Home / Pojokan / Sponsored

Ketika Uang Cuma Numpang Lewat, Perhatikan Kesehatan Mental si Uang!

Senjahari.com - 02/10/2023

The Psychology of Money Cover

Penulis : Dinda Pranata

Hore! Ini awal bulan yang menyenangkan ya! Apalagi ada yang baru gajian di awal bulan. Siapa yang saldo rekeningnya sudah menggendut, setelah disuntik botox dari bagian keuangan? Nah, sebagian besar pada angkat tangan nih.

Tapi ngomong-ngomong, setelah menggendut di rekening, siapa yang cepat-cepat memindahkan isi rekening ke dompet? Astaga, pada angkat tangan semua ya!

Kan banyak tagihan yang perlu dibayar, Mbak!”

Sebelum si uang ngambek dan buru-buru kabur dari dompet, kita perlu sedikit menilik kesehatan mental si uang yang sering kita abaikan. “Ah, ngaco kamu!”

Serius deh! Ini salah satu buku yang kubaca lima hari lalu dan baru kelar, menceritakan kenapa si uang merasa tertekan di saku dompet, dan gimana sih kita perlu mengatasi perkara mental si uang yang juga bisa berpengaruh ke mental pemiliknya?

Baca juga: Resensi Habis Gelap Terbitlah Terang Sebuah Seruan Tentang Tradisi Dan Agama .

The Psychology of Money

Quotes The Psychology of Money 1
Quotes The Psychology of Money 1

Enggak ada yang menyangka bahwa uang bisa punya kesehatan mental layaknya manusia ya. Dan ini bener banget. Buku yang ditulis oleh Morgan Housel ini memang masuk akal sih, utamanya saat arus media lebih condong memberitakan flexing para crazy rich juga cara memperoleh uang dengan cara instan, yang buat para penonton keblinger mau meniru jejak mereka.

Tapi pertanyaannya, apakah bisa kita menjadi kaya seperti mereka?

Sayangnya, jawabannya TIDAK BISA! Maaf kalau jawaban ini terkesan tidak oportunis, tapi mari kita lihat sisi masuk akalnya yang terletak pada bagaimana persepsi manusia terhadap uang itu sendiri.

Buku yang berisi sembilan belas bab inti dan satu bab tambahan ini, menekankan bagaimana persepsi tiap manusia yang berbeda terhadap uang, bisa mempengaruhi cara mereka mengelola uang. Makanya, dalam video-video yang menerangkan, bagaimana menjadi kaya raya atau bagaimana cara menjadi sukses berbisnis ABCD, sering kali tidak berhasil bagi sebagian besar orang. Ini karena alasan persepsi orang tentang uang, juga kondisi internal/eksternal mereka berbeda dengan motivator keuangan.

Misalkan saja, bagaimana cara menjadi kaya ala Waren Buffet atau bagaimana melakukan teknik investasi ala Buffet. Kebanyakan dari cara-cara itu membahas tentang teknik-teknik sukses Warren Buffet dalam memilih jenis investasi yang menguntungkan, tapi jarang menyorot kegagalan-kegalan Buffet ketika ia rugi. Para motivator Ini jarang pula menyorot proses panjang yang ia lakukan selama berpuluh-puluh tahun dalam berinvestasi.

Baca juga: Resensi - Bicara Itu Ada Seninya. Mendengarkan Lebih Banyak Atau Berbicara Lebih Banyak?

Parahnya tidak sedikit dari kita yang terbuai dengan motivator-motivator yang menawarkan kekayaan secara instan yang ujung-ujungnya justru merugikan diri sendiri. Selain ada proses panjang yang melibatkan naik turunnya ‘emosi’ si uang, ini juga melibatkan faktor yang namanya ‘previlage’ atau keberuntungan. Sadar atau tidak, ada faktor keberuntungan yang jarang tersorot dan enggan diakui sebagai bagian dari penentu kondisi psikologis si uang ini/

“Yang bener nih?”

Coba deh kalian baca bukunya sampai habis, kalian bakal tahu ternyata ini bukan isapan jempol belaka kok!

Kesehatan Mental si Uang

Quotes The Psychology of Money 2
Quotes The Psychology of Money 2
  • Kamu yang Berulah, Aku yang disalahkan

Buku ini menyoroti banyak kondisi di mana orang-orang akan menyalahkan si uang karena ia gagal memperoleh kekayaan. Misalkan nih, setelah melakukan investasi berjangka yang mana seseorang tergiur dengan hasil jutaan bahkan puluhan juta dalam kurun waktu setahun atau dua tahun, suatu hari ia terkejut dengar berita bahwa investasi itu bodong alias abal-abal. Kondisi ini membuatnya menyalahkan si uang karena “datang di waktu yang tidak pas”.

  • Jangan Hakimi Kondisiku, Karena Kamu Bisa Kena Getahnya

Selain menyoroti kasus kekayaan instan yang sering ditawarkan beberapa pihak, Psychology of Money juga menyoroti bagaimana manusia bisa dengan mudah menghakimi berdasarkan apa yang terlihat. Ini misalkan saat kita melihat orang yang miskin, sering kali kita menyalahkan bahwa orang itu malas belajar/bekerja. atau ketika melihat orang kaya, kita akan mengelu-elukan bahwa si dia bekerja sangat keras sampai ke titik tersebut. Tapi Ingat! hidup itu nawang si nawang ya, sama kaya isi dompet. Bisa jadi dia miskin bukan karena malas, tapi memang keadaannya yang tidak beruntung. Atau bisa jadi orang yang kita anggap miskin, ternyata orang kaya yang tersembunyi. Who knows!

Baca juga: Resensi Max Havelaar- Idealisme Kemanusiaan Pada Tokoh Max Havelaar. Apakah Kemanusiaan Kala Itu Benar-Benar Mati ?

  • Si Uang Punya Ritme Sendiri di Tangan Masing-Masing Orang

Psychology of Money juga mengakui nih kalau si uang juga punya ritme sendiri di tiap-tiap orang. Apaan sih maksudnya?

Jadi begini ya, gengs. Cara orang mengelola uang bisa berbeda-beda dan seringkali apa yang dikatakan oleh motivator keuangan tidak selalu tepat. Misalkan nih, ada keyakinan yang menyuruh kamu menabuh 30% dari gajimu dan 70% untuk kebutuhan sehari-hari.

Ada pihak yang menonton bahwa ia enggak bisa menabung 30% karena gajinya di bawah UMR, dia buruh lepas dan punya anak dua yang harus di sekolahkan. Patokan persentase itu tidak mutlak dan bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan ritme si uang itu. Syukur-syukur si abang/mbak-nya bisa menabung walau seribu tiap bulan, itu juga sebuah usaha lo!

Review PoV Senja Hari

Quotes The Psychology of Money 3
Quotes The Psychology of Money 3

Hal-hal yang kusukai dari the psychology of money.

  1. Pendekatan yang lebih realistis dan enggak idealis: Aku termasuk orang yang enggak terlalu paham ilmu ekonomi, tapi the psychology of money ini menurutku lebih realistis ketimbang idealis ya. Kalau lihat beberapa motivator keuangan yang menitik beratkan pada output perolehan uang, buku ini cenderung memperlihatkan bagaimana memproses uang kita miliki dengan cara yang lebih manusiawi.
  2. Isi yang mewakili suara para orang awam. Meski beberapa istilah perekonomian yang kurang akrab tapi kita masih bisa mengikuti keseluruhan dari buku ini. Dengan bahasa yang related sehari-hari serta contoh kongkret dari beberapa tokoh besar.
  3. Meski bertema tentang uang, saku, rekening sampai dompet, ada satu hal yang enggak boleh lewat dari buku ini. The Psychology of Money bisa kita terapkan enggak cuma untuk uang tapi juga membangun relasi antar sesama. Ada satu bagian dari buku ini yang buat aku terenyuh, yaitu ketika si penulis menuliskan surat pada anaknya dan intinya jangan menghakimi seseorang dari kaya atau miskin karena mereka sudah bekerja keras sementara yang lain malas-malasan.
  4. Tegas membedakan antara RICH dan WEALTH. Selama ini kita sering berfikir metode flexing para artis sultan membuat kita keblinger, tapi justru orang-orang yang WEALTH finansial jarang sekali melakukan flexing sebagaimana artis sultan. Kebanyakan mereka yang WEALTH mampu mengucapkan ‘cukup’ daripada mereka yang RICH, dan contoh nyatanya adalah sosok Crazy Rich yang tersandung skandal investasi ilegal.

Ada enggak yang bikin kamu enggak sreg dari buku ini. Ada kok, enggak banyak sih dan enggak juga mempengaruhi. Pertama aku buta banget sama istilah-istilah ekonomi kaya obligasi, cara kerja saham dan lainnya. Jadi pas baca mesti googling dulu yak.

Baca juga: Habis Gelap Terbitlah Terang-Surat Kartini yang Mengkritik Budaya Senioritas

Invitasi dan Diskusi

The Psychology of money, menurutku buku yang keren dan jauh dari kata idealis. Utamanya sekarang saat orang-orang pengen secara instan mengumpulkan pundi-pundi, tapi lupa sama yang namanya proses. Jadinya, ya mereka banyak yang jatuh karena keinginan jadi instan. Terus juga masukan tentang what should we do about money is relative tanpa menafikan situasi seperti keberuntungan dan nasib mujur dari orang-orang.

Ada yang sudah baca buku ini dan gimana tanggapan kalian nih? Atau ada yang mau masukin The Psychology of Money jadi wishlist? Boleh banget kok cek di sini!

Kamu punya opini, silakan berbagi di kolom komen. Eits, komennya yang sopan ya, semata-mata demi jejak digitalmu biar bersih!

Happy Monday!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Menarik artikelnya. Ini mirip-mirip teori law of attraction ya. Kalau dari awal persepsi orang terhadap uang buruk, misal sumber kejahatan dan keserakahan, maka uang pun enggan menghampiri orang tersebut. Begitupun sebaliknya, jika seseorang menghargai uang, merawatnya dengan baik, menggunakan untuk kebaikan, lalu yakin dan enjoy dalam hidupnya, maka uang pun akan senang hati menghampirinya

Gusti Afriansyah

Bener banget, beberapa kali ingin memiliki uang dengan niat untuk berbagi beberapa % nya. Alhamdulillah malah dapat lebih dari perkiraan. Sedangkan kalau lagi banyak keinginan yang gak terlalu penting, malah seret.

Aq taunya uang itu mempengaruhi kesehatan mental. Kalau punya banyak uang, ada rasa bangga dan seneng yang menggelegar. Tapi klau gk punya uang, bawaannya baper melulu

Bukunya menarik, ngak melulu ngomongin masalah ekonomi, biasanya kalau bicara finansial pasti ngak jauh dari mengatur pemasukan dan pengeluaran serta pentingnya investasi tapi jarang yang bicara bahwa mindset orang tersebut tentang uang juga penting harus dibicarakan, bagaimana dia memandang uang yang diterimanya, harus baca nih bukunya.

Buku yang rekomen nih, memang untuk mengelola uang tuh butuh mental yang bagus, jangan apa2 dibelanjakan. Padahal kan masih tanggal muda, biasanya orang akan kalap tuh. Ya, kecuali ada hutang dan tagihan yang mau gak mau harus dibayarkan secara rutin

Menarik review-nya. Sepertinya bukunya pun menarik buat saya karena realistis dan pemaparannya lebih mudah dipahami. Sudut pandang penulisan bukunya menarik juga, dari sisi “si uang”.

Wenti indrianita

Buku ini banyak direkomendasikan orang ya. Aku mpe skrg belum baca buku ini. So thank you reviewnya.

Intinya pintar-pintar kita dalam menjaga keuangan ya kak

RIFQI FAUZAN SHOLEH

Jika seseorang awalnya menganggap uang sebagai sumber kejahatan dan keserakahan, uang sepertinya akan menjauhi mereka. Sebaliknya, jika seseorang memiliki penghargaan terhadap uang, merawatnya dengan baik, menggunakannya untuk hal-hal yang baik, dan hidup dengan keyakinan serta kebahagiaan, maka uang pun akan dengan senang hati mendekatinya.

Sebagai ibu negara yang mengatur keuangan seluruhnya, saya merasa perlu nih memiliki buku ini. Yah, pengen tahu dan dapat ilmunya secara masalah keuangan kan emang penting ya di kehidupan ini

hehehe seru juga ya, kalo bisa protes dia kenapa aku digibahin mulu, apa salahku.. tapi soal uang ini memang penting banget bagaimana kita bisa mengelola dan membelanjakannya dengan tepat. kayaknya saya juga butuh baca buku ini

sya sependapat sih dengan isi artikel ini, kalo menjadi kaya itu tidak berarti menumpuk uang sebanyak mungkin, tetapi tergantung perspektif kita yang mampu mengelola keuangan itu

Banyak yang merekomendasikan buku ini sebenarnya, tapi sayangnya saya belum sempat baca nih. Kebanyakan cerita dari motivator memang selalu menonjolkan bagaimana kesuksesan dicapai dengan cepat. Sayangnya mereka lupa menjelaskan proses kegagalan dan jatuh bangun yang harus dilalui untuk mencapai itu semua. Buku ini menarik juga ya karena sepertinya lebih realistis sesuai dengan kenyataan yang umumnya terjadi ya. Dibalik kesuksesan, tentu ada proses panjang yang harus dilewati.

Menarik nih kak, aku inget banget pas lagi hypenya saham, reksadana, crypto, investasi dll salah satu influencer yg ngakunya berada di jalur saham fundamental merekomendasikan buku Waren Buffet yang The Intellegent Investor supaya tau bagaimana melakukan teknik investasi ala Buffet untuk menjadi kaya. Dan kebanyakan dari cara-cara itu membahas tentang teknik-teknik sukses Warren Buffet dalam memilih jenis investasi yang menguntungkan, tapi jarang menyorot kegagalan-kegalan Buffet ketika ia rugi. Dari sini jadi sadar kalo ya ga ada yang instan apalagi ketika uang berpindah tangan, tetapi memang butuh pemahaman yang mumpuni dan kecakapan dalam memilih. Uang akan berbeda fungsi dan nilainya ketika berada di pemilik yang lain.

Sejujurnya, aku paling menghindari buku mengenai keuangan.
Karena aku lebih seneng mengikuti acara finansial planning. Ya walaupun ini adalah masalah sensitif dalam hidupku, tapi justru menjadi core yang kalau gak ada uang, gimana kehidupan manusia selanjutnya?
Apalagi hidup di kota besar.

Tapi…
Setelah baca review Psychology of Money dari ka Senjahari, aku jadi pingin ikutan baca.
Beda banget konsep bukunya, karena POVnya bukan kita sebagai menusia yang menghabiskan uang yaa.. Tapi lebih ke uangnya sendiri.

Jadi pemaknaan rejeki semakin dalam pemahamannya.

Jastitah Nurpadmi

Waaah bagus yaa ini bukunya? Jadi pengen beli jugaa! Biar kelola uangnya jd lebih maksimal

Jleb bgt baca kata2 di bukunya yg bilang klo kita tuh cenderung menilai tampilan di sosmed. Pdhl kita gak tau brp isi rekening dan utang mereka. Buku ini siap masuk ke wishlist bacaanku!

Keren tulisannya, mengupas tuntas isi buku The Physcology of Money. Ini buku memang terbaik, makanya jadi buku best seller global. Isinya benar-benar menggugah dan menampar perilaku buruk kita terkait uang dan kekayaan.

Bukunya memberikan pencerahan nan berkesan, karena gak nyangka juga bahwa si uang pun punya kesehatan mental yang kayaknya gak bakal kepikiran deh oleh kita. Cuss ubah perilakua, sehatkan mental diri dan mental si uang

Selamat awal bulan! Semoga awal bulan ini membawa kebahagiaan dan semangat baru untuk mengelola keuangan dengan bijak. Terima kasih juga sudah berbagi ulasan buku “The Psychology of Money” yang menarik. Kesehatan mental terkait uang memang penting, dan buku seperti ini bisa memberikan wawasan berharga. Semoga kita semua bisa mengelola uang dengan bijak dan memahami pentingnya proses dalam mencapai keberhasilan keuangan. Selamat beraktivitas!

Tukang Jalan Jajan

wahhh, beneran beda banget yang mendapatkan uang dengan bersusah payah tentu akan sangat hati hati menggunakannya. Kalau instant cenderung cepat juga hilangnya. beneran perlu dibaca dengan tuntas nih bukunya

Buku ini sangat bagus dan rekomen banget buat dibaca, agar pengetahuan dalam pengelolaan keuangan bisa membuat kita tak terlalu stress karna apa yang kita perbuat sendiri.

Baru baca sedikit isi bukunya. Apa iya mirip teori law of attraction? Kalo iya mending ga usah lanjut deh.. Males kalo udah bahas loa.

saya sudah lama punya buku ini, sebenarnya menarik dan kalimatnya juga disusun rapi, tapi sayang minat baca yang rendah membuat buku ini tergeletak begitu saja. setelah baca ulasan diatas, saya jadi semangat lg untuk menyelesaikan buku tsb. untuk benar-benar memahami bahwa hubungan kita pada uang bukan hanya soal materiil tapi jauh lebih dalam, tentang kejiwaan

wah buku yang sangat bermanfaat, terimakasih sudah berbagi info kak ;D

kayanya aku perlu baca buku ini deh. Memang sih, cicilan harus tetep dipikirin. Tapi ada satu lagi yang bikin uang berpindah tangan dengan cepat. Tergoda olshop. Duh, itu kenapa e-commerce dan promo2 tanggal2 ajaibnya sll menggoda iman sih?

wiwid nurwidayati

Sudah lama sekali nggak pernah baca buku sejenis ini. RAsanya memang otaknya jadi buta. Ini buku yang bagus buat siapa saja, menurutku, karena siapapun itu bisa belajar memanage keuangan sejak dini. Kalau tidak ingin uang hanya mampir rekening saja.

Salah satu fakta unik dari buku “The Psychology of Money” karya Morgan Housel adalah pandangan tentang bagaimana kekayaan seseorang terbentuk bukan hanya melalui investasi dan kebijakan keuangan yang cermat, tetapi juga melalui faktor-faktor psikologis seperti kesabaran, kedisiplinan, dan sikap terhadap risiko. Buku ini menyoroti pentingnya pemahaman aspek psikologis dalam mengelola keuangan pribadi dan investasi, serta bagaimana sikap seseorang terhadap uang dapat berdampak signifikan pada kesuksesan finansial mereka. Inilah sisi psikologi dari uang ! Terima kasih atas reviewnya ya kak!

Sudah Lulus Kuliah

Reviewnya menarik bun, hal seperti ini tidak ada dibangku sekolah atau kuliah….penting banget belajar manage keuangan sedari dini..

memang mengatur keuangan merupakan suatu hal yang wajib dipahami jika tidak ingin hanya berakhir menjadi konsumtif dan buku ini sangat bagus sekali dengan hal ini

Penjahit Alamanda

Uang yang sehat adalah uang yang bekerja keras untuk kita dalam kondisi apapun.

Nurul Fitri Fatkhani

Duh, saya baru sadar kalau uang juga punya kesehatan mental. Bukan hanya kita saja ya…
Mengenai para motivator, saya setuju bangeet. Mereka kebanyakan menampilkan kesuksesannya dan menganggap mudah untuk menjadi sukses dan kaya raya. Padahal semua itu melalui proses yang panjang dan pernah mengalami beberapa kegagalan juga.

menarik menganggap uang pun bisa kena mental hehe. Iya ya orang kaya beneran mah gak akan butuh pengakuan, malah ayem dengan dunianya. Memang flexing2 soal harta kadang bikin tergoda, tetapi anggap aja sebagai motivasi lha supaya bijak mengelola uang. Jadi pengen baca bukunya sendiri TFS reviewnya ya.

Dodi Insan Kamil

sesudah baca buku ini, saya lagi nerapin konsep budgeting dan penulisan keuangan dalam kehidupan sehari-hari. mencoba mengatur uang lebih bijak.

Baguuus bukunya. Sepakat banget, kata-kata motivator nggak bisa dijadikan pegangan 100% karena titik start dan kondisi setiap orang berbeda. Ada yang start dari 8 (karena dari keluarga tajir, berkuasa, dan punya privilege), ada yang start dari 0 banget.

Nah masih mending kynya kalau uang numpng lewat, yang gawat kalau uangnya ga lewat lewat hehehe

Bermanfaat banget untuk bisa tetap sehat secara finansial.
Btw, judulnya sangat menyindir sekali. Uang yang cuma numpang lewat, hahaha~

37 Responses