Penulis : Dinda Pranata
Pada pojokan sebelumnya kita sudah membahas periode sastra bagian pertama dan apa itu periode sastra. Periode sastra di Amerika mulai periode klasik berupa mitologi, hingga sastra prosa yang mengkritik kondisi sosial politik pun mewarnai perjalanannya. Lalu apakah periode sastra Amerika cuma sampai di sana? Jawabnya tentu tidak! Perjalanan sastra masih panjang sampai dengan novel dan karya sastra perfilman yang kita kenal sekarang. Apa saja pembagiannya?
Setiap Era Menjadi Pendobrak Era Sebelumnya
- Era Romantisme dan Transcendalisme
Periode ini kurang lebih ada di tahun 1828-1865 dan menjadi masa-masa yang mengawali era kebesaran sastra. Banyak karya yang terkenal lahir dari periode ini serta periode romantisme dan transendalisme menjadi era yang mengritisi karya neo-klasikal. Neo Klasikal sendiri merupakan salah satu periode sastra di Inggris di awal abad ke-17 hingga ke-18 yang biasanya banyak berupa esai-esai yang menonjolkan logika.
Penganut romantisme dan transcendalis mempercayai bahwa roh Tuhan di alam, juga ada di setiap jiwa yang hidup bahwa ada roh ilahi di alam dan di setiap jiwa yang hidup. Anggapan ini lah yang kemudian meninjolkan pandangan individualisme dan kemandirian subyek dalam sastra. Ciri pada karya ini era ini adalah menekankan emosi dan imajinasi si individu atau pengarangnya. Penulis yang karyanya termasuk dalam Romatisme yaitu Moby Dick karya Herman Melville, The Scarlet Letter karya Nathaniel Howthorne, dan lainnya.
- Realisme dan Naturalisme
Era Realisme dimulai ke 1860an-1900 dan sama seperti era sebelumnya yang menjadi kritik atas era romantisme ini. Menurut Handbook of Literature, realisme merupakan era sastra yang merepresentasikan kehidupan kelas menengah dengan menonjolkan secara detail. Periode ini mencapai kepopulerannya setelah perang saudara di Amerika di mana menjadi pelampiasan seseorang tentang kehidupan di masa perang.
Ciri dari novel ini antaranya menonjolkan kehidupan realita yang sebenarnya, tidaknya berdasar pada imajinasi semata. Realisme ini juga menggambarkan keadaan yang apa adanya dalam kehidupan terutama pada bagian yang kurang ‘positif’ dengan sangat mendetail. Era ini juga tidak terlalu menunjukkan perbedaan dengan era Naturalisme di tahun 1900-1914 yang sama-sama menyoroti kondisi realitas kehidupan. Naturalisme juga mengambarkan kondisi bobrok sosial dan ekonomi pada masa tersebut.
Baca juga: Sastra Amerika yang Terkotak-kotak. Maksudnya?
Penulis yang karyanya masuk dalam era ini antara lain The Adventures of Huckleberry Finn karya Mark Twain, Criticism and Fiction karya William Dean Howell, dan lainnya.
Periode Sastra Amerika dan Global

Pengaruh sastra secara meluas mulai pada Era Realisme untuk di Amerika dan di Eropa mereka lebih dikenal dengan era Naturalisme. Kemudian perlahan sastra di seluruh dunia bergabung dan memunculkan gelombang sastra modern tepat pada Perang Dunia I di tahun 1914 hingga berakhirnya perang di tahun 1939-an. Pada tahun-tahun perang banyak orang mengalami frustasi dan kehilangan yang mendalam, sehingga karya yang muncul banyak diwarnai oleh perasaan tersebut.
Lalu ketika Perang Dunia II pecah, sekali lagi membawa perasaan kehilangan dan rasa frustasi di banyak dunia. Di tahun 1950an akibat perang yang melanda dari PD I dan PD II sebuah gerakan sastra bernama Post Modernisme ini lahir. Pada era postmodern karya sastra menjadi semakin beragam dengan gaya bahasa yang variatif. Berdasarkan jurnal Common Themes and Techniques of Postmodern
Literature of Shakespeare, karya sastra ini memiliki ciri sebagai berikut : Sering kali mengangkat tema tentang krisis identitas, gaya bahasa cenderung ironi, dan menceritakan fiksi yang difiksikan atau lebih dikenal sebagai metafiksi. Selain itu pada masa post modern ini muncul kosa kata baru yang cenderung vulgar dan blak-blakan.
Penulis yang banyak mempengaruhi karyanya dengan sastra modern yaitu Enerst Hemingway, F. Scott Fitzgerald, William Faulkner, Gertrude Stein, dan lainnya. Sedangkan penulis sastra dengan tema postmodern antara lain Kurt Vonnegut, Amy Tan, John Updike, Eudora Welty, James Baldwin, dan lainnya.
Periodisasi yang Bias dan Kurang Tepat
Ketika membuat periodisasi ini, aku sendiri mencari banyak sumber dan tiap sumber mencantumkan tahun yang berbeda-beda. Oleh karena itu aku menggunakan kisaran untuk membantu mengidentifikasi kapan setidaknya periode itu muncul. Dari sini kita bisa lihat, sebenarnya pemberian periode pada sastra ini satu sisi memudahkan untuk mengurutkan jenis karya tapi di sisi lain memunculkan ketidaksesuaian waktu.
Hal ini juga yang banyak disorot oleh beberapa peneliti sejarah sastra terutama yang meneliti sastra terjemahan. Dalam sebuah jurnal berjudul Assessing periodization in histories of
literary translation menjelaskan bahwa dalam menganalisis sastra terjemahan penggunaan periodisasi sangat menyulitkan. Hal ini karena pada konsep periodisasi orang cenderung tergeneralisasi pada karakteristik dari periode sastra tersebut, tanpa mencoba menggali lebih jauh tentang karya itu.
Jika kalian yang sedang mengambil jurusan sastra atau yang tertarik untuk mendalami sastra, kalian bisa melihat sumber referensi untuk memahami kembali materi ini. Semoga membantu!
Source:
Marrs, Cody, and Christopher Hager. Timelines of American Literature. Johns Hopkins University Press, 2019.
Bercovitch, Sacvan, and Cyrus R.K Patell. The Cambridge History of American Literature. Cambridge University Press, 1999.
Herrero López, Isis. “Assessing Periodization in Histories of Literary Translation.” The International Journal of Translation and Interpreting Research, vol. 11, no. 2, 2019, pp. 46–57., https://doi.org/10.12807/ti.111202.2019.a05.
Comment
Terima kasih atas informasi tentang sastranya. Jadi pengen diselami lagi lebih mendalam periodenya..
Seneng lihat hasil gambar2nya…
Tonggal ke sini, nih klo mau tau info ttg sastra. Thanks ka for sharing.
2 Responses