Penulis : Dinda Pranata
Banyak sekali kasus-kasus yang berkaitan paham politik. Salah satunya yang pernah berdampak adalah industri perbukuan yang mengalami pembredelan akibat anggapan memuat konten berhaluan ‘kiri’. Tidak hanya politik, pandangan sayap kanan atau kiri juga mempengaruhi sikap dan sentimen masyarakat terhadap suatu fenomena di dunia sosial. Lalu, darimana asal usul pandangan politik sayap kanan dan kiri? Bagainana akhirnya dunia mengenal politik haluan kanan dan kiri?
Politik Sayap Kanan Dan Kiri Datang Dari Pemilihan Kursi Pada Sidang Parlemen.
Siapa sangka politik sayap kanan dan kiri ini datang dari pemilihan kursi duduk di sidang parlemen pada tahun 1789 di Prancis. Kala itu dewan majelis nasional melakukan sidang dengan agenda untuk membentuk konstitusi baru demi meredam kemarahan massa yang menyerbu penjara Bastille. Salah satu isu yang mereka bahas adalah seberapa besar kekuasaan yang harus dimiliki raja yang saat itu diperintah oleh Raja Louis XVI.
Perdebatan tentang apakah raja memiliki hak veto yang mutlak membuat majelis di sidang parlemen harus membagi tempat duduk berdasarkan pemilihan jawaban. Pihak yang memilih kemutlakan hak veto raja duduk di sebelah kanan ketua majelis, sedangkan mereka yang tidak setuju dengan kemutlakan hak veto raja duduk di sebelah kiri ketua majelis. Pengambilan pemilihan kursi ini menjadikannya sebagai cikal bakal pandangan politik sayap kanan dan kiri. Sayap kanan berarti mereka yang ingin tetap mempertahankan tradisi, lalu sayap kiri berarti mereka yang menginginkan banyak perubahan.
Pola tersebut sempat terhenti ketika Napoleon Bonaparte naik tahta. Namun di tahun 1800an pola tempat duduk berulang dan terus terjadi baik di tingkat legislatif atau tingkat parlemen. Bahkan pola kursi ini pun membuat surat kabar menggunakan istilah-istilah kanan sebagai ‘tradisionis’ dan kiri sebagai ‘kaum perubahan’ untuk pemberitaan tentang sidang-sidang majelis nasional. Lalu bagaimana dunia mengadobsi pandangan sayap kanan dan kiri sebagai politik?
Diadopsi Unisoviet Hingga Politik Dunia.

Dunia paling menyorot Revolusi Prancis menjadi sebagai salah satu peristiwa besar. Orang-orang Prancis kemudian segera membuat bahasa Prancis yang spesifik untuk Istilah politik sayap kanan dan kiri. Namun dunia di luar Prancis tidak segera mengadopsi istilah pandangan politik sayap kanan dan kiri karena bagi negara berbahasa Inggris istilah ini begitu asing. Hingga akhirnya kaum Bolshevik di Rusia tertarik dengan istilah ini, karena bagi mereka penting untuk menjaga warisan tradisinya dan menjangkau lebih banyak orang.
Orang-orang Bolshevik Rusia yang menggunakan istilah ini pada akhirnya justru mengambil haluan ke arah komunisme. Sebagian dari kaum ini yang tetap berada pada pandangan komunis partai disebut sebagai sayap kiri dan mereka yang keluar dari komunis partai disebut sayap kanan. Paham sayap kiri dan kanan semakin kuat ketika periode presiden Stalin menjabat dan saat awal pembentukan uni soviet. Istilah politik ini kemudian mendapatkan nama dalam bahasa inggris di tahun 1920an.
Politik sayap kanan dan kiri kemudian semakin kuat pada tahun-tahun perang antara 1920an hingga 1930an. Pada masa ini pandangan politik dan ideologi semakin terpolarisasi entah ke arah kanan atau ke arah kiri. Seperti yang pernah Marci Shore (seorang profesor Sejarah Intelektual dan Budaya Eropa, Universitas Yale) katakan dalam laman time bahwa pada tahun 1920-1930an politik semakin terpolarisasi entah menjadi ektrim kiri atau ekstrim kanan. Kemudian di tahun-tahun setelah perang dunia I dan II istilah ini menyabar ke seluruh dunia melalui pemberitaan media masa dan penyiaran radio.
Istilah sayap kanan dan kiri kemudian menjadi pandangan politik yang mengambarkan dua sisi pendapat dan pandangan yang berbeda. Lantas bagaimana di Indonesia? Ada yang tahu?
Jika artikel ini berguna, kalian bisa bagikan artikel ini dan bantu kami berkembang.
Source:
time.com
bbc.com
britannica.com