Penulis : Dinda Pranata
Pernah mendengar kisah Greyfriars Bobby yang cukup terkenal dari Inggris? Kisah ini merupakan kisah nyata tentang kesetiaan seekor anjing highland terrier Inggris terhadap tuannya. Kisah ini sebenarnya cukup mirip dengan kisah anjing Hachiko yang terkenal dan berasal dari Jepang.
Novel yang ditulis oleh Eleanor Atkison ini memiliki hal yang menarik di balik kisah hewan ini. Seperti apa sih sinopsis dari kisah ini? Lalu, apa saja fakta seputar kisah Greyfriars Bobby yang berhasil penulis ungkap? dan Apa kesanku selama membaca novel ini?
Greyfriars Bobby Tak Hanya Kisah Tentang Hewan
Ada seekor anjing Highland terrier yang berbulu gondrong dan mungil, bernama Bobby. Anjing ini milik petani dan hendak diadopsi oleh seorang gadis dari pertanian di Cauldbrae. Namun seorang penggembala di pertanian itu bernama Auld Jock begitu menarik perhatian si anjing kecil dan membuatnya mengikuti kemana pun ia pergi.
Suatu hari pertanian tempat Auld Jock bekerja, memberhentikannya karena faktor usia yang tidak muda lagi. Pemberhentian itu membuat Auld Jock harus merantau ke kota Edinburgh. Tapi lucunya si kecil Bobby pun masih dengan setia mengikuti penggembala tua ini. Pada saat yang sama, petani dari Cauldbrae ini menitipkan si Bobby pada Auld Jock untuk sementara karena ada hal yang harus ia urus dan pada saat selesai itu dia akan menjemput si Bobby kembali. Akhirnya Bobby pun ikut bersama Auld Jock merantau ke Edinburgh.
Dengan kondisi yang sudah tua dan miskin, Auld Jock tinggal di penginapan kumuh bersama dengan Bobby. Selama beberapa hari Bobby menjadi penghibur bagi penggembala miskin dan kesepian ini, begitu pun Bobby yang selalu setia menunggu Auld Jock membawakan makanan kepadanya.
Pada suatu ketika ada sesuatu yang tak biasa dari Auld Jock. Ia datang terlambat ke penginapan saat waktunya si Bobby makan. Bobby pun mencarinya dan menemukan Auld Jock berada di depan sebuah kedai makanan Greyfriars Dinning-Room milik Mr. Traill. Pemilik kedai makanan ini pun secara cuma-cuma memberikan makan Auld Jock dan Bobby serta menawarkan untuk memanggilkan dokter pada si pria malang ini.

Sayangnya, Auld Jock yang tidak suka dengan dokter pun menolak dan langsung melarikan diri ke penginapan kumuhnya bersama Bobby. Bobby dengan setia menemani tuannya yang sakit, menghiburnya, menjadi pendengar hingga akhirnya Auld Jock meninggal kamar penginapannya.
Baca juga: Review Novel Gadis Kretek: Wanita, Propaganda dan Tradisi Masa Lalu
Si anjing ini tetap setia pada Auld Jock, bahkan ia secara diam-diam mengendap tidur di atas pekuburan di mana tuannya ini berada. Tapi, kesetiannya ini membawa Bobby ke berbagai penolakan dari penjaga makam, gereja hingga ia berurusan dengan hukum di Edinburgh.
Lalu apa yang menarik dengan kisah ini?
Fakta Seputar Kisah Anjing Mungil Ini
Kisah dari Greyfriar Bobby ini mengilhami banyak penulis dan sastrawan dari masa ke masa, termasuk Eleanor Atkison. Sang penulis novel Greyfriars Boby ini adalah orang Amerika yang pernah berprofesi sebagai seorang guru dan belum pernah menginjakkan kaki di Skotlandia bahkan Edinburgh. Pemaparan yang detail dari latar tempat hingga sejarah seputar tokoh yang dimakamkan di pemakaman ini, diketahui melalui proses riset yang sangat dalam dari penulis ini yang menerbitkannya di tahun 1912.
Ada beberapa fakta yang tidak terduga dari penggalan-penggalan kisah di novel ini.
- Siapa saja yang dimakamkan di pemakaman Greyfriars?
Dalam penggalan-penggalan kisah penghuni rumah susun di novel Greyfriars Bobby, menjelaskan bagaimana pemakaman ini tergambarkan, termasuk makam siapa saja yang ada di sana. Salah satunya adalah pemakaman tak terawat yang berbebentuk kubah, yang berdekatan dengan jendela salah satu penghuni rumah susun. Pemilik makam dalam kubah tersebut adalah salah satu tokoh yang kurang terhormat di mata warga Inggris yaitu Sir George MacKenzie (Bloody MacKenzie).
Baca juga: Review When Marnie Was There, Benang Merah Anak Kesepian
Tidak hanya itu, pemakaman Greyfriars pun menjadi pemakaman beberapa orang terkenal seperti ayah Sir Walter Scotts sampai si anjing Bobby.

- Sejarah tentang undang-undang perlindungan hewan
Pada tahun 1839, Inggris raya memberlakukan peraturan di mana para pemilik anjing ini harus mendapatkan lisensi kepemilikan anjing. Di dalam aturan tersebut mengharuskan para pemilik ini membayar pajak kepada pemerintah. Pemerintah Inggris pada saat ini menetapkan aturan ini agar pemilik anjing memperhatikan kesejahteraan hewan peliharaan termasuk kesehatan dan perilakunya.
Novel ini menyoroti isu kesejahteraan hewan dari aturan perizinan anjing yang menyebabkan beberapa masalah dalam masyarakat. Di antaranya bagaimana jika pemiliknya sudah tua, pihak yang bukan pemilik tapi ingin menyelamatkan hewan terlantar hingga penyelewengan pajak hewan dan lainnya.
Sebenarnya ada banyak fakta terkait dengan pemakaman Greyfriars ini, namun yang jelas terlihat di novel ini adalah dua fakta di atas. Lantas, apa sih kesan selama membaca novel ini?
Tiada Kesan Tanpa Review dari Pembaca
Ada banyak kesan yang aku dapat ketika membaca novel Bobby ini. Let’s check!
Baca juga: Nyonya Bovary: Cermin Negara Lewat Drama Rumah Tangga
- Kisahnya penuh dengan ajaran moral yang bisa dibaca semua usia. Novelnya banyak terselip kisah-kisah kemanusiaan misal bagaimana golongan kelas menengah ke atas bisa berbagi dengan kelas menengah ke bawah. Juga bagaimana hewan ini bisa menjadi jembatan hubungan atas bawah di dalam kelas sosial manusia.
- Penuturan penulis mengenai suasana latar yang mengalir dan bahkan mengena kepada pembaca. Meski Atkison ini tidak pernah mengunjungi Edinburgh, tapi bagaimana tata letak dari makam Greyfriars ini benar-benar nyata sesuai dengan aslinya. Dugaan kuat dari banyak pihak sih, bahwa si penulis ini benar-benar melakukan riset secara mendalam lewat profesinya sebagai guru.
- Penggambaran tokoh yang jernih, membuat pembaca nggak sulit membayangkan visual pemerannya. Tokoh yang tergambar dalam narasi cerita juga jelas dan terilhami dari tokoh John Gray yang merupakan pemilik asli dari Bobby.
Selain ada hal yang menyenangkan, ada juga yang bikin geregetan sih. Tapi karena ini minor jadi rasanya nggak mempengaruhi kesan penting dari novel ini.
- Kisah dengan tempo yang cepat. Dari mana cepatnya sih? Well, sebenarnya cepatnya ada di bagian awal. Kedekatan antara Auld Jock dan Bobby kurang mengena dengan hanya mengikutinya kemana-mana. Tapi tertutup dengan adegan saat Auld Jock ini sakit dan meninggal.
- Petualangan Bobby yang justru kurang terasa, karena aksi Bobby kurang terlihat dan hanya terwakili oleh aksi orang-orang yang mencintainya. Andai Bobby ini bisa bicara, mungkin akan terasa lebih seru.
Sekilas memang mirip dengan cerita Hachiko ya. Bedanya adalah dari segi waktu, budaya serta negara pembuatannya. Adakah dari kalian yang sudah membaca buku ini? Spill di kolom komen ya.