Home / Gerbang

Tradisi Nyopuh, Saat Madu Menyatukan Suku.

Senjahari.com - 24/12/2021

tradisi nyopuh

Penulis : Dinda Pranata

“Kau mau kemana?” Rendra sibuk berkemas di kostnya. Memasukkan baju-baju ke dalam ransel.

“Lha, kamu pikir aku mau kabur?” Canda Rendra pada Ogis.

“Bukan, maksudku kau mau pergi kemana?”

Tradisi lah, tiap akhir tahun aku kan pulang.” Ogis tertawa sambil duduk di kasur Rendra yang empuk.

“Tapi tradisi di tanahku semakin lama semakin tak berisi.” Rendra menepuk pundak Ogis. Rendra menyadari satu tradisi dari suku Ogis di kalimantan.

Generasi Tradiisi (Cerita Ilustrasi pribadi)

Di wilayah kalimantan kita tahu nama suku dayak. Sebenarnya suku dayak itu ada banyak macamnya. Salah satunya adalah suku dayak yang paling besar adalah suku dayak Bedayuh. Suku ini memiliki tradisi unik yang berhubungan dengan madu. Apa uniknya tradisi ini? Dan bagaimana kelangsungannya?

Oh Oh Siapa Dia (Suku Dayak Bidayuh)?

Tradisi Nyopuh Kalimantan barat
tradisi nyopuh suku dayak bedayuh

Suku Dayak Bidayuh adalah salah satu etnis dayak yang cukup besar, suku dayak ini mendiami wilayah Kabupaten Sanggau, lalu di kecamatan Sekam, Bonti, Beduai, Kapuas, Sekayam, Jangkang, Entikong dan sebagian lagi di wilayah Serawak (Kuching dan Samarahan). Kok bisa sampai ke Malaysia ya? Karena besarnya arus migrasi sehingga mereka bisa menyebar ke berbagai tempat dalam satu pulau kalimantan.

Salah satu suku ini mendiami wilayah Kalimantan Barat, Kabupaten Bengkayang, Kecamatan Jogoibabang. Mereka memiliki tradisi unik dalam menjaga kerukunan sukunya yaitu tradisi Nyopuh. Nyopuh sendiri merupakan tradisi suku dayak dalam pengambilan madu. Mereka lakukan tradisi ini sebagai bentuk ikatan kekerabatan antar suku Bedayuh dan hasil madu yang mereka dapatkan biasanya untuk konsumsi pribadi atau dijual sebagai pendapatan.

Nyopuh ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh leluhur Suku Dayak Bidayuh ini. Saat pelaksanaannya pun kebanyakan warga di dalam suku ini akan meminta bantuan para sesepuh yang dianggapnya sangat paham akan tradisi ini. Mengapa begitu? Karena tradisi ini tidak hanya mengumpulkan dan mengambil madu lalu beres. Tradisi ini bisa kita katakan melibatkan ritual-ritual dari persiapan sampai dengan pengambilan madunya. Bagaimana proses tradisi ini?

Baca juga: Masyarakat Adat dan Para Pengabdi Modernitas

Aku Dan Kamu Adalah Satu.

Masyarakat ini biasanya melakulan tradisi nyopuh sebelum bulan purnama di malam hari dengan memanfaatkan pohon-pohon besar sebagai tempat mengumpulkan madu. Suku ini melakukannya tradisi ini pada malam hari agar lebah-lebah tidak menyengat para penyelenggara dan sebelum purnama memang waktu yang tepat untuk menetaskan telur-telur lebah.

Di Kalimantan sendiri memang menjadi wilayah dengan pepohonan yang cukup banyak daripada di pulau Jawa. Lebah sendiri senang membuat sarang di pepohonan besar seperti contohnya pohon karet, durian, atau ketapang. Pelaksanaan tradisi ini tidak hanya sebatas membuat sarang lebah atau mengambil madu saja, tetapi juga memiliki kesakralan tersendiri mulai dari persiapan, proses pelaksanaan sampai pengambilan madunya.

Pada majalan sastra edisi 14 menyatakan bahwa tradisi ini syarat akan mantra-mantra bahkan sejak persiapannya. Seperti saat persiapan mendirikan sarana mengumpulkan madu, mereka membacakan mantra atau doa dalam bahasa Dayak. Tujuannya pembacaan doa itu untuk permintaan izin sebelum mereka melakukan Nyopuh. Lalu saat madu sudah siap dipanen, proses pengambilannya pun menggunakan doa agar orang yang memanen madu selamat.

Apa sih tujuannya mereka melakukannya? Tradisi ini banyak orang saling membantu dan memiliki peran masing-masing. Adanya pelaksanaan nyopuh sendiri sebagai bentuk gotong royong antar penduduk dan cara mereka berkomunikasi dengan alam. Tidak hanya itu tradisi ini syarat akan nilai sosial, kerjasama, kesetaraan, dan fungsi ekonomi serta fungsi ritual. Apa kendala tradisi ini?

Antara Alam Dan Generasi Tak Saling Dukung.

Alam dan generasi tradisi nyopuh
alam dan generasi di tradisi nyopuh

Tradisi Nyopuh sudah semakin terkikis waktu karena alam dan generasi yang tak satu. Aduh puisi banget ya! Tapi ya, kendala tradisi ini adalah pepohonan besar yang mulai berkurang dan tidak adanya generasi yang bisa melanjutkan. Banyaknya penebangan pohon baik untuk industri atau pemukiman terkadang tidak dibarengi dengan penanaman pohon kembali. Maka tak heran tradisi pengumpulan madu ini pun tergerus zaman.

Baca juga: Tradisi Pergundikan Di Indonesia. Apa Sama Dengan Menyuburkan Lahan Perselingkuhan?

Pada sebuah buku tentang Nyopung yang dikeluarkan oleh kemdikbud pun mengamini kondisi alam sebagai salah satu faktor hilangnya tradisi ini. Namun alasan paling utama dari tradisi ini hilang adalah tidak adanya generasi yang melanjutkan pelaksanaan nyopung sendiri. Hilangnya minat generasi muda pada tradisi ini karena banyaknya materi dan non-materi yang harus dipersiapkan sehingga generasi lama tidak bisa mewariskan baik ritual maupun pelaksanaannya.

Adakah yang tahu atau pernah menyaksikan tradisi nyopung sebelumnya?

source:
dapobas.kemdikbud.go.id
pddi.lipi.go.id

Tradisi bukan juga sekedar warisan, Ia pun bisa tinggal kenangan,

Tradisi sejatinya butuh sentuhan,

Untuk ia bertahan melawan zaman

By Dinda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

aku baru tahu tradisi iniii. indonesia memang kaya budaya ya. sayang banget kalau sampe terkikis perlahan. padahal itu jadi salah satu identitas juga

Indonesia benar-benar kaya dengan segala kebudayaannya.
Semoga setiap tradisi yang berlaku di setiap daerah Indonesia tidak punah karena faktor generasi muda yang enggan melanjutkan

Dengan keadaan ekonomi yg sedang sulit, tentu masuk akal jika orang lebih memprioritaskan terhadap hal yang lain.. semoga keadaan ekonomi cepat jadi lebih baik, sehingga pewarisan tradisi nyopuh ini tetap berlanjut..

Buat wilayah yang masih mempertahankan budayanya itu emang keren banget sih. Sekarang udah jarang melihat ritual-ritual budaya gini padahal kalo aku pribadi merasa ini tuh tetap harus dilakukan, dipelihara supaya gak lupa dengan budaya leluhur kita sendiri

Andri Marza Akhda

Tradisi yang sangat unik ya. Mungkin nyopuh juga dimaksudkan untuk rasa terima kasih pada lebah, karena telah produksi madu. Kan gak enak juga, dia yang kerja, kita langsung ambil gitu aja. Ehehe.

Mohammad Rizal Abdan Kamaludin

saya baru tahu tradisi nyopuh ini, penebangan pohon semakin banyak dan memang mengganggu tempat lebah bersarang, jadinya tradisi ini sudah tertinggalkan ya?

Iya kak Rizal. Selain karena deforestisasi juga karena generasi mudanya pindah ke kota lain. Jadinya ya tidak ada yang mewarisi lagi.. 🥲

wah saya baru tahu nih mbak, tentang budaya nyopuh. padahal saya tinggal di kalimantan barat loh ,, sangat kurang referensi sekali saya …

Wah, kebetulan banget ini kak. Memang saya sendiri kesulitan cari informasinya. Karena memang sudah sangat sedikit yang mewarisinya. Padahal tradisinya unik sekali.. 🥲

ungayossydotcom

Setuju banget sama pernyataan terakhir mba. Kadang miris ya. Beberapa generasi sekarang udah bnyak yg kafang gk peduli bahkan gk ad yang melestarikan lgi

Bener kak, tradisi memang perlu dijaga nggak cuma di warisi lintas generasi. 🥲

Wow. Baru tau ada tradisi Nyopuh. Bermanfaat informasinya kak. Terima kasih. Selalu ada kejutan-kejutan dari web Senjahari

Wah, terima kasih kak mila. Semoga bermanfaat infonya kak.. 😊

sedih lihat hutan kalimantan saat ini. deforestasi diberikan keleluasaan atas nama pertumbuhan ekonomi sehingga borneo kini kerapkali dilanda banjir. budaya turun temurun akhirnya terancam punah karena pepohonan besar mulai habis. asli sedih melihat kondisi paru – paru dunia yang sakit.

Sayang ya kak hutan Indonesia semakin berkurang. Padahal hutan jadi penerus tradisi ini.. 🥲

15 Responses