Penulis : Dinda Pranata
Siapa yang tidak kenal dengan Ernest Hemingway? Semua pecinta sastra klasik pasti kenal dengan nama penulis satu ini yang sudah berkali-kali menerima penghargaan untuk karya sastranya. Salah satu buku karya Hemingway yang menerima penghargaan yaitu The Old Man and The Sea, tentang apa buku ini dan bagaimana isi bukunya?
Si Nelayan Tua dan Kehidupan Pasang Surut Laut
Seorang nelayan tua bernama Santiago yang terkenal sebagai nelayan beruntung. Ia selalu mendapatkan tangkapan ikan besar yang membuat para nelayan iri. Saking beruntungnya sampai orang tua seorang bocah kecil bernama Manolin, meminta bocah ini membantu Santiago menangkap ikan.
Namun suatu ketika dalam 84 hari, Santiago tidak berhasil mendapatkan tangkapan bahkan tidak mendapatkan ikan. Hal ini membuat Santiago tidak lagi dijuluki sebagai nelayan yang beruntung melainkan sebagai salao atau ketidakberuntungan seseorang. Kondisi tidak beruntung ini membuat orang tua teman bocahnya ini menyuruh ikut nelayan lain yang lebih beruntung.
Akibat ketidakberuntungan itu si Santiago bertekad mendapatkan ikan apapun yang terjadi. Ia pun pergi mencari ikan pagi-pagi buta seorang diri dan menangkap ikan seorang diri. Di tengah lautan ia melihat ikan marlin yang besar untuk ditangkap, namun dalam menangkap ikan tersebut banyak sekali tantangan yang harus dilalui. Mulai dari tubuhnya yang lemah untuk menangkap ikan besar, ombak laut yang mengombang-ambingkan kapal, dan tangannya yang terluka.
Dengan sisa tenaga yang dimiliki dan kurangnya perbekalan yang ia bawa, ia pun berhasil menangkap ikan besar tersebut. Sayangnya, saat akan membawa ke dataran ia bertemu dengan hiu yang mengambil sebagian daging ikannya. Ia pun bertekad untuk bisa menaklukkan ikan hiu itu dan membawanya pulang untuk dijual. Santiago, nelayan tua itu pun terluka dan kelaparan demi ingin menaklukkan seekor ikan hiu yang memangsa tangkapannya.
Baca juga: Buku Tentang Renungan Diri, Mengingatkan Mindsetmu Menentukan Dirimu.
Dengan terombang-ambing di lautan serta kelaparan yang menerjangnya, ia menggunakan ikan yang ia tangkap untuk santapan selama menangkap ikan hiu tersebut. Apakah akhirnya ia bisa melewatinya?
Simbol Sederhana dalam Karya Hemingway
Novel karya Ernest Hemingway ini tidak tebal seperti novel pada umumnya, tebal novel ini 162 halaman. Cukup tipis untuk novel yang biasanya 300-an halaman. Cetakan pertama dari novel ini pun pernah diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono dengan judul Lelaki Tua dan Laut tahun 1973. Tapi walau tipis novel ini memiliki gaya bahasa yang dalam dan penuh simbol sederhana.
Kisah petualangan Santiago dalam mencari ikan di laut dapat mengambarkan bagaimana kehidupan manusia itu. Manusia yang mencari kebutuhan hidupnya pun rela mendapatkan penderitaan, luka yang tergores entah di tubuh atau hati mereka. Tidak hanya itu bagaimana hidup kadang bisa mempermainkan manusia melalui beragam tantangan yang disajikan bak tantangan yang diterima Santiago selama menjadi nelayan. Termasuk bagaimana menyikapi ketidakberuntungan dalam kehidupan sebagai realita yang tidak bisa terbantahkan.
Sampai pada akhirnya manusia tiba pada tujuannya, ia pun harus puas dengan apa yang sudah ia peroleh. Entah tujuan itu membawanya banyak hasil ataukah hanya membawa kesia-siaan belaka. Nilai perjuangan dari manusia itulah yang tergambar pada karya Ernest Hemingway dalam novelnya. Bukan hanya itu, gaya cerita yang minimalis serta terasa nyata ini, membawa novel the old man and the sea sebagai peraih penghargaan Pulitzer Price tahun 1952.
Karya yang Mendobrak Kekakuan Bidang Sastra
Pada abad ke-19 banyak sastrawan yang masih menuliskan karya dalam bentuk kaku, dan karya milik Hemingway ini benar-benar bertentangan dengan dengan ‘kekakuan’ karya sastra Amerika pada abad-19. Gaya bahasanya yang minimalis, tanpa banyak simbol yang rumit dan pembaca tetap mudah mengerti, menjadi daya tarik karya tulisnya. Ia mendobrak gaya bahasa pada sastra Amerika di abad ke-19 yang biasanya banyak menggunakan simbol-simbol rumit.
Baca juga: Media Cetak Yang Berjaya Pada Masanya Dan Sekarang?
Selain menggunakan gaya bahasa yang lugas dan tidak bertele-tele, Hemingway juga memasukkan unsur maskulinitas pada novel ini walau tidak terlalu dominan. Seperti bagaimana ia berjuang mati-matian demi mendapatkan ikan setelah banyak nelayan yang menertawakannya sebagai nelayan yang tak beruntung. Ia berjuang mempertahankan harga dirinya sebagai seorang nelayan laki-laki yang bertarung dengan alam, walaupun pada akhirnya ia membawa kesia-siaan.
Lalu apa rencanaku berikutnya? Aku haarus bisa mengakali rencananya karena ukurannya yang begitu besar. Jika ia akaan melompat, aku akan membunuhnya. Tapi jika ia bertahan selamanya, maka entahlah. Mungkin aku akan bertahan bersamanya untuk selamanya
The old man and the sea hal 74-75
Tantangan Bagi Pembaca
Setiap bacaan tentu punya tantangan tersendiri bahkan untuk bacaan yang menarik atau tidak menarik sekalipun. Termasuk kisah lelaki tua Santiago di lautan. Beberapa tantangan yang ditemukan adalah konflik yang kurang menantang karena ceritanya memang banyak tentang pergulatan manusia dengan alam. Selain itu juga cerita yang cukup monoton karena tokoh utama menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan tentang pemikirannya sebagai tokoh utama.
Menariknya buku ini bisa dibaca dalam sekali duduk jika benar-benar bisa menikmatinya. Buku ini tidak memiliki bab-bab yang memandu pembaca mengenali tiap kejadian, sehingga jika tidak bisa menikmati dalam sekali duduk, maka kita perlu membaca satu halaman sebelumnya untuk menggali peristiwa sebelumnya.
Jadi, adakah yang sudah membaca buku ini? Apa pendapatmu tentangnya?
Comment
Waah seru banget baca ulasan ini. Isinya bagus yaa sepertinya, aku jadi pengen baca bukunya juga! Thanks kak sudah sharing
Sama-sama semoga bermanfaat.. 🙂
wah ini sih salah satu buku yang ingin saya baca, salah satu karya ernest hemingway “old man and the sea” seru dan sangat bermakna sepertinya, harus sih dibaca, semoga dapat terlaksana.
Terima kasih, sangat bermanfaat
4 Responses