Home / Headline / Serambi

Energi Nuklir di Negeri yang Sering Jadi Sasaran Hacker! Emang Boleh Se-Skeptis Itu?

Senjahari.com - 15/07/2024

Nuklir dan Kasus PDNS

Penulis : Dinda Pranata

Kasus Ransomware yang menyerang PDN (Pusat Data Nasional) beberapa waktu lalu memang menggemparkan warga Indonesia dan melumpuhkan sistem kerja di banyak instansi. Karena hal itu, banyak instansi di pemerintahan dan daerah terkendala dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan penting. Misalkan saja pengurusan surat tugas, penginputan data yang awalnya dikerjakan secara digital beralih ke sistem manual (pengarsipan dengan kertas)

Dengan sistem keamanan data yang tidak mumpuni untuk sekelas kementerian ini, membuat warga Indonesia geram. Banyak warga Indonesia (termasuk aku sendiri) menilai, sekelas kementerian yang menjadi pusat data jutaan penduduk seharusnya memiliki sistem keamanan yang mumpuni dan tahan dari serangan Hacker.

Siapa sangka Nuklir dan kasus PDNS ini bisa saling terkait? Oke, kita coba bermain dengan sikap kritis sedikit.

Hacker dan Kebocoran!

Mega Kasus alias kasus besar yang menyeret Kementerian Komunikasi dan Informatika ini benar-benar seperti bom besar. Data-data penting yang berada dalam server PDNS di Surabaya dibobhol Hacker, terkunci dan menyebabkan banyak layanan dari pusat dan daerah mengalami gangguan. Pada tanggal 20 Juni 2024 mengutip dari kompas.com layanan yang pertama kali terdampak adalah layanan imigrasi, sehingga mengakibatkan antrian panjang di beberapa bandara Internasional.

Setelah diselidiki dan rapat dengan Komisi I DPR RI diketahui bahwa gangguan pada PDNS di Surabaya akibat serangan Ransomware Lock Bit 2.0 Brain Chiper dan file terenkripsi tidak bisa pulih. Nah, lho! Akibatnya banyak pihak di beberapa kementerian kelimpungan, belum lagi si Hacker meminta tebusan delapan juta dollar untuk file yang mereka kunci. Meski pada akhirnya pemerintah tidak membayar tebusan itu, ini tentu membuat publik geram dong!

Baca juga: Energi Surya Dan Kehidupan Cerdas di 2050. Inovasi Gabungan Energi Cerdas Dan Teknologi.

Sampai pada suatu titik, si Hacker menawarkan akan memberikan kunci enkripsi data secara gratis dengan SnK bahwa pemerintah mengakui kemampuan si hacker ini. Pada di titik ini pemerintah seolah harus mengibarkan bendera putih pada villain ya! Dan, hingga saat ini meski sudah ada pemberitaan bahwa kuncinya berhasil, namun apakah seluruh data bisa dipulihkan, masih belum pasti.

Meski Hacker ini memberikan kunci enkripsi-nya secara gratis, kita tidak bisa menjamin apakah data yang mereka ambil benar-benar tidak akan bocor. Namanya juga manusia (hacker pula), bisa baik dan bisa tidak kan? mereka juga tidak bersifat anonim alias bersembunyi di dunia mayanya. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah menutup celah keamanan yang mudah bocor dan mengisi dengan tenaga yang lebih mumpuni dalam bidang krusial.

Lha bagaimana kita kaitkan dengan isu pembangunan Nuklir dan Kasus PDNS ini?

Nuklir dan Kasus PDNS yang Saling Terikat

Isu Sekuritas dan Nuklir
Isu Sekuritas dan Nuklir

Aku sebenarnya tidak paham banget dengan isu-isu perpolitikan, hanya sering membaca beberapa berita di media massa yang ditulis oleh beberapa pakar di bidang politik. Sedikit terdengar bahwa jabatan sekelas menteri dan setara kepala instansi ini jarang ada yang terisi oleh orang-orang yang kompeten pada bidangnya. Menurut beberapa sumber, jabatan yang mereka terima adalah bentuk balas budi dari dukungan mereka kepada pihak-pihak tertentu.

Apa resikonya jika meletakkan jabatan atas sistem balas budi?

Baca juga: Paradoks Green Washing yang Hijau, tapi ....

Resikonya terletak bagaimana mereka menjalankan prioritas-prioritas di lembaga itu. Termasuk apakah mereka bisa menjadi problem solver serta perencana yang handal saat merencanakan proyek-proyek strategis dan penuh resiko. Meski orang yang kompeten sekalipun bukan orang yang sempurna, namun dengan ilmu yang mumpuni mereka bisa menjadi problem solver saat masalah di bidangnya terjadi.

Bagaimana dengan isu pembangunan tenaga Nuklir yang pernah bergulir?

Isu pembangunan pembangkit listrik tenaga Nuklir ini cukup membuat beberapa masyarakat khawatir. Enggak cuma mereka yang bergerak di bidang lingkungan, tetapi banyak masyarakat awam. Apalgi dengan kondisi sistem keamanan dan SDM di Indonesia saat ini, akan sulit meyakinkan penduduk Indonesia yang sudah skeptis dengan cara kerja pemerintah.

Kita bisa lihat banyak sejarah yang sudah mencatat ledakan besar pabrik pembangkit listrik tenaga Nuklir dan dampaknya terhadap kelangsungan makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya. Misalkan saja yang terjadi di Fukushima (2011), lalu ada Chernobyl (1968), Kyshtym (1957) dan Three Mile Island, Amerika Serikat (1979)

Ah jangan nethink dong! Kan kita harus selalu posthink!

Baca juga: Mengintip Green Receipt di Dapur Bumi, Mau Menu Apa Hari Ini?

Cerita Kegagalan Dari Energi Nuklir di Beberapa Tempat

Ada yang ingat bencana Chernobyl tahun 1968 di Rusia (dulunya Uni Soviet). Dari tahun 1968 sampai saat ini lokasi Chernobyl masih termasuk lokasi berbahaya, akibat ledakan reaktor yang terjadi di tahun 1968. Ini sudah lebih dari lima dekade dan kawasan itu belum sepenuhnya pulih. Bahkan sebuah studi terbaru menjelaskan bahwa Chernobyl belum bisa dihuni dalam kurun waktu 200,000 tahun lagi.

Bencana Chernobyl termasuk bencana paling berbahaya karena akibat dari ledakan nuklir itu ratusan ribu orang yang tinggal dalam radius ratusan ribu kilometer pun harus dievakuasi. Radiasi dari nuklir yang meledak di kawasan itu mengancam kelangsungan hidup ekosistem termasuk manusia-manusianya. Tumbuhan dan hewan mati, lalu belum lagi beresiko pada gen dari manusia yang terkena radiasi nuklir pada generasi mendatang.

Kasus yang serupa pun pernah terjadi di Fukushima tahun 2011 di mana reaktor nuklir meledak akibat bencana alam tsunami. Kala itu Jepang membangun PLTN guna mengatasi ketergantungan pasokan energi dan demi tercapainya netralitas karbon di tahun 2050 nanti. Walaupun sudah beroperasi empat puluh tahun dari tahun 1971, tapi pada 2011 masalah reaktor pada sistem pendingin pun terjadi saat Jepang tergoncang tsunami pada tahun 2011. Sampai saat ini, pemerintah Jepang berusaha terus memantau kondisi Fukushima yang lagi-lagi belum sepenuhnya bersih.

Meski rasanya tidak apple to apple pada aspek penyebab ledakan, namun bolehlah kita memikirkan (sedikit) resiko yang bisa terjadi di Indonesia. Apalagi ketika kita bicara tentang kondisi serius yang cukup fundamental di Indonesia.

Nuklir di Negara yang Sering Jadi Percobaan Hacker. Kenapa Kita Jadi Was-Was?

Nuklir dan Kasus PDNS
Ledakan Nuklir Terbesar di Dunia

Indonesia masih memiliki sejumlah masalah yang benar-benar fundamental dan sebelum ada perbaikan, pembangunan skala kecil dan besar akan menjadi bencana yang merugikan banyak pihak.

Baca juga: Selimut Polusi dan Populasi: Realita Pahit Kelahiran Manusia di Bumi

Pertama, masalah kompetensi pada pihak yang mengisi posisi startegis dan penuh resiko. Kasus dari PDNS yang membuat kita berkaca bagaimana penanganan data-data penting di tangan yang salah, akan menghasilkan kerugian dan masalah, yang sama besarnya dengan dampak yang timbul (malah bisa jadi lebih besar). Begitu pun dengan pembangunan PLTN yang (jika) tidak dipegang oleh orang yang keliru, tentu bukan tidak mungkin bisa menyebabkan ‘kebocoran’ serupa di kemudian hari. Belum lagi proyek yang tidak terencana secara matang dan jumawa pembangunan PLTN di Indonesia akan kecil mengalami kejadian serupa, membuat beberapa pihak yang pro menolak celah tipis dari resiko yang mungkin saja terjadi.

Kedua, korupsi dalam pembangunan infranstruktur masih sering terjadi di Indonesia. Pada sebuah kajian yang rilis tahun 2023 sektor infrastruktur paling beresiko besar untuk praktik korupsi, yang biasanya terjadi sejak perencanaan sampai eksekusi pembangunan. Coba kita tilik lagi pembangunan infrastruktur menara BTS yang terjadi akhir tahun 2023 dengan tersangka Mantan menteri Jhony G. Plate. Lalu proyek jalan tol Kriyan Legundi Bunder dan Manyar yang melibatkan PT. Waskita Karya (BUMN), serta proyek-proyek infrastruktur lain yang berseliweran di media massa.

Ini masih belum termasuk masalah aspek dasar seperti mental moralitas yang tergolong belum matang. Jadi masih sanggupkan kita berfikir positif terus menerus lalu menafikkan nuklir dan kasus PDNS tidak ada kaitannya?

Invitasi dan Diskusi

Energi Nuklir memang menawarkan opsi yang lebih bersih dari energi fosil untuk keberlanjutan bumi. Namun meski energi ini terbilang cukup stabil dalam penyaluran ke masyarakat, resikonya juga perlu kita pikirkan bersama dan perencanaannya tidak bisa main-main.

Ada banyak pertanyaan seputar proyek PLTN Indonesia, seperti misalkan di mana pemerintah akan membangun proyek ini? apakah lokasinya akan jauh dari pemukiman warga? berapa radiusnya? lalu bagaimana nanti pengelolaan limbahnya? bagaimana proses pembuangannya? Semua pertanyaan ini terus bergelut di benak warga Indonesia yang setidaknya paham resiko yang akan timbul.

Baca juga: Over Populasi Hewan Domestik. Saatnya KB Pada Hewan?

Apakah kamu setuju dengan pengembangan proyek PLTN ini? ataukah ada pendapat lain yang ada dalam benakmu? Yuk tuliskan dalam kolom komentar! Eits, apapun pendapat dan komentarmu, tetaplah komentar dengan sopan ya. Semata-mata agar jejak digitalmu bersih.

Source:
https://www.allianceforintegrity.org/wAssets/docs/publications/en/Infrastructure/Prelimenary-Study-Corruption-Risks-Infrastructure-Sector.pdf
https://www.suara.com/news/2023/05/04/081858/perjalanan-kasus-waskita-karya-korupsi-berjamaah-hingga-utang-fantastis
https://dunia.tempo.co/read/1569783/4-tragedi-ledakan-reaktor-nuklir-terparah-sepanjang-sejarah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Serem banget yaa aku juga heran kenapa sekelas kementerian data bisa bocor. Kalau hacker gini gimana nangkapnya yaa, kan dia juga udah berbuat kejahatan, wkwk.
Kalau soal energi nuklir, limbahnya kemana dan jarak berapa radius, dll sudah pernah dijelaskan Ridwan Kamil di postingan Instagramnya kak. Bisa dicek di sana kak..

Ya .. betul … jabatan sekelas menteri dan setara kepala instansi diisi untuk “bagi-bagi kue kekuasaan”. Terlihat kok. Jadi kita sebagai masyarakat ya banyak2 pasrah … untuk nuklir … saya belum tahu mau ngomong apa 🙁

Sebagai masyarakat awam, takut juga kita dengan adanya data-data yg bocor. Semoga segera teratasi.
Tentang energi nuklir jadi nambah wawasan nih. Terima kasih sharingnya kak.

Masyarakat sepertinya sudah mengalami trust issue terhadap pemerintah. Bukan kali pertama beredar kabar terjadinya kebocoran data. Malah lebih pinter villain-nya, ya.

Prihatin banget ya Pusat Data Nasional bisa bocor. Harusnya sudah diantisipasi sejak jauh hari sebelumnya. semoga ke depannya pemerintah bisa meningkatkan keamanan data di PDN

Andri Marza Akhda

Saya menyukai penjelasan yang diberikan. Memang benar kalau posisi penting jika diisi oleh mereka yang bukan kompeten atau sarat akan politik balas budi, kebetulan nama kominfonya Budi juga, akan mengurangi nilai kompetisi yang ada. Mereka yang ingin mengisi posisi penting di negara, hanya cukup, ya you know, bermanis manis di depan penguasa. Alih-alih sibuk memantaskan diri, mereka malah sibuk menjilat.
Ini tentunya akan jadi masalah besar, terlebih lagi kalau yang dipegang adalah proyek nuklir. Sudahlah yang mengisi pos bukan orang kompeten dan profesional, eh bahan material pembangunannya di korupsi. Habis sudah Indonesia jadi ladang radioaktif.

Karunia Sylviany Sambas

Waktu pusat data terganggu kami yang di daerah juga merasakan dampaknya, Kak. Seperti absensi online yang terganggu. Hem, belum lagi satu surat yang kami nantikan sehubungan dengan literasi yang turunnya di H-min 1 acara.

7 Responses