Home / Serambi

Jamur Koral Api, si Cantik yang Mematikan

Senjahari.com - 17/08/2022

Jamur Koral Api

Penulis : Dinda Pranata

Aroma embun terasa sampai ke bulu hidung, sabit dan cangkul sudah ada di tangan saat jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Matahari sudah cukup hangat untuk memanaskan tubuh, saat tangan mulai mencabuti rumput liar di depan rumah. Tapi ….

Sebuah tumbuhan mungil berkelompok mengalihkan pandanganku. Tumbuhan mungil berpayung yang berkelompok bak sosialita ini, menarik perhatiaku. Bagian kepalanya sangat cantik saat tertutup embun. Jamur ini cantik, apakah dia secantik tubuh dan rupanya? ataukah dia cantik hanya saat bersosialita semata?

Si fungi sosialita

Jamur di bumi ini ada lebih dari ratusan ribu jenis. Dari semua jenis jamur, setidaknya mereka terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok jamur yang bisa dikonsumsi dan yang beracun. Selain jamur aneh di kebunku, ada satu jamur yang cantik tapi bisa membuatmu lari ke UGD. Apa itu dan bagaimana bisa?

Jamur Koral Api, si Cantik yang Membahayakan

Jamur koral api, nyatanya tidak secantik penampilannya yang eye catching. Di balik warna merah yang seperti api, dia juga bisa membunuh orang yang tanpa sengaja mengkonsumsinya. Jamur koral api ini termasuk salah satu jamur yang langka sih, tapi sekali kamu menemukan jamur ini jangan coba sentuh-sentuh apalagi memakannya. Pasalnya bukan hanya orang yang mengkonsumsi bisa berbahaya tapi orang yang menyentuhnya.

Di Jepang dan Korea Selatan, yang menjadi habitat dari tumbuhan ini, ditemukan beberapa kasus pasien yang dilarikan di UGD dan kematian atas interaksi manusia dengan jamur koral api ini. Dalam sebuah jurnal medis memberikan contoh bagaimana fatalnya seseorang yang hanya bersentuhan dengan jamur ini.

Baca juga: Dari Mitologi, Polusi dan Bumi yang Tersakiti

Jamur Koral Beracun
Jamur Koral Beracun

Laporan kasus pertama dialami oleh seorang pasien pria berusia 64 tahun, hari kedua setelah dibawa ke rumah sakit, pasien mengalami demam tinggi. Lalu hari berikutnya, ia mengalami sesak nafas dan kadar oksigen yang menurun dalam darah. Hingga pada hari ke-6, pasien mengalami gagal organ dan akhirnya meninggal. Bagaimana dengan kasus kedua?

Laporan kedua dialami oleh wanita berusia 60 tahun yang merupakan istri dari pasien pertama. Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya, gejala yang mereka alami mirip. Bibir kering dan sakit tenggorokan serta hari ketiga yang mengalami demam. Sayangnya, apakah pasien kedua selamat atau tidak tidak mendapat informasi.

Dari hasil laporan tersebut, para dokter dan ahli menyelidiki konsumsi makanan atau minuman yang mereka makan. Dari hasil temuan makanan dan minuman yang para ahli bawa ke laboratorium, mereka menemukan bahwa pasangan tersebut secara tidak sengaja meminum air rebusan jamur yang tercampur dengan jamur koral api ini. Lantas bagaimana sih bentuk si jamur koral api ini?

Wujud si Jamur Koral

Jamur koral api memiliki nama latin Podostroma cornu-damae. Awalnya tahun 1895 seorang ahli biologi bernama Narcisse Thรฉophile Patouillard menemukannya di China. Sebelum mereka memberi nama Podostroma cornu-damae, jamur ini digambarkan sebagai Hypocrea cornu-damae sebuah jenis jamur yang baik untuk kesehatan. Namun seorang ahli mikologi bernama Pier Andrea Saccardo mengamati jamur ini dan berdasarkan morfologinya ia merubah genus Hypocrea menjadi genus Podostroma tahun 1905.

Di tahun 1994 seorang mikologi asal Jepang bernama Tsuguo Hongo dan Masana Izawa meneliti lebih lanjut. Mereka pada akhirnya menetapkan tanaman ini dalam genus Podostroma. Tanaman ini biasa tumbuh berkelompok dan dekat dengan akar tumbuhan. Mirip dengan koral lautan, bagian bawah tubuhnya (bagian basal) bentuknya sederhana, dan cabang yang terbentuk bisa memiliki ukuran yang beragam.

Baca juga: Perubahan Iklim dan Dampak Pada Perempuan. Memangnya Ada?

Tumbuhan jamur langka ini merupakan tumbuhan endemik dari hutan hujan tropis di wilayah Jepang dan Korea Selatan. Namun di tahun 2019, tumbuhan ini juga tumbuh di hutan hujan tropis wilayah selatan Australia. Tak hanya itu, berdasarkan pesebarannya jamur ini pun tumbuh di wilayah Indonesia yang memiliki jumlah hutan hujan tropis yang luas. Beberapa di antaranya pernah dilaporkan tumbuh di wilayah Bengkulu (1934), Sukabumi dan Kalimantan Tengah (2020) serta baru-baru ini di wilayah Sulawesi.

Anehnya kalau tanaman itu tumbuhan endemik, bagaimana bisa ia menyebar? Berdasarkan pendapat para ahli yang dikutip dari laman kompas, tumbuhan jamur merupakan tumbuhan spora. Jadi secara alami, spora yang terbawa oleh angin bisa tumbuh di habitat yang cocok untuk dirinya. Seperti di wilayah Australia dan juga Sukabumi atau Sulawesi. Lantas kandungan racun apa yang terdapat di tumbuhan ini?

Tumbuhan Langka dengan Racun yang Kompleks

Jamur koral api menyalurkan racun melalui sentuhan
Jamur koral api menyalurkan racun melalui sentuhan

Tumbuhan ini termasuk dalam kategori langka, walau langka jamur koral api ini memiliki tingkat racun atau toksinitas yang tinggi. Berdasarkan laporan penelitian dari jamur ini, tumbuhan tersebut memiliki racun mikotoksin trikotoksin yang bisa menyebabkan kegagalan organ multiple dalam tubuh. Di tahun 1999 saja di Jepang terlaporkan satu orang meninggal akibat menkonsumsi sake yang terkontaminasi oleh jamur ini.

Tidak hanya itu pada tahun 2000 di prefektur Gunma, Jepang juga terjadi keracunan pada orang yang mengkonsumsi tumbuhan jamur koral api ini. Gejalanya penurunan jumlah leukosit dan trombosit, sakit perut, pengecilan sereblum (bagian otak), sakit perut, mengelupas, hingga kegagalan fungsi otot dan organ. Bukan saja untuk orang yang mengkonsumsunya, tumbuhan ini pun tidak boleh tersentuh oleh kulit manusia lho!

Berdasarkan ahli jamur bernama Ray Palmer (seorang fanatik jamur) bahwa racun jamur ini bisa masuk melalui pori-pori kulit saat seseorang menyentuhnya. Jamur ini setidaknya mampu menghasilkan delapan senyawa racun yang saat memasuki pori-pori kulit. Beberapa peneliti saat ini sedang bekerja saama untuk menemukan obat penawar racun dari jamur ini.

Baca juga: Emas Datang Dari Asteroid. Apa Kaitannya Dengan Harga Emas Di Dunia?

Jadi harap berhati-hati jika menemukan jamur di depan rumah ya! Jangan coba menyentuh, mencium apalagi mengkonsumsi tanpa tahu jenis jamur apa itu.

Source:
kompas.com
greener.co
fungimag.com
sciencealert.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Wah, saya baru tahu lho. Harus hati-hati banget ya jangan sampai tersentuh nih.

Iya kak.. ๐Ÿ™‚

Wah, baru tahu ada jamur koral api. Untungnya jamur ini tidak ada di Indonesia.

baru tahu tentang jamur koral api. thats why aku agak phobia sama jamur karena bentuknya yang aneh dan takut beracun.

Wew.. ngeriiii.. bisa diinfokan, biasanya tumbuh di daerah yang bagaimana jamur ini? di daerah dengan ketinggian sekitar berapa di atas permukaan laut? tumbuh kapan saja? ada foto-foto nya lebih banyak gak? biar netizen lebih waspada..

dyah kusumastuti utari

terima kasih informasinya kak, saya ga pernah perhatikan ini sebelumnya, next kalau ada jamur saya akan lebih waspada, ga nyangka bisa seperti itu ya akibatnya

Bener yaa, biasanya di dunia flora dan fauna, yang warnanya cantik-cantik itu justru berbahaya

Wah, baru tau tentang jamur ini, tumbuhan jamur emang banyak yang beracun sih, mesti hati-hati buat milih mana yg bisa dan enggak untuk dikonsumsi

8 Responses