuman dalam Sumber-Sumber Arkeologi Tertulis (1997) dari abad ke-10 M. Dengan datangnya cabai dengan nama genus Capsicum untuk dibudidaya di nusantara secara tidak langsung menggeser kepopuleran dari tanaman cabya sendiri. 

Baca juga: Donat Kudapan Yang Umurnya Ribuan Tahun. Serius?

Lalu setelah adanya cabai, kita mengenal sambal sebagai olahan dari tanaman pedas ini. Kata sambal sendiri memurut Murdijati yang mengutip sejarawan kuliner dalam laman alinea bahwa kata tersebut berasal dari bahasa melayu. Sambal dalam bahasa melayu berarti sebuah ramuan dengan rasa pedas yang terbuat dari campuran beberapa bahan seperti rempah-rempah dan bawang untuk membumbui hidangan. Pengertian itu nyatanya bergeser bagi pemahaman orang Indonesia yang menilai sambal dari fungsinya sebagai teman makan nasi serrta membuatnya secara turun temurun dijadikan menu pendamping wajib.

Sambal Dan Cita Rasa Pendamping Nasi.

Sambal Dapur Albi
Ilustrasi sambal dapur albi design by canva.com

Kebiasaan makan sambal dari nasi membuat cabe memiliki nilai ekonomis terutama bagi pedagang sambal. Sekarang kita bisa menemui aneka varian sambal dengan berbagai isian. Seperti salah satu sambal dari Dapur Albi yang menyediakan berbagai varian sambal dengan berbagai isi. Varian sambalnya seperti tongkol sambal hijau, sambal tongkol suwir, sambal cumi, sambal teri dan lainnya.

Dapur Albi ini merupakan usaha rumahan yang letaknya di kota Batu Malang. Kota yang termasuk dataran tinggi dan berhawa sejuk ini pun terkenal dengan hasil pertanian dan perkebunannya. Bahan baku dari usaha ini pun banyak berasal dari cabai dataran tinggi yang dengan ukuran yang cukup besar dan cukup pedas. Tak hanya itu Dapur Albi menawarkan ukuran pedas yang bisa disesuaikan dengan perut konsumen. Jika ada yang tidak tahan pedas bisa memesan sambal dengan jumlah cabai yang sesuai dengan lambung dan perut.

Jika konsumen tidak bisa datang ke Malang untuk membeli, Dapur Albi tetap bisa memenuhi permintaan konsumen dari online shop seperti shopee dan pemesanan melalui media sosial di instagram. Pengirimannya sendiri bisa sampai keluar kota dengan kemasan yang aman sampai ke konsumen. Menikmati sambal ala industri rumahan bisa membuat kita rindu kampung halaman bagi kita yang merantau.

Source:
Kompas.com
alinea.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment