“Putra, bantu Mama dong!” panggil mama Keke pada anak laki-laki semata wayangnya itu.
“Apaan sih, Ma!” gerutu Putra yang sedang asyik bermain game.
“Katanya mau punya mobil polisi. Sekarang bantu Mama memilah sampah, ya.” pinta Mama Keke pada Putra yang masih berusia enam tahun itu. Kenapa ya mama Keke meminta Putra memilah sampah?
“Manekin Neko” cerita ilustrasi pribadi
Judul di atas sebenarnya cukup tidak menyenangkan kalau dibaca. Tetapi, sebenarnya kita sedang tidak membicarakan sampah masyarakat dengan arti kiasan. Sampah memang menjadi masalah terutama pada masa digital seperti sekarang. Saat teknologi memiliki efek samping berupa sifat konsumtif yang justru menimbulkan masalah lingkungan seperti sampah ini. Bagaimana kita mengajarkan anak-anak untuk peduli lingkungan tapi tetap untung?
Sejak SMP, ketika bapak ibu pensiun, orang tua mulai membuka usaha sebagai pengepul barang daur ulang. Sejak sekolah menengah aku pun sudah terbiasa mengumpulkan dan memisahkan botol kaca, botol plastik, kardus, bahkan tutup botol minuman untuk membantu orang tua. Bekal itu yang kemudian aku bawa sampai berumah tangga. Cara ini yang aku terapkan untuk anakku sejak dini demi mengurangi dari sampah yang kita hasilkan.
Menurut David, dkk dalam Jurnal berjudul Parental Education and Good Child Habits to Encourage Sustainable Littering Behavior menjelaskan bahwa sikap peduli lingkungan bisa berupa pemilahan sampah menurut jenisnya. Efisiensi pemilahan dipengaruhi oleh desain tempat sampah dan rambu atau informasi tentang sampah. Untuk itu melakukan pemilahan sampah bisa dimulai dari lingkup keluarga dengan menyediakan tempat sampah yang mudah dijangkau oleh anak.
Kita bisa menggunakan prinsip 3R (Reduce, Recycle, dan Reuse) untuk mengola sampah. Contohnya kita bisa menggunakan barang yang bisa diisi ulang sebagai proses reduce, kita juga bisa mengumpulkan barang seperti botol plastik sebagai proses recycle, dan memilih menggunakan barang yang dapat berkali-kali dipakai sebagai proses reuse. KIta bisa melakukan kegiatan ini tiap minggu atau bertahap dari mengumpulkan barang recycle terlebih dahulu.
Menjadikan pemilihan sampah sebagai rutinitas bisa menjadi cara yang ampuh membangun kebiasaan. Salah satu yang aku lakukan adalah dengan bertahap mengenalkan kegiatan pengumpulan barang recycle. Mulai mengumpulkan botol plastik bekas teh, air mineral atau susu kotak setiap kali kita menggunakannya. Apa yang bisa kita lakukan selanjutnya?
Setelah mengumpulkan barang-barang recycle, kita bisa menjualnya ke pengepul barang daur ulang. Tak jauh dari rumahku, ada salah satu lokasi pengepulan sampah daur ulang yaitu bank sampah. Apa itu bank sampah? Bank sampah merupakan sebuah tempat penampungan sampah daur ulang anorganik (sampah kering) yang menggunakan metode perbankan. Pihal penyetor bisa menabung atau menerima uang dari setoran sampah anorganik. Namun jika kita tidak berniat menabung, bank sampah pun melayani pihak yang ingin menjual sampah daur ulang.
Aku memutuskan untuk menjadi nasabah dengan menabung uang dari sampah yang terkumpul. Seperti kata pepatah sambil menyelam minum air. Dengan keputusan menjadi nasabah secara tidak langsung, aku mengajarkan anak tentang nilai guna sampah daur ulang sekaligus tentang pentingnya menabung. Jika memutuskan untuk menabung kita akan mendapatkan nomor rekening dari bank sampah tersebut. Cara membuatnya pun mudah:
Sudah bukan rahasia umum keberadaan bank sampah ini membawa manfaat. Mulai dari menciptakan lingkungan yang bersih, menjadi sarana edukasi masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai guna sampah. Selain itu kita sebagai penghasil sampah bisa memperoleh manfaat dari adanya bank sampah ini. Misalkan nasabah bisa memanfaatkan uang tabungannya untuk membayar tagihan listrik, tagihan air, atau pulsa.
Setiap bank sampah di beberapa tempat memiliki jenis tabungan yang berbeda. Nasabah bisa menyesuaikan jenis tabungan sesuai dengan kebutuhan dari individu atau kelompok (jika pengumpulannya berupa badan organisasi atau kolektif). Ada beberapa jenis tabungan:
Tidak semua bank sampah memiliki semua jenis tabungan ini, biasanya hanya satu jenis yaitu tabungan reguler yang bisa dipakai untuk berbagai keperluan individu atau kelompok.
Apa yang kau sebut sampah, bisa jadi adalah berlian bagi orang lain. Begitu pun dengan berlian yang bisa menjadi sampah. Semua tergantung di mana kau meletakkannya.
Dinda Pranata
Source:
katadata.co.id
Herdiansyah, Herdis, et al. “Parental Education and Good Child Habits to Encourage Sustainable Littering Behavior.” Sustainability, no. 15, MDPI AG, Aug. 2021, p. 8645. Crossref, doi:10.3390/su13158645.
View Comments
Pemilahan sampah ini emang penting banget, dan untungnya diimbangi dengan adanya konsep bank sampah kayak gini.
Hihi awalnya pas baca judulnya rada gimana juga pas kata “sampah masyarakat” itu.
Hihihi, gimana ya kan. Tapi memang kalau dipikir-pikir sampah yang dihasilkan dari masyarakat juga bisa dibilang "sampah masyarakat" :D
Wah tabungan bank sampah yaa. Menarik jugaa sekalian ngajarin adek lebih peduli lingkungan 😁
Iya kakak, supaya si kecil bisa menjadi orang yang peduli terhadap lingkungan. :)
di daerah ku belum denger adanya bank sampah nih,
Bank sampah memang masih belum populer kak, jadi beberapa tempat belum tersedia.
Di sekolah saya juga anak-anak ada program nabung sampah. Mereka bisa jadi punya uang jajan di akhir tahun hasil dari sampah yang mereka bawa ke sekolah untuk ditabung.
Semoga semakin banyak generasi muda yang peka dengan kondisi sampah kita yang luar biasa parah jika dibiarkan begitu saja
Mantap kak program sekolahnya, bisa jadi panutan sekolah lainnya.. 🤗
Bagus juga ada bank sampah seperti itu ya. Apakah ada di semua daerah di Indonesia?
Belum semua daerah memiliki program bank sampah, tapi setahu saya beberapa yayasan nirlaba yang peduli lingkungan biasanya punya program sejenis ini.
Sampah yg terlihat tidak bernilai karena dibuang2 ternyata bisa jadi tabungan yang bermanfaat. Intinya, jangan sepelekan sampah karna bisa jadi pundi2 rupiah ya kak.
Bener banget kak.. 🤭
Kud banget di coba nuat menanamkan hal hal baik ke anak sedini mungkin. Terima kasih
Sama-sama kak, semoga bermanfaat kak.. 😊
Keren, jadi seneng deh semakin banyak yang peduli lingkungan kayak gini. Btw saat pemilahan sampah di rumah, wadah untuk memisahkan itu khusus atau gimana mba? Misalnya sampah botol ditaruh apa, trus kalau sampah organik ditaruh di wadah apa?
Kalau saya pakai kresek bekas belanja kak, saya bedakan dari warna, misal warna merah untuk botol bekas air mineral, lalu hitam buat sampah organik, dst. 😊
Setuju bangett sama Quotenya. aww. izin save yaah kak. hehehe.. karena kita juga nggatau yah gimana orang lain memanfaatkannya, jadi baik2 deh yaa manfaatkan sampah
Hahaha.. bener. Kalau dimanfaatinnya bagus sih enggak apa-apa, kalau dimanfaatin enggak bagus itu yang susah. 🤭
Belum pernah nabung di mall sampah tapi serasa pengen jg sih, tertarik aja, tapi sekarang lagi pengen nyoba mall sampah sih kek.y lebih mudah
Mall sampah? Saya malah baru denger mall sampah. Hehehe..🤭