Home / Teras

Menfess- Fenomena Anonimitas Dunia Maya. Kata Apa Sih?

Senjahari.com - 17/07/2021

Menfess- Fenomena Anonimitas Dunia Maya. Kata Apa Sih?

Penulis : Dinda Pranata

Pernah dengar istilah menfess? Asing di telinga dan asing juga dalam pengetahuan kita. Istilah menfess sebenarnya beberapa waktu lalu menjadi trending di twitter. Menfess sendiri merupakan singkatan dari “mention confess” di twitter. Menariknya hastag ini muncul untuk mengungkapkan perasaan seseorang dengan menyebutkan (men-tag) nama nama seseorang entah yang kalian kagumi atau tidak sukai di media sosial. Bagaimana Menggunakannya dan apa yang dibutuhkan orang yang menggunakan menfess ini?

Dunia Maya Seperti Agen Rahasia Identitas.

Menurut Pavlíček dalam jurnal penelitian milik Nurul Hasfi Dkk berjudul Anonimitas di Media Sosial: Sarana Kebebasan Berekspresi atau Patologi Demokrasi? mengatakan bahwa anoniminitas di dunia maya terbagi dalam berbagai level. Semakin mudah pihak luar menjangkau identitas akun maka level anonimitas semakin rendah. Logikanya semakin mudah menjangkau identitas akun anonim maka proses verifikasi kebenaran atas informasi yang ada semakin terbuka. Banyak kelompok atau komunitas rahasia yang menyediakan wadah bagi mereka yang ingin mengutarakan perasaan atau pendapat ke publik secara anonim. Kelompok tersebut mengirimkan pesan untuk seseorang dengan nama kelompok atau komunitas tersebut. Tidak ada yang tahu pasti kapan komunitas rahasia ini terbentuk. Lantas apa tujuan mereka?

Menurut Zhela dalam jurnal penelitian berjudul Kecerdasan Emosi, Anonimitas dan Cyberbullying (Bully Dunia Maya) tahun 2016 alasan seseorang menggunakan anonim adalah alasan privasi atau keamanan pada saat menyampaikan informasi yang bersifat rahasia. Hal ini misalnya enkripsi, proses mengamankan suatu informasi dengan membuat informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus. Dan dengan perlindungan anonimitas, seseorang dapat bebas berbicara di internet karena dapat lebih mengekspresikan ide dan pendapat tanpa takut tentang pelecehan, ancaman atau pembalasan, dan juga menjadi anonim di website juga memungkinkan bagi seseorang dapat mendiskusikan masalah yang sensitif, seperti kondisi medis, kekerasan fisik, dan orientasi seksual.

Akun Pesan Untuk Surat Kaleng.

Istilah menfess ini seperti pesan kaleng, maksudnya adalah pengirim mengirimkan surat tanpa nama entah untuk tujuan yang baik atau tidak kepada seseorang melalui tukang pos. Tukang pos ini berperan sebagai agen menfess pengirim tersebut. Istilah ini berawal dari dunia Role Player. Role player atau RP ini merupakan kegiatan yang mana seseorang memainkan peran sebagai tokoh idola (fanbase) Tujuannya sederhana agar penggemar bisa menganggap sedang ‘chat’ atau sekedar mengupdate aktivitas dari tokoh idola tersebut. Tidak sekedar tokoh idola, pengirim juga bisa mengirimkan pesan ke orang yang pengguna kagumi atau benci.

Contohnya jika nona A mengagumi seorang pria bernama Rendra yang ingin mengungkapkan perasaan. Lalu nona A menggunakan jasa akun menfess dengan mengirimkan pesan langsung kepada akun menfess untuk menyatakan perasaan seperti “Menfess to @Rendra aku sudah lama suka kamu”. Selanjutnya pesan tersebut akan muncul di kolom mention akun menfess seperti #Menfess Rendra aku sudah lama suka kamu, tanpa menyebutkan siapa pengirim yang sebenarnya.

Baca juga: Melek Literasi Informasi Perangi Berita Hoaks. Bagaimana Caranya?

Akun base menfess awalnya masih menggunakan pesan langsung pada akun menfess yang kemudian admin akun meneruskan pesan tersebut. Namun dengan adanya sistem automenfess yang langsung mempublikasikan pesan langsung dari pengguna kepada akun base, mempermudah pengguna berinteraksi dengan pengguna lain atau mendapatkan respond atas pesan yang mereka sampaikan. Lalu apakah menfess hanya sekedar media penyampai pesan? dan apa tujuan orang yang memanfaatkannya?

Ketika Menfess Jadi Tempat Tanya Jawab

Ilustrasi akun menfess design by canva.com

Prinsip menfess ini lebih pada keterbukaan yang rahasia. Maksudnya terbuka untuk pesan dan rahasia untuk pengirimnya. Nyatanya menfess ini tidak cuma sekedar istilah untuk media penyampai pesan pada orang saja, sekarang banyak layanan menfess di luar twitter yang bermunculan seperti forum-forum diskusi tanya jawab topik tertentu. Melansir dari sindonews kata atau istilah ini tidak hanya sebagai media penyampaian pesan, tetapi berubah menjadi media tanya jawab berbagai hal. Contohnya bisa tentang buku, kampus, gosip hingga percintaan. Keberadaannya sekarang tidak hanya di twitter tetapi juga media sosial lain seperti line, reddit, atau telegram. Orang yang mengikuti menfess ini bisa jadi memiliki kebutuhan terhadap sesuatu, apa itu?

Berdasarkan dari jurnal penelitian milik Nanda Khaerunnisa Syafitri,dkk dengan judul Autobase@Collegemenfess, A Twitter Account Used As Information Retrieval Tool (2020) menyatakan bahwa Rasa ingin tahu atau curiosity merupakan salah satu sifat manusia. Baik itu karena adanya faktor internal maupun eksternal. Tumbuhnya rasa ingin tahu ini dapat mendorong manusia untuk mencari tahu. Misalnya, munculnya sebuah topik dapat memicu seorang individu untuk mencari topik tersebut. Dengan adanya fitur automenfess pada akun twitter ini diduga dapat menjadi salah satu alternatif yang digunakan sebagai sebuah system temu kembali informasi.

Walau memiliki sisi baik dalam hal penelusuran informasi, tukar pendapat dan penyampai pesan, namun ada hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan menfess ini yaitu etika. Tanpa etika dan tata krama bermedia sosial yang baik, menfess bisa membuat pengguna atau pembuat akun menfess ini merugikan orang lain seperti cyberbullying, perusakan nama baik hingga kriminalitas yang meresahkan. Bijak-bijak bermedia sosial adalah hal yang penting untuk menciptakan suasana yang kondusif.

Source:
Nurul Hasfi,dkk (2017) Anonimitas di Media Sosial: ‘Sarana Kebebasan Berekspresi atau Patologi Demokrasi?. Semarang; Universitas Diponegoro
Nirwana Sari &Suryanto (2016) Kecerdasan Emosi, Anonimitas dan Cyberbullying (Bully Dunia Maya).Surabaya; Universitas Tujuh Belas Agustus.
Sindonews.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment