Penulis : Dinda Pranata
Buku homo sapiens karya profesor Yuval Noah Harari memang membicarakan tentang kehidupan para sapiens dari masa ke masa. Ya, sapiens adalah kita yang saat ini hidup dalam kehidupan modern, kenyataannya memiliki evolusi yang sangat kompleks. Kompleksifitas evolusi itu tidak hanya dalam bentuk fisik homo sapiens seperti kata teori evolusi milik charles darwin tetapi lebih daripada itu. Evolusi mencangkup rantai sosial, agama, ekonomi, tatanan politik hingga alat teknologi milik manusia. Lantas garis besar buku ini apa, tantangan dari membaca buku ini hingga pertanyaan besar bagi manusia?
Rantai-Rantai Revolusi Yang Melibatkan Manusia.
Buku ini bukan hanya membicarakan evolusi fisik dari manusia. Perjalanan kehidupan sapien dimulai dari bagaimana homo sapien hidup secara nomaden saat kehidupan mereka masih berburu untuk mengumpulkan makanan. Tatanan sosial yang terjadi pada masa itu masih begitu primitif dengan mengandalkan kekuatan fisik. Sapiens pada masa berburu membentuk kelompok kecil sehingga interaksi antara mereka tidak rumit. Serangkaian tantangan berburu seperti diserang binatang buas dan kejadian alam membuat sapiens menetap dan akhirnya mereka mengenal istilah rumah.
Mereka hidup dalam koloni kecil yang semakin lama semakin banyak di pemukiman-pemukiman seperti gua atau lahan hijau. Kelompok besar ini membuat tatanan sosial semakin kompleks seperti mulai muncul kepercayaan, dan kehidupan politik primitif untuk memenangkan persaingan sebagai pemimpin. Mereka tak lagi harus berburu dan berpindah tempat yang menyita tenaga tetapi mulai terpusat pada beternak dan bercocok tanam. Peralihan ini bernama revolusi pertanian
Semakin lama tatanan kehidupan yang terbentuk setelah revolusi pertanian semakin berkembang dan lebih kompleks. Kelompok pertanian semakin banyak dan berkembang menjadi negara dengan serangkaian tatanan sosial rumit seperti munculnya agama yang berdasar kepercayaan dan ideologi, sistem ekonomi, komunikasi, pemerintahan, dan perkembangan ilmu pengetahuan lain. Fisik sapiens yang semula hidup berburu dengan tubuh besar dan otak yang terbatas, kini berkembang hingga kemampuan sapiens bagaikan Tuhan untuk menciptakan berbagai teknologi.
Serangkaian Tantangan Datang Dari Keyakinan Dan Logika.
Dalam membaca buku homo sapiens ini tidak lah mudah bagi yang memiliki keyakinan dan pemahaman kuat tentang ilmu agama, kepercayaan, hingga ideologi tertentu. Temuan-temuan yang terjabar dalam buku ini tidak hanya menggelitik kepercayaan terhadap pandangan politik, agama, kepercayaan, atau pandangan ekonomi tersendiri. Nyatanya banyak aspek dalam kehidupan para homo sapiens saling tumpang tindih dengan kepentingan lain setidaknya beribu-ribu tahun lamanya.
Baca juga: Resensi - Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat! Cara Memiliki Mental Baja
Seperti penjabaran mengenai keyakinan agama dimana buku menjelaskan bahwa agama melegitimasi tatanan sosial dan politik yang tersebar luas. Dalam banyaknya kepercayaan di dunia, maka agama bisa berfungsi sebagai pemersatu dari keberagaman kepercayaan tersebut. Namun sebelum menjadi pemersatu setidaknya agama memiliki dua hal yang menjadi ciri khas. Pertama suatu sistem yang menyeluruh bukan hanya sebagai kepercayaan. Kedua, agama mempercayai kekuatan adimanusia (Tuhan) bukan atas keputusan manusia.
Kini agama kerap dianggap sebaai salah satu sumber diskriminasi perselisihan dan perpecahan. Padahal kenyataannya, agama merupakan pemersatu akbar ketiga umat manusia setelah uang dan imperium
Bab 12 Hukum Agama, Homo Sapiens halaman 248
Tidak hanya masalah agama, tapi juga masalah kenegaraan atau politik dan uang. Nyatanya sapiens yang sekarang bisa berselisih dan saling bermusuhan akibat ketiga hal ini. Akibat keinginan membangun sebuah imperium, mengenalkan sebuah agama, mencari lahan perdagangan berapa banyak perang, penindasan dan kematian sesama sapiens ini terjadi. Sebuah apa pertanyaan besar berikutnya yang muncul?
Homo Sapiens Bisakah Bahagia?
Pertanyaan besar ini menjadi akhir dari buku ini yaitu apakah semua manusia bisa bahagia? Pertanyaan ini pun sebenarnya tidak terjawab dari buku ini karena tiap masa pada revolusi manusia memiliki tantangan yang berbeda dan jawaban dari tantangan tersebut akan membentuk masa baru. Tetapi masa baru tersebut juga memiliki tantangan baru ke depannya. Contohnya pada masa revolusi pertanian memiliki salah satu tantangan yaitu tentang peralatan pertanian yang membutuhkan tenaga manusia yang besar, lalu muncullah mesin-mesin yang menandai revolusi industri.
Di balik revolusi industri yang berkembang, dari waktu ke waktu memunculkan tantangan baru yaitu masalah lingkungan. Hal ini pada akhirnya akan terus berputar hingga sekarang. Saat ini manusia berhadapan dengan teknologi yang diciptakan oleh sapiens dengan pertanyaan tantangan apakah teknologi tersebut justru mengancam kehidupan sapiens sendiri.
Membaca buku homo sapiens karya profesor harari ini sebenarnya sangat mengejutkan. Kita memiliki kepercayaan yang begitu dalam dan teguh terhadap suatu sistem entah kepercayaan, agama, politik atau pandangan ideologi tertentu bisa tergelitik mengetahui hal ini. Mungkin mereka atau kita yang fanatik terhadap pandangan tertentu bisa saja segera menutup buku dan tidak melanjutkannya. Tapi jika melogikakan dari siklus ke siklus secara garis besar, hal yang tertulis dalam buku bisa sangat masuk akal.
Berani mencoba membaca buku ini? Adakah yang sudah merasakan sensasinya? Kalian yang merasa artikel ini berguna, bisa share ke teman-teman kalian dan membantu kami berkembang.