Home / Koridor

Bunga Simbol Feminitas. Sejak Kapan?

Senjahari.com - 14/04/2022

Bunga Lambang Feminitas

Penulis : Dinda Pranata

Kalau mencari kado buat si doi, kebanyakan cowok memberinya bunga. Mulai dari bunga artifisial, bunga potong segar sampai bunga deposito—pokoknya bernama bunga—pasti si doi langsung klepek-klepek. Tak hanya kaum laki-laki yang menganggap bahwa bunga ini menjadi simbol untuk perempuan. Bahkan banyak dari kaum perempuan mengidentifikasikan diri sebagai pecinta bunga. Sebenarnya sejak kapan bunga menjadi simbol perempuan atau feminitas?

Hubungan Manusia dan Bunga/Tanaman

Sejak zaman prasejarah alam memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Dalam sebuah jurnal yang terbit di tahun 2018 menyatakan, sejak dulu manusia sudah tertarik pada bunga bahkan sejak bunga itu belum memberikan manfaat untuk bertahan hidup. Para peneliti ini meyakini bahwa bunga sejak dulu memberikan pemahaman estetik pada manusia.

Tidak hanya pemahaman estetika yang berkembang, tetapi bunga juga memberikan pengalaman sensor pada masa manusia seperti pengalaman emosi dan pengalaman indriawi. Pengalaman emosi misalkan bunga membutuhkan manusia untuk tumbuh, sehingga ini bisa menciptakan hubungan emosional antara bunga dan manusia. Lalu persepsi manusia berkembang yang mana bagi manusia bunga mampu menunjukkan tingkat kesuburan tanah atau membantu mereka untuk bertahan hidup.

Seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman indriawi ini terus berkembang hingga menjadi sebuah gaya komunikasi antar sesama. Seperti sebuah fenomena bagaimana orang pada masa prasejarah ini melukiskan simbol-simbol alam untuk menjelaskan sebuah fenomena. Seperti lukisan yang terdapat pada gua altamira yang ditemukan oleh pada arkeolog. Di dalam sana terdapat banyak sekali simbol-simbol alam untuk menjelaskan berbagai peristiwa. Lalu bagaimana bunga bisa menjadi simbol feminitas?

Awal Simbol Bunga Bukan Tentang Kecantikan, Lalu?

Bunga Lambang Kesuburan

Siapa bilang bilang bunga dianggap sebagai lambang kecantikan. Ketika di zaman kuno bunga justru lekat dengan lambang kesuburan. Dalam sebuah buku berjudul Flower Symbolism As Female Sexual Metaphore menyebutkan bahwa pada masa Mesir kuno bunga memiliki arti kesuburan. Mereka meyakini struktur bunga ini mewakili bagian tubuh perempuan yang berkaitan dengan fertilitas. Tidak hanya di Mesir, beberapa keyakinan tersebut juga ada dalam mitologi India, Timur Tengah hingga Yunani.

Baca juga: Pojok Literasi-Resensi: Kim Ji Yeong Lahir 1982. Novel Feminitas Yang Dikecam!

Simbol bunga sebagai penggambaran wanita ini kemudian meluas dan bertahan hingga sekarang berkat mitologi-mitologi serta legenda yang hadir. Legenda dan mitologi ini contohnya tentang Dewi Venus, Aprodhite dan beberapa dewi lainnya yang digambarkan dengan bunga tertentu. Lalu pada 240 SM di Yunani kuno terdapat perayaan Floralia yang merupakan perayaan untuk manandakan kedewasaan dan musim semi demi menghormati Dewi Flora.

Kebanyakan perwujudan bunga sebagai simbol kesuburan ini banyak terdapat pada masyarakat yang menganut paganisme. Hal itu mereka lakulan sebagai bentuk mereka berkomunikasi dengan sesama melalui simbol-simbol alam. Lalu ketika di abad pertengahan saat orang-orang Katholik melarang kepercayaan paganisme ini, simbol bunga kemudian tidak menunjukkan simbol kesuburan melainkan kelahiran. Metafora yang lebih halus daripada arti kesuburan yang berhubungan dengan erotisme dan seksualitas. Lalu sebenarnya kapan bunga ini menjadi lambang kecantikan seorang wanita?

Berterima Kasihlah pada Penyair

Bunga di Era Victoria

Ketika masuk pada zaman Renaissance penggunaan kata dalam bahasa Inggris untuk bunga (flower) tidak hanya berhubungan dengan organ reproduksi wanita atau lambang kesuburan belaka. Tetapi para penyair memberi penekanan bukan dari bentuk bunganya tetapi lebih melihat ke dalam makna bunga itu sendiri. Dalam bahasa Inggris atau Perancis kata Flower sendiri bisa diartikan sebagai berarti flour yang memiliki terjemahan yaitu esense, bau, atau kalau disini lebih ke arah bentuk yang dapat dirasa atau dilihat.

Orang pada abad pertengahan menganggap komunikasi langsung adalah hal yang tabu, termasuk mengungkapkan emosi secara terbuka. Oleh karena itu penggunaan metafora banyak dipakai dalam karya-karya sastra untuk menjelaskan emosi serta demi menambah nilai estetis sebuah karya. Seperti dalam karya berjudul A Midsummer Night’s Dream

I know a bank where on the wild thyme blows.

William Shakespeare

Kata thyme blows di atas merupakan metafora untuk wanita dewasa yang cantik dan menimbulkan hasrat. Penggunaan kata ini lebih halus dan tersirat daripada langsung mengatakan wanita cantik yang “menggoda”. Maka dari itu penggambaran bunga berkembang untuk menunjukkan kecantikan dan keindaahan wanita yang dapat dilihat.

Di abad awal abad ke-19 (tepatnya di era Victoria) ungkapan “katakan dengan bunga” menjadi bahasa yang sangat populer sebagai bentuk komunikasi. Mulai dari menyatakan benci, sedih hingga cinta dengan menggunakan medium bunga. Pada akhirnya makna bunga ini menjadi universal bahkan menjadikannya produk budaya yang meluas hingga sekarang. Jadi bunga sebagai simbol feminitas adalah fakta dan kemudian berubah menjadi bahasa universal hingga era modern.

Source:
Roux, Jessica. Floriography: An Illustrated Guide to the Victorian Language of Flowers. Andrews McMeel Publishing, 2020.
Dietz, S. Theresa. The Complete Language of Flowers: A Definitive and Illustrated History. Wellfleet Press, 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Anggita R. K. Wardani

Baru tahu juga kalau bunga itu simbol wanita. Selama ini taunya cuma bahasa bunga doang

Mohammad Rizal Abdan Kamaludin

bunga teryata memiliki sejarah tersendiri di dunia ini ya, simbol yang cukup iconic.

Andri Marza Akhda

Berarti arti bunga pada wanita itu luas ya, bukan hanya soal feminim tapi juga kesuburan..

Ternyata bunga mewakilkan lambang dri kesuburan. Nice artikel. Thankyou for sharing, ka.

Ndaging banget informasinya, jadi tahu makna bunga pada zaman dahulu di setiap bangsa sampai diasosiasikan pada sosok perempuan. Terima kasih Kak Dinda untuk ilmunya

Wah informasi yang baru untuk saya bahwa selain simbol feminitas dulu ternyata bunga adalah simbol kesuburan ya.

Annisa Khairiyyah Rahmi

Nice artikel. Suka dengan gaya penulisan kakak tentang sesuatu.

7 Responses