Home / Jendela

Ibu Rumah Tangga Serasa Wanita Kantoran

Senjahari.com - 11/12/2024

Weekly Planner Ibu Rumah Tangga

Penulis : Dinda Pranata

“Bun, kaos kakiku mana?” tanya Ayah, yang tangannya sibuk merogoh lemari.
“Bun, topi dan dasiku kemana?” tanya si anak sulung.

Bersamaan dengan lontaran pertanyaan tadi, bunyi spatula bertemu wajan terdengar, memicu adrenalin seorang ibu untuk menggerakkan tubuh dengan cepat. Sementara di sudut meja, sepiring nasi dengan telur dadar yang baru satu suap masuk ke mulut, teronggok selama satu jam seolah terlupakan begitu saja.

Begitulah hari-hari seorang ibu rumah tangga, penuh tantangan multitasking yang seringkali tak kenal jeda. Terbesit dalam benakku, jika saja seorang ibu memiliki satu penyelamat, maka kira-kira apakah yang akan ibu rumah tangga pilih?

Alat Ajaib Dari Kantong Ibu

Setiap pagi, ibu membuka mata setidaknya sebelum matahari merekah. Langit masih kelabu, tapi tangannya sudah meraih pisau, mengupas bawang dan mengaduk panci berisi sayur sup untuk sarapan. Sembari menunggu sup ayam matanng, di tangan satunya, smartphone menyala dengan angka-angka yang membuat alisnya berkerut. “Bahan sisa kemarin bisa jadi apa makanan apa ya? apa menu hari ini bisa diubah dengan menu bahan sisa kemarin?” gumamnya lirih.

Denting jam dinding berpacu dengan langkah kecil yang tergesa. Sepiring nasi goreng berpindah ke kotak bekal, lalu telinganya dan kepalanya sibuk mendengar pertanyaan suami dan anak tentang barang bawaannya. Di balik keriuhan suasana rumah pagi itu, sebuah sticky note menempel miring di kulkas lepas dari pengamatan.

Baca juga: Antara Anak, Belajar dan Merdeka. Ada Ibu yang Siap Jadi Stand Up Komedian

Sticky note yang penuh coretan buru-buru: Belanja sayur, bayar listrik, pertemuan walimurid sampai project kecil untuk ‘me time’. Huruf-huruf kecil itu berusaha keras merangkai ketertiban di tengah kekacauan.

Menu Makanan Weekly

Ibu menarik napas dalam. Alarm ponsel kembali bergetar; anak-anak waktunya berangkat ke sekolah. “Ayo, Nak, kita harus cepat!” Ia menyelipkan buku bersampul lusuh ke dalam tas slempang. Buku kecil itu sederhana, tapi halaman-halamannya penuh dengan sketsa rencana hidupnya. Jadwal belanja, ide menu hemat, catatan tagihan—semua tersusun rapi, seperti untaian benang yang menahan kain dari robek.

Tiba di penghujung hari, ketika semua sudah terlelap dalam tidur. Di atas ranjangnya, dengan lampu tidur remang-remang, ibu membuka planner itu, senyum muncul di bibirnya. Satu demi satu, to-do list tercoret, selesai tepat waktu. Lalu rencana yang belum terlaksana hari ini, ia delegasikan untuk rencana esok hari.

Ibu menatap halaman kosong untuk minggu depan. Satu ide terlintas di benaknya, “meski banyak yang menghujatku sarjana nganggur, tapi bisakah aku melakukan pekerjaan ini seperti pekerja kantoran?”

Planner Parenting dan To do List yang Fleksible

Setiap Senin pagi setelah mengantar anak, ibu membuka planner dengan hati penuh harapan. Hal pertama yang ia lihat adalah daftar tugas yang tersusun rapi, seolah dia sedang memulai hari di kantor—padahal ini adalah ruang makan rumahnya. Setiap lembar minggu itu berisi jadwal belanja, menu makanan, dan agenda sekolah anaknya. Dengan pensil di tangan, dia menandai tugas yang berhasil ia selesaikan. Senyum bangga menghiasi wajahnya saat melihat to-do list yang makin pendek.

Baca juga: Game Pereda Nyeri dan Penghibur Diri, Mungkin Kok!

Seperti halnya wanita karir lainnya, ibu menyusun rencana mingguan dengan detail. Tak hanya soal memasak atau membereskan rumah, tetapi juga proyek kecil untuk dirinya sendiri—seperti menulis, atau menikmati waktu tenang saat secangkir kopi hangat. Itulah me-time-nya, sebuah momen yang ia ciptakan dalam jadwalnya yang padat. Walaupun sejenak, dia merasa menjadi seorang wanita karier yang menyayangi dirinya.

Tidak ada yang instan, dan ibu tahu itu. Dengan planner di tangan, ibu belajar mengelola waktu dengan bijak, mengingatkan dirinya bahwa pencapaian kecil sehari-hari adalah bagian dari kesuksesan yang lebih besar. Tugas rumah tangga bukan sekadar kewajiban, tapi bagian dari perjalanan hidup yang perlu dihargai, seperti halnya pekerjaan seorang profesional di kantor.

Setiap coretan yang tercentang memberi desiran bangga di dada. Bahkan tanpa jabatan atau gaji bulanan mentereng, rasa percaya diri itu tumbuh. Tugas yang terselesaikan satu per satu membuktikan dirinya bisa jadi manajer handal. Dunia luar boleh menyebutnya sarjana nganggur, tapi setiap halaman planner dan to-do list membantah itu dengan lantang.

Ibu Rumah Tangga Biasa Rasa Wanita Kantoran

To-Do List

Di meja kerja, ibu membuka planner mingguan miliknya. Di dalamnya, kegiatan sehari-hari tersusun rapi: Senin untuk belanja bulanan, Rabu mengantar anak untuk les berenang, Jumat malam membuat camilan untuk menyambut weekend bersama keluarga.

Ada juga tugas-tugas kecil yang disisipkan untuk suami—mengambil laundry, mencuci motor, atau memangkas tanaman. Drama karena pekerjaan sehari-hari yang tak kunjung usai pun perlahan mereda. Setiap coretan dalam planner itu menghubungkan anggota satu dengan yang lainnya, membuat semua anggota merasa ikut berperan dalam keluarga.

Baca juga: Pojok Literasi-Resensi The Danish Way Of Parenting: Pola Asuh Anak Berkarakter.

Setiap Minggu sore, ibu duduk bersama suami dan anak-anak di ruang keluarga. Planner terbuka di antara mereka mulai dari menu planner dan activity planner, berdampingan dengan dua cangkir teh. “Ini planner menu makanan dan kegiatan untuk minggu depan. Kalau ada menu atau kegiatan yang ayah nggak bisa beri tahu aku,” kata ibu. Ayah menatap daftar planner itu dan mengangguk menjawab, “aku setuju!” Tak lupa untuk memasukkan catatan itu pada kalender di smartphone-nya.

Hasilnya? Setiap minggu berjalan dengan minim drama. Ibu tak lagi kelelahan sendirian dan suami merasa lebih terlibat.

Namun, menyusun planner bukan tanpa tantangan. Ada kalanya, rasa malas menyelinap, atau rencana tiba-tiba berantakan karena kejadian tak terduga. Sticky note berserakan, daftar tugas memanjang, dan tentu saja isi kepala penuh keruwetan. Ibu menarik napas dalam, memandangi planner dengan ragu ketika harus menyusun ulang setiap kegiatan untuk minggu berikutnya. Tapi satu ingatan membangkitkannya kembali: senyum anak-anak saat bekal tak pernah terlupa, atau suami yang lebih perhatian karena ia tahu tugas apa yang bisa dibantu.

Ibu menutup weekly planner itu dengan keyakinan baru. Ia sadar, konsistensi tak lahir dari kesempurnaan, tapi dari keberanian untuk mencoba lagi. Mulai dari satu hari, lalu satu minggu. Perlahan, tugas-tugas tersusun dan drama-drama perkara sesederhana ‘mau makan apa’ pun hanya tinggal kenangan. Setiap coretan finished dalam to do list ataupun planner adalah langkah kecil menuju kehidupan anti-drama.

Invitasi dan Diskusi

Pagi itu, sinar matahari menerobos jendela ruang kerja ketika aku menyusun catatan kecil di sebelah cangkir kopi yang asapnya mengepul. Tertulis rapi: “Menu mingguan,” “Anggaran bulanan,” dan “Jadwal kegiatan anak.” Sambil menyeruput kopi, aku menandai aktifitas dan menu makanan yang sudah terlaksana di pintu kulkas. Aku tersenyum puas. Hari ini, semua rencana sudah siap.

Baca juga: Berdamai Dengan Mental Dan Mata Saat Pandemi Bersama Asus Vivobook Ultra 15 Oled.

Sementara anak-anak berada di sekolah, aku berjalan menuju dapur, mengecek to-do list dan menu makan siang dalam weekly planner, layaknya seorang CEO memastikan semua agenda berjalan sesuai jadwal. Sebagai ibu, aku tahu, dapur adalah pusat operasiku, dan setiap ruang di rumah bagaikan departemen yang harus selaras.

Di saat cucian menggunung, tak ada lagi kepanikan terutama di musim hujan seperti sekarang. Aku susun jadwal mencuci dalam weekly planner pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Semua ada waktunya. Termasuk jadwal project menulis yang sudah kubagi dalam bagian-bagian kecil, sehingga meminimalisir stress karena tidak adanya waktu untuk mengurus diri sendiri.

Dengan weekly planner dan to-do list di tangan, sekali lagi aku membuktikan bahwa manajemen yang baik bisa membuat rumah minim drama. Bukan sekadar jadi ibu dengan cap sok sibuk, tapi memang sibuk mengurus perencanaan rumah dengan matang.

Bagiku siapapun berhak mengatakan ibu sarjana nganggur, tapi tidak ada yang bisa memungkiri bahwa ibu adalah sarjana kehidupan tanpa gelar.

Dinda Pranata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Fanny_dcatqueen

Baca planner yg dibuat aku salut loh 👍. Padat isinya. Menu masakan aja beda pagi siang malam 😅. Aku sendiri sejak resign juga masih bikin to do list mba. Ngerasa udah terbiasa aja krn pas kerja memang begitu. Jd saat udh di rumah ya tetep bikin. Ngatur jadwal yg dikerjakan hari itu, jadwal gym, termasuk tugas2 asisten2 ku ngurus rumah. Syukurnya terbantu dengan asisten.

Dengan ada nya to do list, ngerasa ada arah tujuan aja 😅. Kalo ga, kayak ga produktif. Ga berasa ngerjain apa aja di hari itu😅

Cuma aku ga pernah share ke suami sih. Soalnya dia juga pulang pasti malam, jadi udah ngebebasin aku mau bikin jadwal apapun, dia oke aja.

Palingan yg kami diskusiin jadwal cuti dia. Jadi aku bisa bikin schedule traveling bareng suami biar ga bentrok ama kerjaan dia

Keren banget ini mah, ternyata kerjaan ibu rumah tangga serumit ini ya sehingga butuh banget planner kek gini. Mantab mba, aku soale blm bisa tlaten bikin ginian. Pdhl bikin aktivitas jadi lebih rapi & ringan juga.

wah ibu rumah tangga masa kini ini! next kalau aku jadi ibu rumah tangga semoga bisa kayak kakaknya juga ehehehe

Inez Dwijayanti

Keren banget. Jadi ibu tidaklah mudah. Butuh time management yang baik. Planner seperti ini membantu banget untuk seorang ibu disiplin dan memastikan semua pekerjaannya selesai tepat pada waktunya

Tipsnya pas banget buat ibu rumah tangga yang mau lebih terorganisir! Weekly planner ini membantu banget biar waktu lebih efektif.
Makasih kak inspirasinya!

Wah saya gak kepikiran bikin weekly planner kek gini soalnya rutinitas sama aja. Ide bagus nih

Sebagai seorang suami yang ingin membantu istri mengatur kegiatan rumah tangga, artikel ini sangat bermanfaat. 😀 Tips dan saran yang diberikan mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Speechless sebetulnya kalo ngomongin IRT, karena pekerjaannya tidak bisa digaji dinilai dengan uang, pekerjaan apa yang 24 jam, dan mereka mampu yang menciptakan masa depan keluarganya. Bagaimana jadinya jika tidak ada Ibu Profesional yang berperan membentuk karakter anak, sekaligus juga menjadi penjaga anak laki-laki orang.

Bagus ini kak, memang harusnya bikin to do list, soalnya kerjaan rumah itu banyak banget

Saya setuju banget kalau jadwal atau planner itu membantu banget untuk ibu rumah tangga baik yang bekerja atau tidak.

Sosok Ibu memang luar biasa. Dedikasinya mantap dan tulus untuk keluarga. Pas momennya di hari ini daku berkunjug ke artikel ini, Selamat Hari Ibu untuk semua wanita baik yang sudah menjadi Ibu, maupun yang beranjak sebagai calon ibu.

kayaknya saya wajib banget butuh planner begini karena sekarang kerjaan rumah makin banyak, kadang suka bingung mana duluan atau mana yang sudah dan belum, jadi pakai planner bisa lebih rapi dan lebih terarah kayaknya

Profesi ‘ibu’ itu pilihan, tetapi bukan pilihan biasa justru pilihan yang luar biasa, karir tanpa prestasi sertifikat atau lainnya. Namun, justru penghargaan yang diperolehnya nanti ta dapat digantikan rupiah, seperti anak yang sholeh

Ah keren mbak
Memiliki planner seperti ini membantu kiya bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik ya
Nggak akan ada yang terlewat

Serru juga yaa..
Meski jadi ibu rumah tangga, tapi ada weekly planner dan to do list, sehingga ga ada waktu yang terbuang atau gak produktif.

Aku sesantai… dikerjain kalau ada rekuesan.
Karena anak-anak uda pada boarding school, tinggal aku sama suami.

Tapi tetep.. aku kagum karena ada jatah pesen makanan online.
Serasa lebih bisa control keuangan yaa.. daripada bebaskeun.. nantik kalo boncos, mumet sendirii…

FIRSTY UKHTI MOLYNDI

pasti dong. IRT kayaknya kerjaan padet dari subuh sampe malem. jadi mesti digaji juga gak sama pak su? wkwk

salut banget sama ibu rumah tangga yang juga masih usaha ini itu. Sehat-sehat ya, Kak. Semangat.

17 Responses