Penulis : Dinda Pranata
Duar! Seperti ada guntur di siang bolong, Ratna terkejut dengan pilihan jurusan yang aku ambil. “Kamu serius ambil sastra?” tanyanya padaku. Aku cuma mengangguk sambil tersenyum.
“Sastra ‘kan bukan bidang yang populer? Memang kamu mau jadi penyair?” kata Ratna heran.
“Walau enggak populer, memangnya aku enggak boleh ambil jurusan itu? Terus kalau ambil jurusan sastra cuma bisa kerja jadi penyair?” tanyaku balik sambil keheranan juga.
“Jurusan Jakarta-Kemiren” Karya Dinda Pranata
Sewaktu kuliah dulu, tidak ada kepikiran untuk mendalami dunia sastra sebagai mata kuliah penjurusan. Malah sebagai anak Fakultas Ilmu Budaya penjurusan kuliah waktu itu, aku justru mengambil kosentrasi pada bidang budaya (walau ada sedikit ketertarikan pada sastra). Namun, suatu ketika secara diam-diam aku mengikuti perkuliahan anak Sastra Inggris dan mendapatkan beberapa materi sastra yang membuatku lebih kritis bertanya bahkan sampai saat ini. Salah satunya pada pembagian periode sastra.
Tak berbeda dengan pembagian masa pada Sastra Indonesia. Kalau di Indonesia kita mengenal balai pustaka, pujangga lama, pujangga baru dan lainnya. Pada sastra Amerika terdapat pula pembagian masa karya sastra yang dihasilkan. Apa tujuannya membagi sastra sesuai periode tertentu? Lalu, apa saja pembagian-pembagiannya?
Baca juga: Penyitaan Buku, Pembodohan Atau Melindungi Moralitas?
Polemik Pembagian Periode Sastra
Sejarawan sastra perlu mengetahui kapan sebuah karya sastra itu dibuat. Para ahli menggunakan periode sastra untuk mengkaji suatu karya dari berbagai aspek, baik aspek sosial budaya dan aspek intrinsik dari karya. Banyak pengamat bidang sejarah sastra menganggap periode sastra ini sebagai catatan penting tentang kondisi sosial budaya yang terjadi pada suatu masa.
Tetapi pembagian periode sastra itu bukan tidak menimbulkan isu tersendiri. Pembagian sastra di satu sisi memudahkan pengategorian itu, di sisi lain ternyata bisa membatasi kapan budaya tertentu itu mempengaruhi sastra yang dihasilkan. Seperti misalkan saja pada masa perbudakan di Amerika rata-rata sastra yang muncul menyiratkan kondisi masyarakat pada masa itu. Entah analogi dalam cerita, penokohan, serta penulis yang populer pada masa itu. Lalu bagaimana jika ada karya yang muncul pada masa perbudakan itu di luar kategori yang ditetapkan tersebut? Inilah salah satu polemik yang muncul dari pembagian periode ini sendiri.
Seperti dalam salah satu jurnal sastra yang pernah dimuat berjudul Periodization, Comparative Literature, and Italian Modernism. Menurut Reiss dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa periodisasi bukan kerangka pengalaman hidup, melainkan salah satu aspek kerangka budaya seseorang dari pemahaman sejarah. Itu artinya periode sastra bukanlah suatu hal yang pasti dalam menentukan suatu budaya pada masa tertentu. Lantas bagaimana pembagian sastra itu?
Sastra Amerika di Kotak Awal
- Periode Native Amerika
Ini adalah karya tulis yang muncul pada masa awal-awal peradaban di benua Amerika. Beberapa sumber memperkirakan periode ini ada di tahun 20,000 SM dan kebanyakan karya sastranya masih bersifat oral. Lalu setelah bangsa Amerika mengadopsi sistem tulisan, mereka bisa mencatat apa yang mereka dengar dari pendongeng atau para storyteller, sehingga membentuk dokumen. Kebanyakan pada masa awal ini kisah masih seputar alam semesta dan penciptaan, serta bencana-bencana alam. Ciri-cirinya berupa lagu, cerita rakyat, mitos, dan legenda
- Periode Eksplolasi
Periode ini diperkirakan ada pada abad ke-15 sampai awal ke-17. Pada masa ekspolasi ini masih belum ditemukan penulis dari bangsa Amerika sendiri. Kebanyakan pada masa ini penulis berasal dari Eropa yang melakukan eksplorasi ke Amerika untuk mencari dunia baru.
Baca juga: Resensi-Atomic Habit. Benarkah Sesuatu Yang Kecil Lebih Baik Dari Yang Besar?
Siapa saja penulisnya? Ada Cristopher Colombus dalam bukunya berjudul Narrative of his third voyage to the Americas, Bartolomé de las Casas, dan lainnya. Kebanyakan tulisan masih berupa jurnal perjalanan dari para petualang laut dan catatan tentang penemuan benua-benua serta kondisi alam di benua tersebut.
Sastra Bagian Kotak Tengah
- Periode Kolonialisasi
Masa dalam periode kolonialisasi sendiri ada sekitar abad ke-17 sampai awal abad ke-18. Ciri dari mayoritas dari karya sastra masih nonfiksi dan menggambarkan kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya dari Amerika pada masa awal. Gaya bahasa dari masa ini lebih praktis, lugas dan mengandung unsur religius. Penulis terkenal dari masa ini seperti John Smith dengan buku berjudul Histories of Virginia. Lalu juga Anne Bradstreet dengan judul buku The Tenth Muse Lately Sprung Up in America, dan lainnya.
- Periode Revolusi
Selain itu ketika pecah perang revolusi Amerika, banyak karya tulis yang muncul bersifat patriotik dan cerita dengan tema politik yang mendominasi. Jenis tulisan yang muncul bisa berupa naskah pidato, surat-surat, dokumen politik dan kisah autobiografi. Penulis pada masa ini ada Thomas Jefferson, Thomas Paine, James Madison dan Alexander Hamilton. Contoh karya tulis masa ini yaitu Declaration of Independent.
Lalu apakah pembagian sastra ini hanya terbatas sampai periode revolusi? Tidak! Periode sastra Amerika masih banyak. Aku akan sambung pada postingan selanjutnya tentang periode sastra dan kontra-kontranya.
See you soon!
Source:
thoughtco.com,
britannica.com
Comment
Ehhhmm hanya bisa membaca diawal.. Karena aku tidak paham..apakah aku salah
Menarik banget kak, jadi penasaran part II nya 😀 Aku baca buku tentang Amerika lewat Laura Ingalls, tapi kayaknya itu setelah masa revolusi..
membahas sastra memang selalu menarik, dengan membca karya sastra pada setiap zamanya kita bisa melihat gambaran kehidupan pada zaman itu
3 Responses