Penulis : Dinda Pranata
Saat berkerumun dulunya biasa,
Kini harus jaga jarak
Saat belajar bisa tatap muka
Apakah belajar pun harus ikut berjarak?
Tidak! Bukan itu Esensinya!
Karena pandemi bukan hanya tentang lara
Tapi sudah menyangkut nyawa
Karena proses belajar tak hanya tatap muka
Tapi juga bisa dengan media yang ada
“Ambisi Tumbuh” Ilustrasi pribadi.
Pandemi memang mempengaruhi banyak hal. Pembatasan sana sini, pemutusan kerja sana sini, bahkan sampai proses ketat pembelajaran untuk pengembangan diri. Dulunya banyak sekali kita melihat seminar di sana sini, sejak pandemi pembatasan ruang gerak publik semakin terasa. Lalu apakah kita hanya bisa berdiam tak melakukan apa-apa? Ataukah kita mau menjemput ilmu dengan sedikit bermodalkan waktu?
Belajar Bukan Tentang Kamu Menjadi Pintar Semata.
Siapa bilang belajar hanya akan membuatmu pintar? Esensi belajar bukan hanya menjadikanmu pintar tetapi juga luwes dalam kehidupan. Coba kalau kita lihat lagi berapa banyak orang pintar yang justru bunuh diri karena “dirumahkan” oleh perusahaannya. Coba kita lihat lagi berapa banyak orang pintar yang justru menganggur dan tidak diterima perusahaan. Sekali lagi coba kita lihat berapa banyak orang pintar yang enggan meningkatkan kemampuannya karena merasa ‘pintar’.
Belajar bukan hanya tentang bagaimana kamu menjadi pintar, tapi bagaimana kamu bisa bertahan hidup. Contohnya bayi agar bisa bertahan hidup dia harus belajar berkomunikasi (dengan menangis, kemudian belajar berbicara). Orang dewasa agar bisa bertahan hidup, mereka harus belajar membaca, berhitung, dan berkomunikasi. Jadi apa inti dari belajar? Agar kamu bisa menggunakan ilmu yang dipelajari untuk bertahan hidup.
Lalu dimana kita belajar? Dimana saja dan selama kamu hidup. Apakah kamu pikir hanya di sekolah? Tidak! Belajar tidak harus di sekolah bertemu guru, ujian dan bertatap muka. Belajar sejatinya adalah proses menuntut ilmu yang membantu kita bertahan hidup dengan cara yang kita bisa. Lho kok dengan cara yang kita bisa? Nobody is perfect. Kita tidak sesempurna itu untuk bisa menguasai banyak hal. Asalkan kita mau mengembangkan apa yang kita bisa dan mempelajari apa yang kita bisa, kita bisa hidup dimanapun.
Belajar Bukan Soal Siapa Cepat Dia Dapat!
Namanya belajar tidak harus cepat tetapi tepat. Setiap orang punya kemampuan yang berbeda, ada yang daya tangkapnya cepat dan ada juga yang tidak cepat. Ada yang minatnya di public speaking, ada juga yang menulis. Kemampuan orang tidak sama dan minat mereka juga berbeda, tapi bukan itu tolak ukur sebuah proses belajar. Tolak ukurnya adalah kesediaan. Aku ambil contoh seorang ojek konvensional yang enggan belajar menggunakan media online, apa yang terjadi? Dia pun kehilangan pelanggan dan akhirnya berpengaruh pada pendapatan yang menopang kehidupannya. Begitupun sebaliknya.
Contoh spesifik lain misalkan aku sendiri yang seorang blogger sekaligus penulis. Seorang penulis tidak hanya piawai memainkan kata-kata tetapi perlu belajar tentang teknik menulis, bagaimana menciptakan tulisan yang enak dibaca, penguatan karakter tokoh, dll. Lalu seorang blogger, ia perlu tahu bagaimana menggunakan navigasi di blognya, teknik penulisan blog, sampai SEO. Darimana mereka bisa memperoleh teknik itu? Dari belajar dan berlatih baik online maupun offline. Salah satu Aplikasi belajar online yang aku pakai yaitu Qubisa. Di aplikasi ini menyediakan video, webminar, pelatihan dan kesempatan berkarir di banyak bidang.
Dengan aplikasi Qubisa, aku bisa belajar dimana saja atau kapan saja dan Kamu bisa belajar dari siapa saja yang menjadi mentor di sana. Caranya?
Aplikasi Qubisa, Aku Dan Kamu Bisa Tumbuh Bersama!
Aplikasi Qubisa dapat diinstal memalui App Store atau Play Store secara Gratis. Setelah menginstal aplikasi ini lakukan pendaftaran dengan mengisikan nama sesuai identitas, user name, email, password, dan nomor ponsel. Setelah itu kamu bisa menggunakan aplikasi ini dan memilih pelatihan apa yang ingin kamu ikuti. Karena aku seorang blogger dan penulis maka aku mencari pembelajaran seputar dunia kepenulisan dan yang berkaitan dengan pengembangan diri. Kenapa aku memilih Qubisa?
- Pertama aku butuh kemudahan dalam akses pelatihan untuk mengasah kemampuan menulisku yang menjadi sumber pemasukan keluarga.
Siapa bilang ibu rumah tangga tidak bisa membantu suami? Dengan adanya aplikasi Qubisa aku mampu mengikuti webminar atau belajar tentang teknik kepenulisan secara mandiri dan kapan pun aku sempat. Aplikasi ini membantuku meningkatkan skill kepenulisan tanpa batasan waktu dan ruang. Pelatihan membantuku untuk bisa bertahan hidup dari menulis blog saat pemasukan keluarga berdampak di masa pandemi.
- Kedua Qubisa menawarkan webminar interaktif untuk para membernya.
Ketika pertama kali log in aku sudah mendapatkan penawaran untuk mengikuti webminar. Webminarnya cocok banget sama bidang apa yang aku butuhkan yaitu pengembangan diri dengan judul melepasmu (asal kau bahagia). Dalam aplikasi ini pelaksanaan Webminarnya secara live interaktif sehingga peserta yang ingin bertanya bisa puas mengutarakan pertanyaannya secara langsung.
- Ketiga, aplikasi sudah terintegrasi dengan Zoom.
Apa maksudnya terintergrasi? Aku mengikuti webminar ini tidak perlu repot memasukkan kode webminar dan passwordnya. Aku sudah bisa mengikuti webminar melalui aplikasi Qubisa yang sudah terintegrasi dengan Zoom. Sekali mengklik tombol mulai, aku sudah bisa masuk kelas webminarnya.
- Keempat, aplikasi ini menyediakan video microlearning dengan akses yang mudah.
Video pembelajaran singkat tanpa basa-basi dan tepat sasaran mengenai dunia tulis menulis. Dengan adanya video ini memudahkanku mengakses kapanpun aku membutuhkannya.
- Kelima, member qubisa yang mengikuti Job Fair dalam satu aplikasi.
Di aplikasi ini tidak hanya berisi pelatihan-pelatihan tetapi juga kesempatan bagi kalian untuk mengikuti job fair. Kalian bisa memanfaatkan aplikasi siap kerja ini untuk meningkatkan kemampuan agar pemberi kerja melirikmu.
Sekali lagi kita belajar bukan hanya agar pintar, tapi agar bisa bekerja sesuai kemampuan. Tujuan bekerja tentu saja untuk bertahan hidup. Jadi masuk akal bukan jika kita belajar tujuannya adalah untuk bertahan hidup. Segera instal aplikasi qubisa dan dapatkan kesempatan bekerja di depan mata.
Comment
wah ternyata selain sebagai media pembelajaran, QuBisa juga memberikan kesempatan untuk mengikuti JobFair ya, ini aplikasi yang cukup bagus. Memang zaman sekarnag itu belajar pun bisa secara daring dan digital
Berbeda saat zaman masih terpaku sama buku, sekarang esensi belajar benar-benar di dobrak abis-abisan ka…^^v
Jadi belajar sekarang luas banget bisa luring dan daring.
beneerr belajar memang bisa dari maana ajaa
apalagi sekarang udah banyak banget aplikasi untuk mendukung pembelajaran
mana sekarang pada seru-seru pula wkwkw
Bener kak, keseruan itu buat anak-anak muda jadi semangat menambah ilmu dan skill ya.. ^^
saya udah coba aplikasi ini, menarik karena tema pembelajarannya banyak banget, banyak yang gratis, serta ada kesempatan dapet poin juga π
iya, kak pointnya bisa dipakai buat ikut webminar atau pelatihan ya.. ^^
Aplikasi Qubisa lengkap banget ya mba. Ada banyak skill yang bisa dipelajari dan bisa dapet sertifikat. Lebih menarik lagi ada jobfairnya. One stop solution bangetππ
Bener kak, jadi aplikasinya cocok buat siapa aja terutama yang masih fresh from the oven (lulusan baru) hehehe.. ^^
suka deh dengan quotenya, βBelajar tidak selalu kaku dengan buku dan guru, tapi belajar juga bisa luwes tanpa batas ruang dan waktuβ
itulah salah satu alasan saya menerima permintaan anak saya untuk homeschooling walau awalnya menolak, belajar bisa dimana saja, dengan siapa saja dan kapan saja, btw anak sayapun download qubisa nih keren ya aplikasinya
sekolah dimana saja asal yang sekolah semangat dan happy nggak masalah kok. Mau sekolah negeri, swasta, atau homeschooling juga tujuannya untuk menuntut ilmu bukan. Tetep semangat ya mom..
^^
Iya belajar ngga harus di sekolah, bisa di mana saja dan kapan saja. Untung banyak materi daging dari aplikasi QuBisa yang bisa membuat kita belajar kapan saja di mana saja.
Betul mbak, selama kita mau memanfaatkan media yang ada baik itu apapun bentuknya kita bisa dapat ilmu yang berguna ya.. ^^
Semenjeka pandemi muncul, banyak sekali aplikasi penunjang pembelajaran selama belajar dirumah. Tetapi untuk yang tinggal di area kota menggunakan aplikasi seperti ini mudah, beda halnya orang yang diplosok meskipun ada yang bisa akses tapi terkadang bingung menggunakannya serta jaringan internet kadang mati hidup.
Seperti yang dibilang kak, belajar tidak harus terpaku pada satu cara bisa dengan cara yang lain. Jika tidak bisa menggunakan cara A bisa dengan cara B dan seterusnya. Aplikasi penunjang sifatnya membantu dan bukan keharusan. Karena nggak bisa dipungkiri bahwa aksesibilitas internet masih belum merata, begitupun dengan akses pendidikan. Semoga akses-akses tersebut segera merata bagi semuanya ya.. ^^
hakikatnya tujuan besar membaca adalah bertambahnya wawasan. pintar juga sifatnya tentatif tergantu situasi dna kondisi. orang yang pintar mesin belum tentu akan dikatakan pintar saat berhadapan dengan tanaman. π
betul kak, pada dasarnya hidup itu proses untuk memahami sesuatu yang besar dari yang kecil.. ^^
Sudah saatnya fresh graduates maupun generasi pencari kerja lainnya mempersiapkan diri agar siap kerja dengan aplikasi Qubisa. Banyak sekali skill yang dapat dipelajari dengan biaya yang terjangkau.
Bener banget kak.. ^^
Artikelnya sangat keren. Di bagian awal sangat menyentuh, nasehatnya begitu dalam. Ya, dengan adanya teknologi, sudah sewajarnya bahwa belajar bisa di mana saja dan kapan saja. Belajar bukan soal cepat, tapi soal tepat π
Bener mas Andri.. Yang penting masih mau aja, bisa jalan dan pasti ada jalan.. π
Tak ada alasan untuk berkata βtidak bisaβ untuk saat ini. Banyak hal yang bisa membantu kita untuk terus berkembang, beriringan dengan kemodernan zaman, dan aplikasi qubisa menjadi salah satu media untuk belajar untuk mengubah dari insecure menjadi sosok yang banyak bersyukur
Bener kak Yonal, Berpuas diri boleh, berhenti jangan ya kak. ^^
Ini dia aplikasi yang sedang ngetren. Untuk pelatihan kerja. Terima kasih mba
Sama-sama kang Edi.. ^^
Suka dan setuju banget dengan pandangannya tentang “belajar”. Apalagi akses teknologi dan jaringan saat ini memperluas selain definisi belajar itu sendiri juga jangkauan dari belajar. Contonya melalui aplikasi Qubisa tadi belajar dan bisa ikut jobfair juga. Belajar untuk bertahan hidup. Belajar untuk tetap hidup yang bermartabat dan bermanfaat.
Setuju sama kak Agung.. ^^v
Kemarin saya mencoba ikut salah satu webinar di qubisa, ternyata qubisa memiliki tampilan zoom tersendiri, tapi agak lemot, saya ikut pas pemateri nya idola saya Raditya Dika. Fitur qubisa ternyata banyak, menarik…
Wahh, saya juga mau ikut yang itu tapi nggak bisa. Hahaha.. kalo udah Raditya Dika pasti rame kak. π
kebetulan saya juga pakai aplikasi QuBisa kak, bantu banget buat upskilling dan reskilling kemampuan saya dalam banyak hal
Bener mbak, materinya juga anak muda banget. Jadinya ikutan merasa muda.. hehehe.. ^^v
Qubisa memang rekomended syelaki di masa-masa pandemi ini.. keren deh pokokya
Aplikasi Qubisa kayanya aplikasi yang harus dicoba deh, kayanya fiturnya banyak banget
32 Responses