Home / TanyaKenapa

Tanya Kenapa-Ada Istilah Black Friday Untuk Hari Diskon?

Senjahari.com - 23/11/2021

Black Friday

Penulis : Dinda Pranata

“eh lagi ada banyak diskonan!” Seru Kiki sambil menunjukkan salah satu e-commerce. Eka menatap sejenak e-commerce itu

“Menjelang akhir tahun pasti banyak diskonan.” Eka menimpali dengan juga asyik menatap layar yang berisi pakaian-pakaian.

“Iya kan lagi black friday.” Kiki membaca promo diskon, dan ia bertanya-tanya kenapa event tersebut bernama seperti itu

“Tapi kenapa namanya black friday ya, bukan black monday atau yang lain.” Mereka terheran-heran dengan asal penamaan tersebut.

Sering kali kita mendengar istilah Black Friday saat ada dipenghujung tahun. Istilah ini sering kali ditandai dengan adanya sale atau diskon besar-besaran. Lalu kenapa acara tersebut bernama Black Friday?

Baca juga: Tanya Kenapa-Manusia Punya Sidik Jari Yang Permanen?

Kisah-Kisah Black Friday Dari Yang Serius Sampai Yang ‘Receh’.

Black Friday Dan Kisah-kisahnya
Ilustrasi Black Friday Design by canva.com

Sebelum memiliki arti diskon pada masa sekarang. Black Friday ternyata memiliki cerita masa kelam tersendiri. Ada beberapa versi munculnya istilah dari event ini.

  • Versi yang mengaitkan dengan Jatuhnya paaar saham Wall Street.

Sebuah cerita penggunan istilah Black friday tercatat pada tahun 24 September 1869 saat jatuhnya harga emas di Amerika. Jatuhnya harga emas ini akibat ulah dari dua pemodal Wall Street yang terkenal ‘Gila’ bernama Jay Gould dan Jim Fisk. Mereka membeli sebanyak mungkin emas negara dengan harapan memperolwh keuntungan dari tindakannya itu. Alih-alih keuntungan, mereka justru membuat pasar saham jatuh bebas dan banyak orang bangkrut dari pebisnis hingga petani. Pasalnya tindakan itu terendus pada hari Jum’at bulan September itu. Tindakan konspirasi itu kemudian memunculkan istilah yang terjadi di hari Jum’at tersebut dengan nama Black Friday

  • Versi Tentang Tradisi Pencatatan Keuangan (Merah Artinya Rugi dan Hitam artinya untung)

Versi ini sering sekali dijadikan alasan munculnya event ini. Padahal beberapa pihak tidak setuju mengenai cerita versi ini. versi ini menitik beratkan pada tradisi belanja pada perayaan Thanksgiving yang dilakukan oleh pengecer. Selama setahun berjalan mereka belum mendapatkan banyak keuntungan, sehingga para pedagang memanfaatkan momen belanja thanksgiving untuk mendapat keuntungan berlipat. Para pedagang memanfaatkan momen liburan thanksgiving, pasalnya pada momen inilah para konsumen yang rata-rata mudah menghabiskan uang untuk belanja liburan yang penuh diskon. Sehingga banyak pedagang yang meraih keuntungan dan mencatat keuangan dalam warna hitam dan alasan inilah yang membuat istilah Black Friday lahir. Walaupun terdengar tidak ada hubungannya juga.

  • Versi Kisah Perayaan Thanksgiving Yang Membuat Polisi Amerika Pusing Tujuh Keliling.

versi selanjutnya tak lebih unik lagi, pasalnya istilah ini lahir dari pusingnya polisi Philadelpia di tahun 1950-an sampai 1960-an. Polisi pada tahun itu menggunakan istilah event ini untuk melukiskan kegemparan yang pasti terjadi pada hari setelah Thanksgiving. Kekacauan itu terjadi ketika pembeli dan pelancong dari luar kota datang membanjiri kota Philadelpia sebelum pertandintan sepak bola besar Angkatan Laut dan Angkatan Darat setiap hari sabtu usai Thanksgiving tiap tahunnya. Karena padatnya pembelanjaan di kota itu di hari Jum’at tak sedikit pencopetan dan pencurian di toko-toko dengan memanfaatkan keramaian itu. Oleh karena itu, polisi Philadelpia hampir tidak bisa mengambil cuti di hari Jum’at tersebut dan menyebutnya sebagai black friday.

Proses Afirmasi Istilah Dar.

Black friday sudah lama sekali dikaitkan dengan istilah negatif. Dari katanya saja black cenderung bernada negatif, kelam, hitam dan tidak menarik. Padahal hitam kan tidak selalu hitam jelek dan tidak menarik. Di tahun 1980-an orang-orang di sini dalam artian para pebisnis mencoba melakukan proses Afirmasi terhadap istilah ini. Bagaimana prosesnya?

Baca juga: Tanya Kenapa-Susu Sapi Berwarna Putih?

Beberapa tahun setelah insiden tepatnya tahun 1961, orang-orang Amerika berusaha menciptakan makna positif dengan mengganti istilah atau rebranding Black Friday dengan Big Friday. Tapi, tampaknya usaha itu sia-sia. Lalu di pertengahan tahun 1980-an, Black Friday perlahan menciptakan makna positif bagi masyarakat Amerika dan dunia. Di tahun 1980 banyak toko-toko yang menjual banyak barang dagangan dan menawarkan harga yang murah sehingga pendapatan tahunan mereka naik signifikan. Istilah ini kemudian populer di tahun 1990-an.

Di pertengahan tahun 1990-an istilah ini pun semakin terkenal dan bahkan masuk dalam acara talk show di Negara paman sam. Event ini pun menyebabkan banyak toko-toko yang mulai buka pada tengah malam atau buka lebih awal di hari Jum’at sehingga banyak orang yang berkemah di dekat pusat perbelanjaan untuk bisa mendapatkan diskon khusus. Beberapa negara bagian di Amerika serikat bahkan menjadikan Black Friday sebagai libur resmi. Pada era tahun 1990-an dan mungkin sampai sekarang istilah ini pun sering terdengar dan terlihat dalam acara sale besar-besaran di akhir tahun di Dunia. Apakah Indonesia salah satunya?

Source:
history.com
businessinsider.com
britannica.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment