Penulis : Dinda Pranata
“Mama ini apa?” tanya Dion
“Nama tanaman ini putri malu. Coba kamu sentuh,” pinta mamanya. Budi menyentuh dan ia begitu takjub dengan tanaman putri malu itu. Tanaman itu menutup daunnya seolah malu dengan sapaan Dion.
“Dia benar-benar malu, Ma?” Mamanya hanya tersenyum mendengar pertanyaan putra kecilnya.
Mimosa Pudica cerita ilustrasi milik pribadi.
Putri malu, salah satu tanaman semak yang banyak tumbuh di sekitar rumah. Bentuknya bunganya berwarna ungu seperti kancing dan daunnya seperti daun petai cina namun ada di tanah. Tanaman ini bisa sangat sensitif terhadap beberapa rangsangan. Tapi dari mana nama putri malu? Dan bagaimana ia bisa mengembangkan kelopaknya ke bentuk semula?
Bagian Si Putri Malu
Carl Linnaeus mendeskripsikan tanaman Mimosa pudica pertama kali tahun 1753. Dan tahukah kalian bahwa nama pudica berasal dari bahasa latin yang artinya malu atau menyusut. Ini secara langsung menunjuk pada reaksinya saat ada seseorang menyentuhnya. Tanaman ini termasuk salah satu tanaman sensitif di dunia selain tanaman bisa menari.
Putri malu memiliki bentuk batang yang tegak saat tanaman masih muda. Tetapi menjadi tanaman menjalar saat usianya sudah semakin tua. Saat muda batang tanaman ini ramping, bercabang, dan jarang hingga berduri padat. Tanaman ini bisa memanjang hingga panjang 1,5 meter. Putri malu juga merupakan tanaman tropis dan banyak tumbuh di kawasan Afrika, Amerika, Asia Tenggara, Jepang, India, Sri Lanka dan lainnya. Lalu mengapa ia bisa menutup daunnya saat seseorang menyentuhnya?
“Tolong Jangan Sentuh Aku!”
Orang di dunia barat sering menyebut tanaman ini sebagai Touch Me Not Plant. Ia memang tanaman yang sensitif sehingga memang tidak suka sesuatu menyentuhnya. Mengapa ia sensitif, ya? Ia sensitif karena sensitifitas itu merupakan cara ia bisa menghindar dari predatornya. Predator bisa saja tungau atau ngengat yang bisa membahayakan diri mereka.
Salah satu sensitifitas yang mempengaruhi Mimosa Pudica ini yaitu sentuhan atau orang biologi menyebutnya Thigmonasti. Tapi jangankan manusia atau hewan menyentuh dirinya, tanaman ini juga seperti putri manja yang takut kepanasan dan gelap. Pasalnya, tanaman semak ini akan mengatup saat panas matahari menyengatnya. Kemudian pada malam harinya, karena gelap ia pun menutup daunnya nyaris tidur.
Gerakannya sendiri berasal dari dua sel di pulvinus-semacam bantalan bergerak yang membengkak pada daun dan batang- yang saling berhadapan. Dua sel itu antara lain: sel ekstensor dan sel fleksor. Contoh saat mengalami sentuhan sel ekstensor akan melentur dan sel fleksor akan meregang membuat gerakan. Lalu, ia secara alami akan membuka dirinya kembali setelah lima sampai sepuluh menit kemudian.
Manfaat Si Putri Malu
Dalam sebuah jurnal penelitan tahun 2020 dengan judul Antioxidant and Antidiabetic Properties of Mimosa pudica Seeds in Streptozotocin-induced Diabetic Wistar Rats, menjelaskan bahwa si putri malu ini memiliki manfaat seperti antioksidan dalam jumlah sedang dan penangkal radikal bebas.
Sekelompok peneliti menguji ekstrak biji tanaman ini kepada tikus yang menderita diabetes selama 21 hari. Apa hasilnya? Tidak hanya sebagai penangkal radikal bebas dan antioksidan, nyatanya ekstrak biji mimosa pudica ini juga mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah dan zat reaktif asam thiobarbituric (peroksidadi lipid). Dari hasil pebelitian itu juga didapatkan ekstrak ini pun mampu meningkatkan serum amilase dan antioksidan hati pada tikus tersebut. Saat ini penelitian ini belum mengambil sample pada manusia karena membutuhkan pengujian lebih lanjut.
Si putri yang tidak suka sesuatu menyentuh dirinya ini, ternyata juga menyimpan manfaat dalam tubuhnya. Kekayaan tumbuhan di alam nyatanya masih menyimpan misteri pengobatan yang belum sepenuhnya terungkap, bukan?
Source:
Britannica.com
Sciencedaily.com
Ncbi.nlm.nih.gov