Penulis : Dinda Pranata
Akhir tahun 2022 lalu, aku mengikuti sebuah survei yang diadakan oleh klub literasi ibu-ibu yaitu buibu baca buku klub (BBBBClub). Sebuah rezeki akhir tahun yang kejutannya tiba di awal tahun lalu berupa buku beserta dengan kartu ucapan. Memang agak lama bagiku untuk mereview buku ini, yang terdistraksi dengan banyaknya TBR (to be read) book.
Buku Super Parent yang kudapat ini memang berupa buku kiat-kiat parenting dari seorang pakar bernama Dr. Laura Markham sekaligus pengelola situs AHAparenting.com. Memang bagaimana sinopsisnya? apa menariknya buku Super Parenting? dan apa kesan yang kudapat selama proses membaca ini?
Super Parent: Mengasuh, Mengasah dan Mengasihi
Dari cover bukunya sudah terpampang kan, bahwa buku ini adalah buku panduan dalam mengasuh anak. Kita tahu menjadi orang tua yang baik, sebenarnya tidak ada pendidikan formalnya. Kita belajar secara mandiri melalui peran orang-orang di sekitar seperti orang tua, kerabat bahkan pakar-pakar pengasuhan anak di luar.
Namun memang pengasuhan ini bisa menjadi sesuatu yang menantang, karena bisa jadi situasi orang tua, lingkungan serta kondisi anak bisa berbeda dari satu anak ke anak yang lain. Belum lagi tantangan zaman yang menutut perubahan dalam metode pengasuhan dari generasi ke generasi. Bisa jadi pola pengasuhan yang orang tua kita terapkan dengan pengasuhan anak-anak zaman sekarang nggak sepenuhnya cocok.
Meski tidak selalu cocok karena kebutuhan tiap masa perkembangan anak di berbagai generasi berbeda, ada satu yang menjadi kesamaan, yaitu pola pengasuhan penuh kasih. Metode parenting yang penuh kasih ini memiliki pembeda, walau kehadirannya selalu menjadi nilai utama dalam proses membangun ikatan antara anak dan orang tua. Kira-kira apa pembedanya?
Baca juga: The Golden Road: Kerinduan L.M Montomery Pada Masa Anak-Anak
Pembedanya yaitu dari sisi nilai atau tolak ukur pengasuhan penuh kasih itu. Contohnya, orang tua di generasi X atau Y, menganggap bahwa penuh kasih adalah dengan melakukan disiplin agar si anak bisa hidup lebih bertanggung jawab. Lalu ada juga orang tua tradisional yang menganggap pengasuhan penuh cinta dengan memaksa anak untuk patuh, dengan harapan si anak bisa hidup lebih baik di masa depan. Atau pengasuhan dengan cinta dengan mengabaikan si anak ketika tantrum, dengan harapan bahwa di masa depan si anak lebih mandiri dan tidak menjadi egois.
Karena nilai dan tolak ukur yang berbeda serta tuntutan zaman yang berbeda, metode pola pengasuhan pun turut serta berkembang. Perkembangan itu meliputi bagaimana orang tua mengasuh dirinya sendiri dan bagaimana dari pengasuhan ke diri sendiri itu bisa berdampak pada pengasuhan ke anak-anak.
Apa saja point penting pengasuhan ala Super Parenting?
Point Penting Pengasuhan

Ada beberapa poin penting mengenai bagaimana pola pengasuhan yang baik dalam buku panduan ini.
- Mengatur diri sendiri. Poin ini mengenai bagaimana cara kita mengenali diri sendiri, dan menerima baik itu masa lalu dan masa kini kita sebagai orang tua. Dalam poin ini kita akan belajar mengelola emosi dan memisahkan masa lalu (biasanya berupa trigger pengalaman/ luka di masa lalu) dengan masa kini (saat kita memiliki anak). Pengelolaan emosi pada orang tua sangat penting, karena ini akan berkaitan dengan bagaimana para orang tua membantu anak-anak dalam mengatur emosi mereka.
- Koneksi antara orang tua dan anak. Koneksi ini tidak selalu mengenai “quality time” setiap weekend, jalan-jalan di taman. Tapi memupuk koneksi ini lebih ke arah bagaimana kita sehari-hari mengenali kebutuhan anak untuk mengkoneksikan dirinya dengan orang tua. Kita pun menyadari bahwa tidak setiap waktu kita selalu ada untuk bocil, kadang kala kita pun berjibaku dengan pekerjaan dan rutinitas sehari-hari yang cukup padat. Namun, tidak peduli hanya satu jam atau pun sepuluh menit sebelum tidur, libatkan diri kita secara aktif dengan aktifitas yang ia sukai.
- Membina yang tidak sama dengan mendisiplinkan. Ini bagian inti dari buku ini yang tidak kalah penting dari dua poin di atas. Terkadang orang tua terlalu mengkhawatirkan masa depan anak sehingga mereka dengan aktif berusaha mendisiplinkan anak yang merengek saat itu juga. Alih-alih anak mendengarkan, justru usaha para orang tua untuk mendisiplinkan tersebut berubah jadi raungan tangis yang memekakan telinga. Nah, pada poin ini kita akan menemukan fakta bahwa pembinaan dengan mendisiplinkan, tidak efektif daripada pembinaan dengan rasa empati.
Bagaimana review buku ini melalui PoV Senja Hari?
Baca juga: Adakah Ibu yang Baik? Sebuah Refleksi Untuk Pemahaman Kanan dan Kiri
Review Buku: PoV Senja Hari

Selama membaca buku Super Parent banyak kesan yang menyenangkan baik dari segi isi dan penyampaian. Apa saja kesan baiknya?
- Isinya padet dan penuh. Ada langkah-langkah yang bijak bagi orang tua saat anak mengalami meltdown atau masa sulit (tantrum, rewel, dll). Seperti buku panduan pada umumnya, buku ini memaparkan secara padat mengenai kiat-kiat pengaturan diri sebagai orang tua, juga kiat-kita mengembangkan empati pada anak.
- Nggak cuma bisa diterapin ke anak, tapi juga ke pasangan. Menariknya dari buku ini penerapan pengasuhan yang bisa kita pakai untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan. Pada dasarnya buku ini berisi kiat-kiat untuk mengembangkan empati dari dalam diri dengan kacamata pengasuhan anak, berupa penerimaan secara untuh sebagai manusia.
- Contoh dan sekelumit kisah serta kata-kata yang bisa kita contohkan dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini tidak hanya menawarkan tips mengatasi anak tantrum, tips sukses mengembangkan empati pada anak. Tapi juga ada detail kata-kata yang sebaiknya dipakai oleh orang tua saat anak rewel, tantrum bahkan sampai menyakiti orang lain. (Asli, nggak gampang tapi worth it)
Lalu apa ada kesan nggak “klik” dari buku ini?
Sejauh aku membaca, nggak ada sih. Selain mungkin rasa bosan karena, ya seperti buku panduan pada umumnya mengenai langkah-langkah. Jadi dalam proses membacanya, terkadang merasa jenuh dan perlu selingan bacaan ringan.
Invitasi dan Diskusi
Setelah baca buku Super Parent ini, aku sebagai orang tua tentu lebih aware tentang bagaimana mengelola diri sendiri jadi lebih bijak. Sayangnya buku ini belum tersedia di Ipusnas. Bagi yang mau baca bisa cari buku ini di toko online. Nah, menurut kalian bagaimana nih kiat-kiat parenting dengan mengedepankan empati?
Kalian juga boleh kok spill rekomendasi buku parenting yang worth buat dibaca pada kolom komentar.
Selamat membaca dan berbagi!
Comment
Setuju banget dengan point pertamanya. Mengasuh anak juga bagian dari mengasuh diri sendiri. Kalau diri sendiri udah bisa dikendalikan, maka mengendalikan anak anak bukan hal yang rumit
Wah bisa jadi rekomendasi buku parenting baru nih. Terima kasih, Mbak.
Btw, saya penasaran sama BBBBClub. Tertarik gabung juga biar termotivasi membaca buku
Semenjak jadi ibu ternyata ga mudah ya, kadang sering emosi kadang suka marah-marah sm anak, emg betul jadi org tua itu harus banyak belajar dan upgrade ilmunfari6
Wah bgus banget ya bukunya cocok buat aku yang masih minim ilmu parenting jadi bisa lebih upgrade mendidik anak
Menjadi orangtua memang nggak mudah, jadi sebelum menikah memang lebih baik mencari informasi dan gaya parenting yg sekiranya cocok untuk kita. Biar nantinya nggak blank , contohnya seperti membaca buku super parent ini
5 Responses