Home / Brand Partner / Sponsored

Drama Pajak Kosan di Hari Minggu Pagi

Senjahari.com - 05/04/2025

pajak

Penulis : Dinda Pranata

Minggu pagi itu, matahari belum terlalu tinggi. Dimas, cowok 29 tahun yang baru aja resign dari startup-nya, lagi duduk santai di teras kosan sambil ngopi. Usaha barunya sebagai pemilik kos-kosan kecil di daerah Rawamangun lagi lumayan naik daun. Kamar yang dia sewain udah mulai rame. Tapi pagi itu, wajahnya agak kusut. Bukan karena mantan, tapi karena pajak.

Bukan Cerita Mantan, Tapi Dramanya Bikin Geregetan

“Dim, lo kok ngelamun sih?” tanya Rani, sahabatnya dari SMA yang kebetulan lagi mampir.

“Gue lagi mikir pajak kos-kosan, Ran. Katanya sih harus bayar, tapi bingung juga gimana ngitungnya. Gue kan bukan anak akuntansi,” jawab Dimas sambil nunjukin layar laptopnya yang penuh tab browser soal pajak.

Rani ngangguk-ngangguk sok paham. “Serius nih lo baru kepikiran? Emangnya selama ini gak pernah bayar?”

“Ya dulu kan masih tiga kamar, belum rame. Sekarang udah delapan, lima di antaranya udah laku. Jadi gue takut juga DJP ngejar-ngejar.”

Baca juga: Keselamatan Kebakaran Berstandar Internasional, Buat Lingkungan Jadi Aman

“Coba deh kita cari tahu bareng. Lagian penting juga ini buat lo yang udah mulai serius bisnis properti kecil-kecilan.”

Dimas langsung buka satu artikel yang kelihatan legit dan nggak terlalu banyak iklan pop-up. Isinya jelas dan nggak ribet.

“Oke, jadi menurut PP No. 23 Tahun 2018, kalau omset kosan kita di bawah 4,8 miliar setahun, kita kena PPh Final 0,5 persen. Gampangnya sih tinggal ngitung dari penghasilan kotornya,” ujar Dimas sambil nunjukin poin penting.

“Jadi misalnya bulan ini lo dapet 5 juta, karena cuma lima kamar yang kepake, berarti lo bayar pajaknya 0,5% dari 5 juta kan?” Rani mencoba memastikan.

“Yap. Jadi 25 ribu aja sebulan. Kecil sih, tapi kalo gak lo bayar kan bisa numpuk dendanya. Dan katanya paling telat bayar tanggal 15 bulan berikutnya.”

Baca juga: 5 Manfaat dan Tujuan Transaksi Digital di Era Pembayaran Modern

Mereka langsung mulai nyusun pembukuan sederhana. Cuma Excel doang. Tapi cukup buat nge-track berapa kamar yang laku, berapa duit yang masuk, dan berapa yang harus disetorkan ke negara.

Tanpa Drama, Pajak Kos-Kosan Lancar. Bisa Dong!

laporan pajak

“Ada yang bilang juga nih, kalau lo udah punya NPWP dan usaha kos-kosan lo ini jadi usaha tetap, lo bisa daftar PKP, terus lapor SPT Tahunan. Tapi karena masih kecil, lo bisa cukup pake sistem final ini dulu,” lanjut Dimas.

“Gue salut sih lo mulai mikir begini. Banyak yang punya kosan tapi pura-pura gak tau kewajiban pajak,” Rani mengomentari.

“Gue juga awalnya gak peduli. Tapi makin ke sini, makin ngerti pentingnya tertib pajak. Biar gak ribet ke depannya. Lagian, kalo bisnis kita berkembang, pasti petugas pajak bakal melirik nih. Mendingan rapi dari awal.”

Mereka berdua lanjut ngobrolin hal-hal teknis lain. Termasuk potensi naik kelas jadi wajib pajak badan usaha kalau someday Dimas pengen bikin PT dan punya kosan di beberapa lokasi.

Baca juga: Diper-SIM-pangan antara Hidup dan Mati! Harus Bagaimana?

“Oh iya, Ran. Di artikel ini juga dijelasin, kalau misalnya gue sewain kosan lengkap sama AC, Wi-Fi, laundry, dan cleaning service, bisa aja kena PPN. Tapi itu kalo udah masuk ke kategori jasa akomodasi kayak hotel atau guest house.”

“Penting juga tuh lo pisahin, mana yang murni kos-kosan, mana yang udah kayak layanan ekstra. Karena itu bisa ngubah pengenaan pajaknya.”

“Iya, makanya gue bikin yang basic dulu. Kamar kosong, ada kipas, kamar mandi luar. Sisanya biar penghuni sendiri yang atur.”

Hari makin siang, tapi diskusi mereka soal pajak makin seru. Bahkan Rani sempat nyeletuk, “Eh, Dim. Kalo kosan ini makin rame, jangan lupa ngajak gue bisnis bareng ya. Gue bisa bantu ngurusin laporan pajak bulanan lo.”

Dimas ketawa. “Deal. Tapi lo beneran harus belajar dasar-dasar pajak juga ya. Biar gak ngasal.”

Baca juga: Aki Motor Kendor, Urusan Jadi Molor: Jangan Mau Ya Dek Ya!

Invitasi dan Diskusi

Besoknya, Dimas langsung jalan ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat buat setor pajak pertama dari kos-kosannya. Dengan pede, dia bilang ke petugas, “Saya mau setor PPh Final 0,5 persen dari penghasilan kos-kosan saya, Pak. Ini bukti penghasilannya bulan lalu.”

Petugasnya tersenyum. “Wah, keren nih anak muda. Udah mulai sadar pajak sejak dini. Semoga makin sukses usahanya ya.”

Setelah itu, Dimas rutin setor tiap bulan. Bahkan dia bikin reminder di Google Calendar setiap tanggal 10 biar gak telat bayar.

Beberapa bulan kemudian, semua kamar kosan penuh. Dimas mulai mikir buat ekspansi. Tapi kali ini, dia udah gak panik soal pajak. Dia udah tahu cara ngitung, cara setor, bahkan cara ngatur pembukuannya. Semua dia catat rapi, dan kalo bingung dia tinggal konsultasi ke konsultan pajak Jakarta.

“Akhirnya gue ngerti, ternyata bayar pajak itu bukan cuma kewajiban. Tapi juga bagian dari growth mindset sebagai pebisnis,” kata Dimas ke Rani sambil ngetik laporan bulanan mereka.

Baca juga: PREOWNEDWATCH-ID Lebih Setia dari Mantan Tukang Ghosting

“Good job, bos kosan. Abis ini jangan lupa ngajak kita jalan-jalan ya kalau pajaknya udah lunas semua.”

Dimas cuma senyum. Di balik gelas kopinya yang udah kosong, dia merasa jadi warga negara yang lebih bertanggung jawab. Dan semua itu berawal dari lima kamar kosong yang sekarang udah jadi aset produktif.

Kalau kamu juga punya bisnis kos-kosan kayak Dimas, yuk mulai tertib pajak dari sekarang. Hitung penghasilan kotor kamu, kalikan dengan 0,5 persen, setor paling telat tanggal 15 bulan berikutnya. Simpel kan? Kalau bingung, tinggal tanya ke Provisio Consulting konsultan pajak jakarta yang paham regulasi terbaru dan bisa bantu kamu atur semuanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Keren gaya penjelasannya, jadi mudah ngerti seluk beluk perpajakan. Lanjutkan mba artikel edukatif seperti ini

Phai Yunita S Wijaya

Aku baru nyadar sih kalau kos-kosan itu adalah usaha yang bergerak di bidang jasa, jadi ada pajaknya ya. Selama ini sosialisasi pajak belum menyasar kepada pemilik kos-kosan. Jadi aku yakin sih, informasi ini belum banyak yang tau. Beruntungnya aku baca cerita ini. Mkasih insightnya Kak 🙂

Bisnis apapun harus tertib pajak, termasuk usaha kos kosan. Tentunya harus ngerti besaran pajaknya dengan berkonsultasi dengan orang pajak. Terima kasih infonya

Salut dengan anak muda seperti Dimas yg sadar bayat pajak.
Btw, terima kasih infonya kak, jadi tau cara menghitung pajak kos-kosan.

Impian aku banget pengen punya kos-kosan, wkwkwk. Ternyata kena pajaknya juga ya. Wah aku jadi belajar dulu nih cara hitungan pajaknya, semoga aja tercapai. Ilmu pajaknya udah ada, tinggal kosannya, hihi.

Lisdha www.daily-wife.com

Terima kasih sudah berbagi drama pajak kosan. Menarik..pengetahuan baru bagi saya yang blank soal pajak. Sebagai IRT yg belum punya bisnis, saya nggak pernah bayar pajak semacam ini. Kalau pajak makan di restoran atau nginap di hotel kan bayarnya ke kasir hehe. Sementara pajak suami selaku karyawan udah diurus kantor, saya cuma lihat formnya aja.

Karunia Sylviany Sambas

Soal pelaporan pajak ini alhamdulillah sudah lima tahun terakhir dijalankan. Suka sih dengan prinsip bisnis itu memang harus ‘rapi ‘ sejak awal. Toh, ini juga usaha untuk melancarkan bisnis juga.

Andri Marza Akhda

Gokil sih Dimas! Dari ngopi santai di teras, jadi makin melek pajak. Ini bukti kalo growth mindset itu nggak cuma soal cuan, tapi juga soal tanggung jawab

Wah ternyata kos-kosan ada pajaknya ya, tapi mungkin ada kategori tertentu yang bisa dipajaki, kalau hanya memiliki 4 atau 5 pintu mungkin ngak ya. Tapi kos-kosan apalagi yang letaknya strategis bisa menjadi bisnis yang sangat menguntungkan, selain disewakan juga bisa dijadikan guest house alias tempat menginap.

Oh, jadi seperti itu, ya, teknisnya. Kita sendiri yang bergerak pada awalnya. Namun, kalau ada kendala bisa meminta informasi dari kantor pelayanan pajak terdekat. Terima kasih informasinya, ya, Mbak, semoga kalau nanti saya punya kosan jadi sudah punya gambarannya. :’)

Wah keren nih Dimas, anak muda yang tertib pajak. Btw aku baru tau kalau usah kost-kost juga kena pajak ya kak

Artikel kayak gini yang dibutuhin pemula di bisnis properti. Ternyata gak ribet, asal mau belajar dan tertib.

aku baru tau kos-kosan kena pajak juga :O rispek buat Dimas, sangat taat pajak sebagai pebisnis muda 😀

Wah, baru tahu nih ada pajak kosan. Mesti ditanya lebih lanjut supaya lebih paham ya. Dikali 0,5% penghasilan kotornya dan dibayarkan maksimal di tanggal 15 setiap bulan. Sadar pajak sejak dini itu keren. TFS.

Tukang Jalan Jajan

Ini nih pentingnya melek pajak dari awal usaha. Jangan sampai drama kayak mantan, bikin geregetan! 😂 Buat yang punya kosan, kudu tertib pajak biar bisnis lancar dan berkah. kalau emang kurang paham, kudu sih Konsultasi ke ahlinya biar makin paham!

Wah, ternyata lumayan murah untuk pajak kos-kosan. Apakah bila pendapatan dari kos kurang dari 1 juta perbulan tetap dikenakan pajak?

Sependek pengetahuan sy bisnis apapun wajib lapor pajak sih, ini baru lapor lho belum bayar karena kalau usahanya masih kecil cukup pakai sistem final.

wahhh, makasih Dim, obrolan kalian pencerahan banget bikin growth mindset. Sebenernya mamaku ada kos-kosan dengan 3 kamar, tapi baru keisi satu kamar. Bisa jadi referensi nih kalo someday kosan kami bisa berkembang dan kami udah punya wawasan terkait pembayaran pajak sejak dini.

18 Responses