Home / Serambi

Inferno Hutan dan Lahan: Jangan Sampai Lakukan Hal Sederhana Ini!

Senjahari.com - 15/08/2023

Merdeka dari Karhutla

Penulis : Dinda Pranata

Menjelang pukul setengah enam malam, terdengar degup langkah orang berlarian dan menendarai motor, berlalu lalang lewat depan rumah. Sesekali terdengar teriakan tipis agak kejauhan dalam radius beberapa ratus meter. Kukira mereka sedang ramai-ramai pergi ke masjid untuk beribadah bersama.

Namun …

Ketika keluar rumah—sekedar iseng melihat—kubertemu dengan Bu Salim yang rumahnya ada di blok belakang kompleks. Bu Salim sedang mencari satpam yang sedang betugas malam itu. “Ada apa kok terburu-buru, Bu?” tanyaku.

“Ada kebakaran di lahan belakang, Mbak! Apinya besar, ini bapak-bapak sedang berusaha memadamkan api,” jawabnya sembari wajahnya mencetak kerutan-kerutan kegusaran. Deg! Mendengar itu, kami langsung berboncengan dengan sepeda ke arah belakang kompleks yang memang lebat sekali rumput-rumputnya.

Tragedi Berawal dari Pemikiran Sederhana

Kebakaran Lahan di Kompleks Perumahan
Ilustrasi Kebakaran di Kompleks Perumahan. Doc. Pribadi

Sampai di sana bapak RT sudah stand by mengambil air dari bak-bak yang dibawa warga. Beberapa orang lainnya membantu menyiram air dengan selang.

Baca juga: Perubahan Iklim dan Dampak Spesifik Ini yang Terasa

Semua warga membantu memadamkan api, yang kurang beberapa meter lagi melahap rumah contoh yang baru developer bangun.

Setelah hampir dua jam mereka berjibaku dengan keringat, api pun surut dan berangsur berkurang. Beberapa warga yang ada di lokasi sampai batal menjalankan ibadah, lantaran sibuk menyelamatkan kompleks dari inferno lahan.

Setelah itu pihak RT dan warga setempat melakulan investigasi; Menanyakan siapa yang membakar lahan berumput; Mencari sumber masalah yang berakibat fatal itu.

Sampai ditemukan bahwa salah seorang warga menyewa orang lain untuk membersihkan rumput. Tapi tanpa sepengetahuannya sengaja membakar rumput alih-alih membuangnya atau membiarkannya mengering. Sayangnya orang tersebut lupa mematikan api, lantaran jam untuk beribadah.

Apa bedanya dengan kasus karhutla yang sudah terjadi?

Baca juga: Mengintip Green Receipt di Dapur Bumi, Mau Menu Apa Hari Ini?

Kebakaran Hutan dan Lahan yang Menjelma Jadi Malapetaka

Lingkaran Setan Alih Fungsi Lahan
Lingkaran Setan Alih Fungsi Lahan

Tahu enggak kalau kejadian kebakaran hutan dan lahan ini bisa terjadi karena akar yang sederhana? Yaitu mencari kemudahan. Dengan membakar lahan yang penuh dengan rumput atau hutan yang memiliki sisa-sisa tumbuhan, maka kita tak perlu repot mengeluarkan tenaga ekstra untuk membasminya. Mudah kan?

Maksud sederhana tersebut bisa menumbulkan efek kupu-kupu untuk bumi. Misalkan pengalihan fungsi lahan di lahan-lahan hijau yang sering kali mengambil jalan pintas lewat pembakaran lahan gambut atau hutan. Kondisi ini banyak terjadi di beberapa titik wilayah Indonesia, seperti Pulau Nusa Tenggara, Kalimantan, Sumatera, sebagian wilayah Sulawesi dan Papua.

Pengambil alihan dengan membakar hutan atau lahan ini, menyebabkan ekosistem dari tempat tersebut terganggu. Hewan dan tanaman endemik berkurang; diversitas masyarakat adat pun bisa tinggal nama; bumi menjadi inferno dunia nyata akibat pelepasan karbon dari kebakaran hutan yang terjadi. Karhutla bukan lagi sekedar menekan efektifitas kinerja pemilik kepentingan, malah jadi malapetaka untuk semesta.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal ini?

Pikir Panjang dan Hargai Proses

Peristiwa Karhutla Besar di Indonesia
Peristiwa Karhutla Besar di Indonesia

Tak mudah memang untuk jadi manusia yang berpikir panjang dan menghargai setiap proses. Apalagi di era sekarang yang banyak menawarkan kemudahan-kemudahan semu. Di balik pesan-pesan instan kemudahan, kadang terselip bayang-bayang malapetaka yang tak kasat mata.

Baca juga: Selimut Polusi dan Populasi: Realita Pahit Kelahiran Manusia di Bumi

Contohnya ya, seperti pengambilalihan fungsi hutan dan lahan gambut untuk komoditas/kepentingan ekonomis. Bagi banyak orang—mungkin orang awam sekalipun—bisa saja menilai proyek-proyek yang on going di wilayah hijau itu, sangat mempermudah dan menguntungkan. Tapi proyek-proyek yang dinilai menguntungkan bagi pemilik kepentingan tidak sejalan dengan program hijau yang nyata.

Alih-alih membuka lahan untuk industri food estate yang digadang-gadang untuk program ketahanan pangan nasional, apa tidak sebaiknya membangun ketahanan pangan lewat swadaya masyarakat setempat? Misalkan memberikan bibit unggul dan edukasi cara menanam sendiri cabai, tomat atau tanaman yang bisa dilakukan secara mandiri dalam polybag.

Prosesnya tentu saja tidak mudah, hasilnya juga tidak sebesar ketika membuka lahan atau keuntungan bisa segera diperoleh. Tapi keberlanjutan ini bisa menguntungkan tidak hanya untuk lingkungan, juga untuk bumi.

Ini menjadi PR kita bersama untuk menjaga hutan-hutan dan lahan-lahan yang masih hijau. Sampai bulan Mei 2023, setidaknya sudah 28.020 hektar kebakaran hutan dan lahan yang tercatat. Sementara itu di bulan April 2023, karhutla yang terjadi di Indonesia sudah menjadi penyumbang gas emisi karbon sebesar 2,8 juta ton, dengan penyumbang terbesar dari wilayah Kalimantan Barat sebesar 1,05 juta ton. Jika ini tidak ditangani secara sadar oleh masyarakat, karhutla ini akan meningkatkan pemanasan global dan serangkaian dampak dari kondisi tersebut.

Invitasi dan Diskusi

Kita perlu mengingat bahwa peristiwa karhutla bisa terjadi akibat interaksi perilaku manusia dan alam yang kompleks. Meminimalisir pemikiran dan perilaku manusia untuk lebih peduli pada liFBumingkungan, menjadi sangat penting di tengah gempuran iming-iming kemudahan secara instan yang merusak alam.

Baca juga: Saat Tirta Menjadi Stress, Maka Pertiwi Menjadi Krisis

Manusia bisa apa, jika tidak ada bumi dan isinya.

Dinda Pranata

Mendengar kaya itu terasa sangat menggigit, kan? Yuk bersama dengan #EcoBloggerSquad menjadi #TeamUpforImpact merdekakan Indonesia dari karhutla. #UntukmuBumiku dan segala yang menjadi bagian di dalamnya.

Kalian punya pengalaman seputar lingkungan dan kebakaran lahan atau hutan, boleh dong berbagi di kolom komentar. Eitss! Jangan lupa gunakan bahasa yang sopan, agar kamu punya jejak digital yang baik.

Source:
www.kompas.id/baca/humaniora/2023/03/14/inisiatif-masyarakat-dayun-dan-penyengat-cegah-kebakaran-lahan-terulang
https://pantaugambut.id/publikasi/kerentanan-karhutla-dan-konsesi-di-dalamnya
https://dataindonesia.id/agribisnis-kehutanan/detail/luas-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-indonesia-menurun-pada-2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Kebakaran hutan akan semakin sering saat puncak kemarau seperti saat ini. Tapi faktor utamanya ulah oknum manusia yang merusak keseimbangan alam itu

Kondisi bumi kini sedang tidak baik-baik saja, di tambah lagu suhu yang kian lama kian panas harusnya menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga bumi dari kerusakan yang bisa mengancam fungsinya untuk menopang kehidupan manusia. Semoga makin banyak masyarakat yang sadar.

Tentang pembakaran lahan itu terjadi juga di daerahku trus dilakukan pagi-pagi pas aku lewat … duch sesak nafas ini … kata pemilik lahan itu salah satu cara untuk mempercepat mengembalikan kondisi tanah …

semoga setelah ini kebakaran hutan Indonesia termasuk lahan gambut tidka terjadi lagi atau setidaknya berkurang, hal ini pastinya butuh kolaborasi semua pihak untuk mencegahnya

Suka gemes sama perilaku orang yang dengan mudahnya mengambil langkah instan dengan membakar, baik bakar sampah, bakar rumput sampai bakar lahan. Padahal banyak cara lain yang bisa dilakukan agar lahan jadi lebih bersih. Di dekat rumah ku sudah sering seperti ini tapi tak ada yang perduli, sedih bgt liatnya

Iya kak, kadang asap pembakaran mereka itu masuk ke rumah warga. Akhirnya jadi sesak 🥲

Kalau seputar hutan.aku kurang tahu, Mbak. Tapi di rumah kami, suamiku rajin buat pupuk organik. Pupuk yang dibuat Alhamdulillah sudah memberi hasil berupa buah tomat, labu, timun, kangkung. Jadi unsur hara tanah tetap terjaga dan bisa menghasilkan.

Kereeeenn … Bener lho sisa sampah dari sayur-sayur gitu malah berguna kan. Daripada di buang atau dibakar … 🤗

Andri Marza Akhda

Jadi tertarik buat gabung EcoBloggerSquad nih. Sekalian bisa curhat gimana rasanya menjadi warga korban karhutla hebat Riau 2015..

Ayo … Ayo kak … Bisa cek di situsnya blogger perempuan kak. ❤️

Kasus kebakaran seperti ini, baru akan benar-benar jadi fokus pemerintahan kalau sudah kejadian saja ya. Sebelum kejadian seperti tutup mata dan tutup telinga.

Meskipun tahu, kadang juga sebagian dari proyek-proyek pemerintan belum pro sama lingkungan kak. Semoga pemerintah segera merealisasikan agenda yang “hijau” 🙏🏻

saya belum mempunyai pengalaman terkait karhutla kak, tapi melihat berita di TV sat kebakaran hutan ga kebayang deh penduduk sekitar yang terkena dampaknya, asapnya kan tebal sekali itu, jarak pandang juga pendek, sangat menyiksa sekali

Kalau sudah berhubungan sama jarak pandang ini berbahaya ya kak? Mengemudi pun jadi nggak nyaman, belum lagi asapnya bisa mengiritasi mata 🥲

sedih kalau mendengar berita karhutla terus-terusan. Apalagi awal tahun 2000-an lalu di wilayah pulau sumatera selalu terjadi kebakaran hutan oleh oknum nggak bertanggung jawab.
Ekosistem di hutan jadi punah dan untuk menumbuhkan hutan hutan baru juga butuh waktu lama

Dengan pengetahun untuk mencegah kebakaran hutan, diharapkan jumlah kasus kebakaran hutan akan berkurang..
Disamping efek yang sudah disebutkan oleh penulis, bagi saya ada efek lain yang juga mengerikan..
efek tersebut yaitu dimana biasanya para pendaki senang menikmati alam (hutan), akan menjadi hal yang mengerikan apabila di tengah pendakian tersebut terjadi kebakaran hutan yang hebat..
tentunya hal ini berpotensi besar menjadi tragedi yang memakan banyak korban jiwa, seperti yang pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun silam..

nice info!

Saya sedih gitu kalau denger peristiwa kebakaran hutan. Sebab selain asapnya menganggu manusia, fungsi hutan sendiri akan terganggu pastinya. Ekosistem itu kan seperti mata rantai yang saling berkesinambungan

Bener banget, apalagi dampaknya bisa ke manusia juga.. 🙁

soal kebakaran hutan di lahan gambut sebagai manusia pasti ikut bersedih. sebagai manusia tinggal di perkotaan jauh dari hutan terus jadi sambung suara di media sosial, agar semakin banyak orang-orang tahu dibalik diamnya televisi soal kebakaran diluar jawa

Saat smp dulu guru lingkungan hidup menyuruh para murid mengumpulkan daun-daun serta rumput kering untuk ditanam kembali ataupun direndam untuk dijadikan pupuk. Memang manusia hanya ingin hasil akhir yg instan, tetapi kita ketahui banyak jalan untuk melakukan pembuangan tanpa pembakaran

20 Responses