Home / TanyaKenapa

Tanya Kenapa-Wanita Lebih Emotional? ataukah Itu Hanya Masalah Persepsi?

Senjahari.com - 12/04/2022

Wanita Lebih Emosional

Penulis : Dinda Pranata

Brak! Tiba-tiba Siti membanting buku di depan meja Tono. Hartono hanya melongo memandang Siti yang berwajah masam.

“Apa maksudmu mengatakan aku ini budak asmara si Budi?” Siti memandang tajam wajah Tono.

“Astaga! Kau ini emosional sekali jadi perempuan. Santailah Ti,” canda Tono, “Aku tidak bermaksud menghinamu di depan teman-teman tadi. Yang aku maksud bahwa kau itu rela berbuat apapun demi Budi, dan semua orang tahu itu.” Tono memalingkan pandangan pada buku yang sedang ia baca. Siti pun menarik buku yang dibacanya.

Siti menyunggingkan senyum seraya berkata, “semua orang? apa yang mereka tahu tentang hubunganku dengan Budi tidak selalu benar, Ton.” Ia memukul cover buku Tono dan berjalan menjauhinya. Tono hanya bisa bergumam, “dasar wanita! mereka memang selalu emosional.”

Mencintai, Menanti Lalu Jatuh Hati karya DInda Pranata

Banyak orang yang selalu menyatakan bahwa wanita lebih emosional daripada laki-laki dan laki-laki cenderung lebih logis daripada wanita. Anggapan luas ini sudah kita terima bahkan saat kita masih anak-anak. Terkadang orang tua memarahi anak laki-laki menangis karena menganggapnya kurang “jantan” dan menganggap anak perempuan tidak masalah jika menangis. Lantas mengapa orang menganggap perempuan lebih emosional daripada pria dan apakah anggapan itu benar adanya?

Baca juga: Pria Dan Wanita Punya Sisi Maskulin Dan Feminim. Ini Penjelasannya!

Wanita lebih Emosional, Mitos atau Fakta?

Emosi dan Gender
Hubungan Emosi dan Gender, Mitos atau Fakta?

Sebelum mengatakan wanita lebih emosi dari pria, kita perlu tahu dulu emosi itu apa. Emosi sendiri bukan hanya marah saja seperti yang kita katakan saat marah. Emosi merupakan keadaan psikologi yang di dalamnya mengandung tiga hal pengalaman subyeknya, respon tubuh dan pengaruh terhadap pengambilan respon perilaku. Karena ketiga hal itu, maka kita bisa mengatakan emosi pria dan wanita dengan kadar yang berbeda.

Berdasarkan dari jurnal yang terbit tahun 2008 saja menyatakan bahwa pria dan wanita tidak berbeda dalam ukuran reaktivitas emosional. Reaktivitas emosi merupakan naik turunnya emosi yang berkaitan tentang suatu peristiwa. Baik pria dan wanita sama-sama memiliki emosi bahkan di antara sesama wanita sekalipun kadar emosi bisa berbeda. Emosi tidak melihat gender seseorang melainkan bagaimana peranan pengalaman seseorang dan refleksi tubuh dalam mengalami suatu peristiwa. Lalu bagaimana dengan anggapan kadar hormon wanita yang fluktuatif dan membuatnya lebih emosional?

Dalam sebuah studi baru-baru ini mengatakan baik pria dan wanita sama-sama memiliki kadar hormon yang fluktuatif. Jurnal berjudul Little evidence for sex or ovarian hormone influences on affective variability tahun 2021 tersebut melibatkan setidaknya 142 responden pria dan wanita. Peneliti menerekam emosi harian selama 75 hari serta menemukan bahwa pria dan wanita sama-sama memiliki fluktuasi emosi di setiap harinya. Lantas apa yang membuat wanita terkesan lebih emosional daripada pria?

Persepsi dan Ekspresi Saling Terkait

Anggapan salah satu gender memiliki tingkat emosi yang lebih tinggi, ternyata mempengaruhi seseorang dalam mengekspresikan emosi. Banyak orang yang menganggap wanita sejak kecil “lumrah” untuk mengenal emosi, sehingga wanita lebih mudah mengekspresikan dan mengenal emosi lebih baik. Berbeda dengan pria yang lebih banyak untuk menyembunyikan emosi bahkan ketika masih anak-anak, sehingga para pria ini tidak terlatih untuk menunjukkan emosi.

Jurnal Plos mengeluarkan sebuah penelitian di tahun 2018 yang mengatakan ada keterkaitan antara persepsi gender ini dengan kemampuan mengekspresikan emosi. Dalam penelitian tersebut ternyata pria memiliki pengalaman emosional yang lebih kuat terutama pada perasaan marah. Sayangnya emosi marah yang mereka rasakan justru diberikan nilai rendah, karena stereotip bahwa laki-laki harus lebih tenang dan berani. Meski begitu banyak yang masih perlu menemukan lebih banyak data empiris untuk bisa mengatakan ini benar-benar anggapan yang 100% keliru.

Baca juga: Proto Feminisme, Bagaimana Pandangan dan Catatan Sejarah Tentang Wanita di Masa Kuno?

Pengaruh Anggapan Itu Terhadap Perilaku

Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku
PePengaruh Emosi Terhadap Perilaku

Anggapan mengenai emosi milik wanita saja sedangkan lelaki cenderung tidak emosional membuat kedua pihak merasakan penolakan. Lalu pemikiran itu mengarahkan kita kepada perilaku diskriminasi gender. Semisal sewaktu wanita membutuhkan penerimaan dan dukungan emosional, mereka akan dianggap terlalu baper oleh orang lain. Begitu pun dengan pria yang sebenarnya juga butuh dukungan dan penerimaan emosional cemderung dianggap banci.

Pengaruh anggapan ini—jika dipelihara—juga berpengaruh pada pola pengasuhan kepada anak-anak. Orang tua yang memegang pola pengasuhan berbasis gender mudah sekali menekan emosi anak ketika anak mengalami tantrum. Orang tua dengan pola asuk gender ini pun mudah sekali terpengaruh pada stereopip orang mengenai bias gender.

Contohnya adalah ketika anak laki-laki menangis di kerumunan orang, maka orang tua dengan pandangan emosi berbasis gender akan segera memarahi anak laki-lakinya dan berkata, “anak laki-laki kok nangis, malu diihat orang.” Berbeda dengan anak perempuan yang menangis dan menganggap itu hal yang lumrah. Ini bisa menyebabkan kekerasan emosional pada anak dan depresi pada anak karena emosinya tidak diregulasi dengan benar.

Cara menghindari penyebaran bias gender yang melibatkan emosi ini adalah dengan mengajarkan anak-anak pada macam-macam emosi. Dan membantu mereka untuk meregulasi emosi yang dirasakan, bukan justru memarahi atau buru-buru menenangkan mereka. Berikan pemahaman apa yang mereka rasakan dan bagaimana cara mengelola emosi secara sehat, baik kepada anak lelaki atau perempuan.

Jangan pernah kita meremehkan emosi karena gender, karena emosi tidak pernah meremehkan kita sebagai manusia

Dinda pranata

Source:
psychologytoday.com
forbes.com
sciencedaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

dyah kusumastuti utari

betul banget quote ini Jangan pernah kita meremehkan emosi karena gender, karena emosi tidak pernah meremehkan kita sebagai manusia
mau laki-laki atau perempuan punya kesempatan yang sama untuk menyalurkan emosi, bahaya kalau tidak mengenali emosi ini dan emosi ini bukan marah lo, ada banyak variasinya

Taufik Al Mubarak

Wanita emosional? Saya pikir itu sih soal persepsi. Memang ada wanita yang gampang emosional, tapi biasanya karena ada sebab. Saya suka perhatikan, wanita itu cepat kali emosi jika banyak kerjaan atau sedang datang bulan. Itu yang saya lihat

Agustinus leantoro

Saya juga emosional loh mbak, meski laki-laki apalagi jika tiba-tiba tulisan2 yang sudah kita publish se-enaknya di copas oleh plagiator tanpa ada izin atau sekedar menuliskan blog kita sebagai sumbernya.. ehhehe..

Kalo perasa iya, krn fitrahnya prmpuan memang bgtu. Tpi kalo emosianl (mudah marah) sih kayaknya relatif ya. Trgantung iman kita

Benar banget dengan quote terakhir. Emosi memang tidak pernah meremehkan apapun gendernya

Benar sekali kak, padahal semua manusia pasti memiliki emosi karena mereka punya cara pandang tersendiri. Duh semangat banget aku kalau bahas masalah terkait “emosi” dimana emosi itu bukan marah saja tapi bisa jadi senang, kecewa, sedih, atau lainnya.

Seetujuuubangett, kasihan yg cowo masa ngga boleh nangis :)) dari kecil dah didoktrin kayak gitu ya mba. padahal sama aja kita mah

Waah bagus sekali ka tulisannya. Suka sama quotenya “Jangan pernah kita meremehkan emosi karena gender, karena emosi tidak pernah meremehkan kita sebagai manusia”. Karena ya semua manusia pasti memiliki emosi dalam dirinya. Tinggal bagaimana kita bisa mengelolanya

Dahulu istri suka marah2 karena merasa merasa capek… sekarang istri jarang marah mungkin karena tidak terlalu capek

Nurul Fitri Fatkhani

Setuju, masalah emosional itu tidak tergantung dari gender. Malah saya banyak menemukan pria yang lebih tinggi emosinya. Sebenarnya lebih berpengaruh dari psikologinya ya…

Tulisan bagus nih kak. Ditunggu lebih lanjut penjelasannya karena saya punya satu anak cowok dan coming soon insyaallah cewek. Ditunggu tipsnya.

Dhafin Fadhlul Aidin

Tulisan ini membuat laki-laki untuk lebih memahami wanita hehe. Terima kasih kk

Pradyta Febriana Rudiyanto

Kadang ada yg berfikiran bahwa emosi tertinggu biasa ada wanita. Padahal semua org punya emosi yg harus dikendalikan. Terimakasih tulisannya kak, menarik banget 😊

Andri Marza Akhda

Apakah wanita lebih emosional, saya sendiri sih merasa seperti itu. Tapi bukan berarti semua wanita seperti itu sih. Ada juga yang sebenarnya tidak, tapi gegera pernyataan terus diulang-ulang, jadinya kebanyakan mereka kaya membenarkan.

bener emang kak, banyak juga punya teman cowok yang sering juga emosi. bagus nih artikelnya kak, dibahas secara ilmiah

menarik setelah baca artikel ini..
terlepas dari judul yang menulis “kenapa wanita dianggap lebih emosional?”, tetapi secara objektif, emosi itu adalah bentuk ekspresi perasaan psikologi dari wanita dan pria.

kalo membandingkan gender emang kadang bisa bias, karena bisa jadi pria bisa lebih emosional dibandingkan perempuan, krna hal tsb dipengaruhi hal2 eksternal seperti lingkungan yg membentuk karakternya dan jenis pergaulannya..

terimakasih telah berbagi informasinya ya.. silahkan mampir juga ke blog saya tegaraya.com

Setelah saya membaca artikel ini, pembahasannya cukup menari..
Emosi itu adalah sebuah ekspresi kejiwaan yang perlu untuk “dilepaskan”, nah tinggal bagaimana bentuk pelepasannya..
Perilaku Emosional akan menjadi bias apabila hanya diidentikan kepada wanita saja, terkadang pria pun bisa menjadi sangat emosional. Hal yang mempengaruhinya adalah lingkungan dan individu org disekitarnya, bagaimana mendorong org tsb untuk mengungkapkan emosionalnya..

terimakasih telah berbagi informasinya ya.. silahkan mampir juga ke blog saya tegaraya.com

17 Responses