Home / Serambi

Efek Bathtub Dalam Bahasa. Normalkah?

Senjahari.com - 26/08/2021

Efek Bathtub

Penulis : Dinda Pranata

Sering kali kita hendak mengatakan sesuatu tetapi yang terlintas hanya awalan atau akhir kata atau kalimat saja. Kita pun jadi bertanya mengapa otak kita tidak bisa mengingat keseluruhan kata atau kalimat. Lantas, apakah ini normal bagi kita? Pertanyaan ini pun kadang kala membuat kita khawatir akan kondisi kita sendiri. Perlu diketahui bahwa kondisi ini sering terjadi pada banyak orang termasuk orang normal sekalipun. Fenomena ini bernama The Language Bathtub Effect. Apa dan bagaimana efek ini terjadi pada kita?

Say Hai Dengan Bathtub Effect.

Seorang pakar linguistik bernama Jean Aitchison memperkenalkan istilah ini pada tahun 1989. Bathtub effect atau efek bathtub ini terjadi setelah melihat adanya kecenderungan seseorang untuk mengingat kata/nama berdasarkan awalan kata/fonologi atau akhiran darinya. Sebenarnya keberadaan dari efek bathtub ini sama dengan fenomena yang bernama TOT (kata-kata yang hampir keluar di ujung lidah).

Bukti klinis awal dari efek bathtub memang berasal dari tip of tongue (kata di ujung lidah). Fenomena TOT sendiri ditulis pada tahun 1966 oleh Brown dan McNeil. Hasil penelitian mereka menjelaskan bahwa kata-kata yang memiliki kemiripan baik dari suara arau tulisan mudah mempengaruhi untuk terjebak dalam efek bathtub ini. Contoh kata-katanya antara lain anekdote-antidote, dialek-dialog dan lain sebagainya. Efek bathtub dapat dikatakan berhubungan erat dengan urutan suara sehingga lebih besar terjadi pada urutan kata yang memiliki persamaan seperti contoh di atas.

Efek Bathtub/TOT Sama Dengan Penurunan Memori?

Efek Bathtub Dan Otak
Ilustrasi percakapan efek bathtub. Credit by: canva.com

Sebuah penelitian tahun 2000 menjelaskan bahwa ada kaitan antara usia dan kemampuan mengingat yang mereka pelajari dari Tip of the Tongue yang menjadi awal munculnya efek bathtub ini. Lori E. James, Ph.D., dan Deborah M. Burke, Ph.D. melaporkan bukti baru bahwa pengalaman tersebut berkaitan dengan lemahnya koneksi antara bunyi kata terhadap kata tersebut dalam memori. Kecenderungan ini biasanya banyak terjadi pada usia dewasa tua daripada dewasa muda. Selain usia pengaruh seberapa sering kata tersebut terpakai dalam keseharian menjadi alasan kedua munculnya TOT atau bathtub effect ini.

Jurnal di tahun 2013 berjudul Tip-of-the-tongue moments not tied to memory decline menyebutkan bahwa kondisi ini nyatanya tidak berbahaya dan tidak selalu berhubungan dengan adanya penurunan daya ingat di otak. Penelitian yang diketuai oleh Timothy Salthouse menyatakan bahwa memang umum terjadi pada usia lanjut tetapi bukan berarti ini menjadi gejala demensia atau kerusakan memori otak. Sehingga kondisi ini normal pada orang yang mengalaminya dan tidak perlu khawatir secara berlebihan.

Baca juga: Bersama EF Adults Menyiapkan Diri untuk Tahun Baru 2024

Jadi jika kalian yang masih muda mengalami efek bathtub atau kata di ujung lidah, tidak perlu khawatir karena itu adalah hal yang normal. Siapa yang pernah mengalami ini? Yuk bagikan pengalaman di kolom komentar.

Bagi kalian yang merasa artikel ini bergua, kalian bisa bagikan artikel ini dan bantu kami berkembang.

Source:
thoughtco.com
sciencedaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment